Impor Alkes Bikin Harga Murah, Eh Pengusaha Lokal Malah Minta Disetop
loading...
A
A
A
JAKARTA - Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (Aspaki) meminta kepada pemerintah untuk menghentikan kegiatan impor dan tidak memberikan izin impor baru untuk produk alat kesehatan ( alkes ). Pasalnya, penjual alkes Covid-19 masih banyak bertengger di marketplace dengan memberikan penawaran harga yang jauh di bawah standar, terlebih alkes Covid-19 sudah overload di dalam negeri.
“Impornya harusnya disetop. Namun sampai sekarang belum juga disetop oleh pemerintah sehingga harga masker dan alat pelindung diri (APD) sudah tidak terkendali. Makanya sering kita lihat banyak orang berjualan di online-online kasih harga di bawah standar,” ujar Ketua Umum Aspaki Ade Tarya dalam diskusi di Market Review IDX Channel, Jumat (10/9/2021).
Ia menambahkan, alat-alat untuk memproduksi alkes di dalam negeri sudah mumpuni. Hanya saja tantangannya ada pada kegiatan impor yang masih berlanjut. Menurutnya, produk impor sering kali substandard.
“Kita betul-betul sudah mandiri. Asal jangan diganggu dengan produk impor saja. Bisa dilihat harga masker di marketplace ada yang dihargai Rp19.000. Ini kan jadi merusak pasar dalam negeri,” tegasnya.
Kemudian, Ade menuturkan produk-produk alkes habis pakai juga masih diimpor. Menurutnya, produk sederhana yang mampu diproduksi di dalam negeri bisa dimanfaatkan saat momen pandemi sekarang ini.
Dari kendala-kendala yang masih terjadi itu, langkah ASPAKI yang tengah difokuskan, yaitu mengajak asosiasi distributor untuk beralih pada industri-industri dalam negeri. “Ayo dong teman-teman distributor untuk bisa hijrah ke industri sendiri,” ajaknya.
“Impornya harusnya disetop. Namun sampai sekarang belum juga disetop oleh pemerintah sehingga harga masker dan alat pelindung diri (APD) sudah tidak terkendali. Makanya sering kita lihat banyak orang berjualan di online-online kasih harga di bawah standar,” ujar Ketua Umum Aspaki Ade Tarya dalam diskusi di Market Review IDX Channel, Jumat (10/9/2021).
Ia menambahkan, alat-alat untuk memproduksi alkes di dalam negeri sudah mumpuni. Hanya saja tantangannya ada pada kegiatan impor yang masih berlanjut. Menurutnya, produk impor sering kali substandard.
“Kita betul-betul sudah mandiri. Asal jangan diganggu dengan produk impor saja. Bisa dilihat harga masker di marketplace ada yang dihargai Rp19.000. Ini kan jadi merusak pasar dalam negeri,” tegasnya.
Kemudian, Ade menuturkan produk-produk alkes habis pakai juga masih diimpor. Menurutnya, produk sederhana yang mampu diproduksi di dalam negeri bisa dimanfaatkan saat momen pandemi sekarang ini.
Dari kendala-kendala yang masih terjadi itu, langkah ASPAKI yang tengah difokuskan, yaitu mengajak asosiasi distributor untuk beralih pada industri-industri dalam negeri. “Ayo dong teman-teman distributor untuk bisa hijrah ke industri sendiri,” ajaknya.
(uka)