RI Tuan Rumah G20, Airlangga: Konsumsi Domestik Bisa Naik Rp1,7 Triliun
loading...
A
A
A
Selain itu, membuat G20 lebih adaptif terhadap krisis, dan memperjuangkan kepentingan nasional di forum global, melalui isu-isu terkait Transformasi Digital dan Ekonomi Inklusif.
Pemerintah juga menekankan sinergi dan koordinasi yang kuat antar K/L yang terlibat di 16 Working Groups (WG), dan elemen Non Pemerintah serta Masyarakat Sipil dan Madani yang terlibat di 10 Engagement Groups (EG).
Pelibatan partisipan dari berbagai unsur lapisan masyarakat ini mengindikasikan demokratisasi dalam membahas dan menentukan isu-isu strategis di tatanan global.
Sementara, pelibatan seluruh kelompok kepentingan ini juga mencerminkan langkah inklusif dan keterbukaan Pemerintah untuk merangkul seluruh komponen masyarakat dalam upaya pemulihan ekonomi nasional.
“Upaya ini juga untuk menegaskan kepada dunia internasional bahwa Indonesia siap untuk menjadi lokomotif pemulihan ekonomi global dengan semangat konsensus dan kebersamaan,” pungkas Airlangga.
Tampil menjadiKetua Presidency G20, Indonesia memiliki kesempatan strategis untuk menentukan arah desain kebijakan pemulihan ekonomi global, terutama pada masa pasca pandemi Covid-19 ini.
Guna memastikan kelancaran pelaksanaan Presidency G20, maka segala sesuatunya perlu dipersiapkan. Salah satunya adalah dengan adanya keputusan Presiden dalam pembentukan panitia nasional.
Pasalnya,terdapat 150 pertemuan yang dipersiapkan terkait dengan beberapa side event, yang digelar sepanjang tahun dari 1 Desember hingga 20 November 2022.
“Rangkaian ini antara lain merupakan working groups tingkat Sherpa (perwakilan kepala negara) dan tingkat finance deputies dan tingkat menteri, hingga KTT yang akan dihadiri oleh seluruh kepala negara dan kepala pemerintah,” ujar Airlangga.
Jumlah delegasi dalam rangkaian acara itu, sebesar 500 hingga 5.800 orang per even sepanjang tahun. Pertemuan akan diselenggarakan secara hybrid dengan mempertimbangkan kondisi pengendalian Covid-19 dan juga dilakukan secara fisik sesuai dengan parameter-parameter yang ada.
Pemerintah juga menekankan sinergi dan koordinasi yang kuat antar K/L yang terlibat di 16 Working Groups (WG), dan elemen Non Pemerintah serta Masyarakat Sipil dan Madani yang terlibat di 10 Engagement Groups (EG).
Pelibatan partisipan dari berbagai unsur lapisan masyarakat ini mengindikasikan demokratisasi dalam membahas dan menentukan isu-isu strategis di tatanan global.
Sementara, pelibatan seluruh kelompok kepentingan ini juga mencerminkan langkah inklusif dan keterbukaan Pemerintah untuk merangkul seluruh komponen masyarakat dalam upaya pemulihan ekonomi nasional.
“Upaya ini juga untuk menegaskan kepada dunia internasional bahwa Indonesia siap untuk menjadi lokomotif pemulihan ekonomi global dengan semangat konsensus dan kebersamaan,” pungkas Airlangga.
Tampil menjadiKetua Presidency G20, Indonesia memiliki kesempatan strategis untuk menentukan arah desain kebijakan pemulihan ekonomi global, terutama pada masa pasca pandemi Covid-19 ini.
Guna memastikan kelancaran pelaksanaan Presidency G20, maka segala sesuatunya perlu dipersiapkan. Salah satunya adalah dengan adanya keputusan Presiden dalam pembentukan panitia nasional.
Pasalnya,terdapat 150 pertemuan yang dipersiapkan terkait dengan beberapa side event, yang digelar sepanjang tahun dari 1 Desember hingga 20 November 2022.
“Rangkaian ini antara lain merupakan working groups tingkat Sherpa (perwakilan kepala negara) dan tingkat finance deputies dan tingkat menteri, hingga KTT yang akan dihadiri oleh seluruh kepala negara dan kepala pemerintah,” ujar Airlangga.
Jumlah delegasi dalam rangkaian acara itu, sebesar 500 hingga 5.800 orang per even sepanjang tahun. Pertemuan akan diselenggarakan secara hybrid dengan mempertimbangkan kondisi pengendalian Covid-19 dan juga dilakukan secara fisik sesuai dengan parameter-parameter yang ada.