Erick Thohir Buka-bukaan Soal Alasan Restrukturisasi Pertamina
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir membeberkan, alasan pemegang saham melakukan restrukturisasi PT Pertamina (Persero). Proses tersebut dilakukan melalui penandatanganan sejumlah dokumen legal atau legal end-state sejak awal September 2021 lalu.
Pemegang saham mencatat proses restrukturisasi bertujuan untuk mendorong kinerja operasional enam subholding milik perseroan. Dimana, enam subholding baru itu sudah diresmikan usai penandatanganan legal end-state.
"Kalau kita lihat kemarin restrukturisasi Pertamina tidak lain untuk memastikan para subholding ini fokus, tapi cara operasional lebih efisien dan menghasilkan operasional yang excellent, itu yang kita harapkan," ujar Erick saat sesi wawancara dengan IDX Channel, Rabu (15/9/2021).
Adapun enam subholding Pertamina yang diresmikan pemegang saham adalah Upstream, Refining dan Petrochemical, Commercial and Trading, Gas, Integrated Marine Logistics, dan Power and New Renewable Energy.
Ada berbagai pertimbangan Kementerian BUMN meminta subholding pelat merah itu terus menggenjot kinerjanya. Pada semester 1-2021, kinerja Subholding Upstream (sektor hulu) mencatat laba sebesar USD1 miliar atau 238% dari anggaran 2021.
Efisiensi biaya operasional, 92% dari budget. Di Kalimantan Timur dan Jawa Barat, potensi cadangan minyak dan gas bumi meningkat hingga 204,7 juta barrel.
Untuk kinerja Subholding Refinery and Petrochemical, laba pada semester 1 sebesar USD322 juta dengan profit margin 3,24 kali lebih besar dari budget. Sedangkan, kinerja Subholding Gas, laba di periode yang sama senilai USD185 juta atau 357% dari budget.
Sementara, kinerja Subholding Commercial & Trading, realisasi Pertashop sebanyak 2.547 unit. Pengembangan digitalisasi apps My Pertamina dengan registered user sebanyak 13,7 juta pengguna.
Selanjutnya, kinerja Subholding Power & New Renewable Energy, laba semester 1 sebesar USD56,8 juta atau 150% dari budget. Efisiensi biaya operasional, 87% dari budget.
Kinerja Subholding Shipping, laba semester 1 sebesar USD73,4 juta. Efisiensi biaya operasional, 82% dari anggaran. Vessel utilization sebesar 99,8%, atau meningkat 11% dari anggaran.
"Kalau kita lihat dari hasil hasil jangka pendek yang sudah dilakukan subholding hari ini, Alhamdulillah penemuan daripada daripada gas dan minyak itu kurang lebih ada yang baru 204 juta barrel, ini sesuatu yang luar biasa ketika kita sudah mulai dalam tahap kategori yang mulai impor minyak pada saat ini," ungkapnya.
Pemegang saham mencatat proses restrukturisasi bertujuan untuk mendorong kinerja operasional enam subholding milik perseroan. Dimana, enam subholding baru itu sudah diresmikan usai penandatanganan legal end-state.
"Kalau kita lihat kemarin restrukturisasi Pertamina tidak lain untuk memastikan para subholding ini fokus, tapi cara operasional lebih efisien dan menghasilkan operasional yang excellent, itu yang kita harapkan," ujar Erick saat sesi wawancara dengan IDX Channel, Rabu (15/9/2021).
Adapun enam subholding Pertamina yang diresmikan pemegang saham adalah Upstream, Refining dan Petrochemical, Commercial and Trading, Gas, Integrated Marine Logistics, dan Power and New Renewable Energy.
Ada berbagai pertimbangan Kementerian BUMN meminta subholding pelat merah itu terus menggenjot kinerjanya. Pada semester 1-2021, kinerja Subholding Upstream (sektor hulu) mencatat laba sebesar USD1 miliar atau 238% dari anggaran 2021.
Efisiensi biaya operasional, 92% dari budget. Di Kalimantan Timur dan Jawa Barat, potensi cadangan minyak dan gas bumi meningkat hingga 204,7 juta barrel.
Untuk kinerja Subholding Refinery and Petrochemical, laba pada semester 1 sebesar USD322 juta dengan profit margin 3,24 kali lebih besar dari budget. Sedangkan, kinerja Subholding Gas, laba di periode yang sama senilai USD185 juta atau 357% dari budget.
Sementara, kinerja Subholding Commercial & Trading, realisasi Pertashop sebanyak 2.547 unit. Pengembangan digitalisasi apps My Pertamina dengan registered user sebanyak 13,7 juta pengguna.
Selanjutnya, kinerja Subholding Power & New Renewable Energy, laba semester 1 sebesar USD56,8 juta atau 150% dari budget. Efisiensi biaya operasional, 87% dari budget.
Kinerja Subholding Shipping, laba semester 1 sebesar USD73,4 juta. Efisiensi biaya operasional, 82% dari anggaran. Vessel utilization sebesar 99,8%, atau meningkat 11% dari anggaran.
"Kalau kita lihat dari hasil hasil jangka pendek yang sudah dilakukan subholding hari ini, Alhamdulillah penemuan daripada daripada gas dan minyak itu kurang lebih ada yang baru 204 juta barrel, ini sesuatu yang luar biasa ketika kita sudah mulai dalam tahap kategori yang mulai impor minyak pada saat ini," ungkapnya.
(akr)