Vaksinasi Menjadi Game Changer Pemulihan Ekonomi
loading...
A
A
A
“Intinya tidak boleh lengah. Apapun varian virusnya, kita harus tetap vaksin, sebab vaksin memberikan proteksi dari gejala berat maupun kematian. Kemudian, meskipun sudah divaksin, kita masih bisa terinfeksi virus. Karenanya, harus tetap waspada mencegah penularan,” kata Alexander.
(Baca juga:Milesmotoproject dan Kemenkes Kolaborasi Gelar Vaksinasi Covid-19)
Upaya pengendalian Covid-19, menurutnya, bukan hanya menjadi tugas pemerintah melainkan tanggung jawab setiap pihak. Ia menyebutkan, sebagai upaya perluasan cakupan vaksinasi, misalnya, Posko Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di desa dan kelurahan diharapkan dapat melakukan sistem “jemput bola” mendatangi dan memberikan kemudahan akses bagi kelompok khusus.
“Vaksinasi bukan hanya hak mereka yang sehat sensorik dan motorik. Justru harus menjangkau kelompok rentan, misalnya para lansia yang memiliki angka mortalitas tinggi,” ujarnya.
Menurutnya, setiap daerah sebaiknya memiliki strategi, mekanisme dan pendekatan berbeda dalam rangka akselerasi vaksin, tergantung kondisi alam, juga karakteristik dan pola hidup warga. Karena itu, pelaksanaan vaksinasi di daerah sangat membutuhkan kerja sama dari pemimpin daerah juga keterlibatan operasional dari Dinas Kesehatan setempat.
(Baca juga:Hadir di Daerah Terpencil, Sentra Vaksinasi MNC Peduli Sasar Warga Nanggung Bogor)
Terkait manfaat vaksinasi, saat yang sama, Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Vaksinolog dr. Dirga Sakti Rambe menambahkan, bahwa vaksin juga memiliki andil dalam menekan angka penularan. “Orang yang sudah divaksin, replikasi virus di dalam tubuhnya lebih sedikit. Karena itu, kemampuannya dalam menularkan virus akan lebih rendah,” jelas Dirga.
Dokter yang aktif mengajak masyarakat melakukan vaksinasi ini mengatakan, masyarakat tidak perlu tergesa-gesa mengejar vaksin booster, karena memperluas dan memperbanyak cakupan vaksin lebih penting daripada kekebalan yang terpusat pada satu orang. “Yang mengendalikan pandemi adalah kekebalan komunitas, bukan individu,” tegasnya.
Andil masyarakat dalam pengendalian pandemi, tidak hanya melalui penerapan protokol kesehatan, vaksinasi, serta partisipasi 3T. Pelaku Vaksinasi Massal Guntur Triyoga menegaskan, setiap orang juga dapat menjadi agen penyebaran informasi yang benar tentang Covid-19, dengan memanfaatkan kreativitas dan kelebihan masing-masing.
Kendati semakin banyak masyarakat yang berpikiran terbuka, edukasi tentang vaksin Covid-19 harus terus digencarkan secara masif. “Kita melakukan pendekatan serta memberikan pengertian. Setelah masyarakat mau divaksin dan paham, mereka akan mengajak orang-orang di sekitarnya untuk ikut divaksin. Efek domino ini yang kita harapkan,” ujar Guntur.
(Baca juga:Milesmotoproject dan Kemenkes Kolaborasi Gelar Vaksinasi Covid-19)
Upaya pengendalian Covid-19, menurutnya, bukan hanya menjadi tugas pemerintah melainkan tanggung jawab setiap pihak. Ia menyebutkan, sebagai upaya perluasan cakupan vaksinasi, misalnya, Posko Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di desa dan kelurahan diharapkan dapat melakukan sistem “jemput bola” mendatangi dan memberikan kemudahan akses bagi kelompok khusus.
“Vaksinasi bukan hanya hak mereka yang sehat sensorik dan motorik. Justru harus menjangkau kelompok rentan, misalnya para lansia yang memiliki angka mortalitas tinggi,” ujarnya.
Menurutnya, setiap daerah sebaiknya memiliki strategi, mekanisme dan pendekatan berbeda dalam rangka akselerasi vaksin, tergantung kondisi alam, juga karakteristik dan pola hidup warga. Karena itu, pelaksanaan vaksinasi di daerah sangat membutuhkan kerja sama dari pemimpin daerah juga keterlibatan operasional dari Dinas Kesehatan setempat.
(Baca juga:Hadir di Daerah Terpencil, Sentra Vaksinasi MNC Peduli Sasar Warga Nanggung Bogor)
Terkait manfaat vaksinasi, saat yang sama, Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Vaksinolog dr. Dirga Sakti Rambe menambahkan, bahwa vaksin juga memiliki andil dalam menekan angka penularan. “Orang yang sudah divaksin, replikasi virus di dalam tubuhnya lebih sedikit. Karena itu, kemampuannya dalam menularkan virus akan lebih rendah,” jelas Dirga.
Dokter yang aktif mengajak masyarakat melakukan vaksinasi ini mengatakan, masyarakat tidak perlu tergesa-gesa mengejar vaksin booster, karena memperluas dan memperbanyak cakupan vaksin lebih penting daripada kekebalan yang terpusat pada satu orang. “Yang mengendalikan pandemi adalah kekebalan komunitas, bukan individu,” tegasnya.
Andil masyarakat dalam pengendalian pandemi, tidak hanya melalui penerapan protokol kesehatan, vaksinasi, serta partisipasi 3T. Pelaku Vaksinasi Massal Guntur Triyoga menegaskan, setiap orang juga dapat menjadi agen penyebaran informasi yang benar tentang Covid-19, dengan memanfaatkan kreativitas dan kelebihan masing-masing.
Kendati semakin banyak masyarakat yang berpikiran terbuka, edukasi tentang vaksin Covid-19 harus terus digencarkan secara masif. “Kita melakukan pendekatan serta memberikan pengertian. Setelah masyarakat mau divaksin dan paham, mereka akan mengajak orang-orang di sekitarnya untuk ikut divaksin. Efek domino ini yang kita harapkan,” ujar Guntur.