Terungkap! 12.500 Desa di Indonesia Belum Dapat Akses Internet 4G

Sabtu, 18 September 2021 - 20:24 WIB
loading...
Terungkap! 12.500 Desa di Indonesia Belum Dapat Akses Internet 4G
Seorang mahasiswa jurusan manajemen UMM Teara Noviani mengerjakan Ujian Tengah Semester secara daring di pinggir jalan kawasan pegunungan Menoreh di Desa Kenalan, Borobudur, Magelang, Jateng Senin (20/7/2020). FOTO/ANTARA/Anis Efizudin
A A A
JAKARTA - Pemerintah menargetkan percepatan pembangunan infrastruktur digital di seluruh desa selesai 2022. Target tersebut lebih cepat dari sebelumnya diproyeksikan rampung pada 2032 karena faktor pandemi Covid-19.

Berdasarkan laporan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) ada sebanyak 12.500 desa di Indonesia belum mendapatkan akses jaringan internet generasi keempat alias 4G. percepatan pembangunan akses internet di wilayah blank spot tersebut mengandalkan dana campuran atau blended financing untuk membangun.

"Percepatan perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital dan penyediaan layanan internet penting dilakukan. Ada 12.500 desa atau kelurahan untuk dilakukan percepatan serta di titik-titik layanan publik," ujar Kepala Biro Humas Kominfo Ferdinandus Setu saat diskusi Aptika Kominfo, Sabtu (18/9/2021).



Menurut dia percepatan dilakukan pandemi Covid-19 memaksa masyarakat di banyak negara untuk membatasi aktivitas di luar rumah. Alhasil, internet menjadi semakin dibutuhkan.
Kominfo pun menyiapkan strategi dari hulu ke hilir untuk mempercepat ketersediaan akses internet seperti menyusun transformasi digital juga dibuat untuk mendukung sektor-sektor strategis baik di sektor pemerintahan, layanan publik, bantuan sosial, pendidikan, kesehatan, perdagangan, industri, maupun penyiaran.

Tidak hanya itu, Kominfo juga melakukan percepatan integrasi Pusat Data Nasional, menyiapkan kebijakan serta regulasi terkait aktivitas digital, skema-skema pendanaan dan pembiayaan transformasi digital secepat- cepatnya dan mempersiapkan kebutuhan SDM talenta digital.

"Milenial kita harapkan mengambil bagian penuh dari seluruh pelaksanaan program bukan hanya sebagai objek tetapi sebagai subjek digital. Bila tranformasi digital terlaksana maka kita semua dapat menggali manfaatnya," kata dia.



Pada kesempatan yang sama, Anggota Komisi 1 DPR Taufiq R Abdullah mengatakan problem luar biasa di masyarakat saat ini adanya gap generasi sehingga terjadi perbedaan cara pandang antar generasi di era digital. Diantaranya jumlah penduduk 53,8 persen masuk dalam kategori milenial dan generasi Z. "Generasi milenial termasuk generasi kreatif. Salah satu bukti ialah tumbuhnya industri start up dan industri kreatif lain," kata dia.

Dia mengatakan, generasi milenial juga aktif berselancar di sosial media dan internet. Generasi milenial sangat fasih menggunakan Facebook, Twitter, Instagram, platform ecommerce maupun sosial media lain. Sebab itu, edukasi juga perlu menjadi perhatian pemerintah. "Soalnya sosial media dan internet sudah menjadi kebutuhan hidup sehari-hari," kata dia.
(nng)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3868 seconds (0.1#10.140)