Capai Target Bebas Karbon 2060, ESDM Susun Roadmap Transisi Energi

Kamis, 07 Oktober 2021 - 18:17 WIB
loading...
Capai Target Bebas Karbon 2060, ESDM Susun Roadmap Transisi Energi
Roadmap baru transisi energi tidak ada penambahan pembangunan PLTU. FOTO/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menyiapkan peta jalan transisi energi menuju karbon netral di tahun 2021-2060 dengan beberapa strategi.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, strategi yang pertama adalah tidak ada tambahan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) baru kecuali yang telah berkontrak maupun sudah dalam tahap konstruksi.

Kedua, mengistirahatkan pembangkit listrik tenaga fosil secara bertahap sesuai dengan umur pembangkit atau bahkan bisa lebih cepat dengan mekanisme yang mendukung. Ketiga, mengoptimalkan pemanfaatan energy storage seperti pump storage, battery energy storage system (BESS), dan hydrogen fuel cell mulai masif setelah 2035.



Keempat, penggunaan energi nuklir yang akan direncanakan tahun 2045 dengan kapasitas mencapai 35 GW. Kelima, meningkatkan keandalan jaringan dengan membangun konektivitas dalam maupun antar pulau serta mengembangkan implementasi smart grid.

"Keenam, penerapan substitusi penggunaan energi melalui intensifikasi kompor listrik dan pengembangan jaringan gas rumah tangga. Selain itu kita juga mendorong penggunaan kendaraan listrik serta penyediaan transportasi umum ramah lingkungan yang lebih masif," ujarnya dalam webinar, Kamis (7/10/2021).

Adapun dalam rangka substitusi pembangkit fosil serta peningkatan kebutuhan listrik maka penambahan pembangkit listrik mulai dari 2030 seluruhnya berasal dari pembangkit energi baru terbarukan (EBT).



Arifin melanjutkan, dalam proses pelaksanaan program pembangunan EBT, masih terdapat beberapa tantangan yang harus dihadapi, antara lain dukungan pendanaan yang sangat besar. Selain itu, perlu ada teknologi penyimpanan daya yang andal, kemampuan sistem jaringan untuk menyerap listrik dari pembangkit EBT yang masih terbatas, dan ketersediaan teknologi yang masih bergantung pada impor.

"Tentu yang paling penting sumber daya manusia yang memiliki kompetensi yang tinggi. Untuk itu, kami mengharapkan para generasi muda dapat memberikan ide-ide baru, inovasi-inovasi baru dalam pengembangan EBT, serta membantu mengampanyekan penggunaan energi bersih, serta ikut memanfaatkan dan menggunakan energi bersih secara konsisten," tandasnya.
(nng)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1972 seconds (0.1#10.140)