Gara-gara Krisis Energi, Eropa Disebut Telah Jadi 'Sandera' Rusia
loading...
A
A
A
LONDON - Eropa dinilai telah menjadi "sandera" Rusia gara-gara krisis energi yang dialami kawasan tersebut. Tudingan itu muncul setelah Rusia datang menawarkan penyelamatan Eropa dari krisis energi dengan menawarkan untuk meningkatkan pasokan gas ke kawasan itu di tengah melonjaknya harga.
Menurut para ahli, dengan langkah itu satu hal menjadi sangat jelas: Eropa sekarang sebagian besar berada di bawah belas kasihan Rusia dalam hal energi, seperti yang telah diperingatkan AS sebelumnya.
Kontrak gas alam mencapai level tertinggi baru di Eropa minggu ini - dan harga patokan regional naik hampir 500% sepanjang tahun ini - dengan meningkatnya permintaan dan tekanan pasokan di sektor energi akibat cuaca yang lebih dingin di Benua Biru tersebut.
Harga gas bergerak naik-turun pada hari Rabu (6/10), mencapai level tertinggi baru sebelum turun kembali setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menawarkan peningkatan pasokan gas Rusia ke Eropa.
Analis pasar mengatakan langkah itu menunjukkan bahwa Eropa semakin rentan terhadap Rusia, yang sedang menunggu Jerman untuk mengesahkan proyek pipa gas Nord Stream 2 yang kontroversial yang akan membawa lebih banyak gas Rusia ke Eropa melalui Laut Baltik.
Pipa senilai USD11 miliar itu kini telah diselesaikan, meski sangat mengganggu AS yang telah lama menentang proyek tersebut. AS selama bertahun-tahun selama pembangunannya memperingatkan bahwa hal itu membahayakan keamanan energi Eropa dan bahwa Rusia dapat berupaya menggunakan pasokan energi untuk memperoleh pengaruh atas wilayah tersebut.
Pemerintahan Obama dan Trump menggembleng opini bipartisan terhadap jalur pipa tersebut dan Presiden Joe Biden juga mengumumkan sanksi terhadap perusahaan yang terlibat dalam proyek tersebut. Akan tetapi sanksi tersebut dihapuskan pada bulan Mei dalam apa yang dilihat sebagai upaya AS untuk membangun kembali hubungan dengan Jerman.
"Eropa sekarang telah membiarkan Rusia menjadi sandera atas pasokan energi," kata Timothy Ash, ahli strategi senior kedaulatan pasar negara berkembang di Bluebay Asset Management, seperti dilansir CNBC, Jumat (8/10/2021). Dia menyebut situasi ini sungguh "tidak dapat dipercaya."
Dia menyebut sangat-sangat jelas bahwa Rusia menguasai Eropa (Uni Eropa dan Inggris) dalam hambatan energi. Eropa dan Inggris menurutnya terlalu lemah untuk berbuat sesuatu tentang itu. Ash menyebutnya sebagai bentuk "pemerasan energi."
Menurut para ahli, dengan langkah itu satu hal menjadi sangat jelas: Eropa sekarang sebagian besar berada di bawah belas kasihan Rusia dalam hal energi, seperti yang telah diperingatkan AS sebelumnya.
Kontrak gas alam mencapai level tertinggi baru di Eropa minggu ini - dan harga patokan regional naik hampir 500% sepanjang tahun ini - dengan meningkatnya permintaan dan tekanan pasokan di sektor energi akibat cuaca yang lebih dingin di Benua Biru tersebut.
Harga gas bergerak naik-turun pada hari Rabu (6/10), mencapai level tertinggi baru sebelum turun kembali setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menawarkan peningkatan pasokan gas Rusia ke Eropa.
Analis pasar mengatakan langkah itu menunjukkan bahwa Eropa semakin rentan terhadap Rusia, yang sedang menunggu Jerman untuk mengesahkan proyek pipa gas Nord Stream 2 yang kontroversial yang akan membawa lebih banyak gas Rusia ke Eropa melalui Laut Baltik.
Pipa senilai USD11 miliar itu kini telah diselesaikan, meski sangat mengganggu AS yang telah lama menentang proyek tersebut. AS selama bertahun-tahun selama pembangunannya memperingatkan bahwa hal itu membahayakan keamanan energi Eropa dan bahwa Rusia dapat berupaya menggunakan pasokan energi untuk memperoleh pengaruh atas wilayah tersebut.
Pemerintahan Obama dan Trump menggembleng opini bipartisan terhadap jalur pipa tersebut dan Presiden Joe Biden juga mengumumkan sanksi terhadap perusahaan yang terlibat dalam proyek tersebut. Akan tetapi sanksi tersebut dihapuskan pada bulan Mei dalam apa yang dilihat sebagai upaya AS untuk membangun kembali hubungan dengan Jerman.
"Eropa sekarang telah membiarkan Rusia menjadi sandera atas pasokan energi," kata Timothy Ash, ahli strategi senior kedaulatan pasar negara berkembang di Bluebay Asset Management, seperti dilansir CNBC, Jumat (8/10/2021). Dia menyebut situasi ini sungguh "tidak dapat dipercaya."
Dia menyebut sangat-sangat jelas bahwa Rusia menguasai Eropa (Uni Eropa dan Inggris) dalam hambatan energi. Eropa dan Inggris menurutnya terlalu lemah untuk berbuat sesuatu tentang itu. Ash menyebutnya sebagai bentuk "pemerasan energi."