Kerek Pendapatan Usaha Tani, Stafsus Erick Thohir Ajak Petani Ikut Program Makmur
loading...
A
A
A
"Makanya ini kita ingin tingkatkan, yang sudah ikut program Makmur Alhamdulillah nampak 1 pohon itu 3 tongkol, sebelumnya ada yang tidak berbuah dan menjadi malas tanam. Setelah ikut program bisa 2 tongkol sudah berhasil," kata Yusra.
Melihat peningkatan produktivitas tersebut, Yusra dan timnya akan terus memperluas pelaksanaan program Makmur di wilayah Sumatera Barat.
"Saya melihat antusias warga di sini untuk budidaya jagung luar biasa, sekarang sudah berduyun-duyun warga yan daftar program Makmur. Potensinya 6.600 hektar di Tigo Nagari. Produktivitas mereka selama ini 6 ton per hektar, itu maksimum," tambahnya.
Yusra juga mengapresiasi kinerja tenaga ahli pengawasan program Makmur Pupuk Iskandar Muda di Kecamatan Tigo Nagari, yaitu Roy Amanda. Putra asli Desa Melampah ini berhasil membuat petani jagung ikut program Makmur. Sarjana Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Andalas ini mendampingi para petani dari awal tanam hingga panen.
Sementara itu, salah satu petani jagung sekaligus Ketua Kelompok Tani Maju Bersama Syariah, Satria mengatakan bahwa produktivitas jagung yang ditanamnya mengalami peningkatan dari 6 ton per hektar menjadi sekitar 9 ton per hektar setelah bergabung pada program Makmur.
"Kami saya bersyukur atas program pemerintah, berupa program Makmur. Sebelumnya kami bergabung hasil kami jauh di bawah standar, setelah kami mengikuti program Makmur kami telah panen dua kali dan panen kami meningkat per hektar 9 ton sampai 10 ton," urainya.
Pupuk Indonesia menugaskan Pupuk Iskandar Muda menjadi project leader program Makmur di Provinsi Sumatera Barat. Program ini telah diimplementasikan di atas lahan seluas 90 hektar yang tersebar ke beberapa wilayah di Sumatera Barat. Petani yang tergabung berjumlah 178 orang.
Saat ini program Makmur kembali dilaksanakan di lahan seluas 20 hektar di Desa Malampah dengan komoditas yang ditanam adalah jagung. Adapun, rincian luas lahan program Makmur tersebar di desa Malampah, Kecamatan Tigo Nagari seluas 22 hektar. Desa Kota Baru, Kecamatan Kubung seluas 36 hektar, komoditasnya padi.
Selanjutnya di desa Koto Hilie, Kecamatan Batang Kapas seluas 20 hektar. Terakhir di desa Ranah Batahan, Kecamatan Sidomulyo yaitu seluas 12 hektar. Komoditas di dua desa ini adalah padi.
Melihat peningkatan produktivitas tersebut, Yusra dan timnya akan terus memperluas pelaksanaan program Makmur di wilayah Sumatera Barat.
"Saya melihat antusias warga di sini untuk budidaya jagung luar biasa, sekarang sudah berduyun-duyun warga yan daftar program Makmur. Potensinya 6.600 hektar di Tigo Nagari. Produktivitas mereka selama ini 6 ton per hektar, itu maksimum," tambahnya.
Yusra juga mengapresiasi kinerja tenaga ahli pengawasan program Makmur Pupuk Iskandar Muda di Kecamatan Tigo Nagari, yaitu Roy Amanda. Putra asli Desa Melampah ini berhasil membuat petani jagung ikut program Makmur. Sarjana Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Andalas ini mendampingi para petani dari awal tanam hingga panen.
Sementara itu, salah satu petani jagung sekaligus Ketua Kelompok Tani Maju Bersama Syariah, Satria mengatakan bahwa produktivitas jagung yang ditanamnya mengalami peningkatan dari 6 ton per hektar menjadi sekitar 9 ton per hektar setelah bergabung pada program Makmur.
"Kami saya bersyukur atas program pemerintah, berupa program Makmur. Sebelumnya kami bergabung hasil kami jauh di bawah standar, setelah kami mengikuti program Makmur kami telah panen dua kali dan panen kami meningkat per hektar 9 ton sampai 10 ton," urainya.
Pupuk Indonesia menugaskan Pupuk Iskandar Muda menjadi project leader program Makmur di Provinsi Sumatera Barat. Program ini telah diimplementasikan di atas lahan seluas 90 hektar yang tersebar ke beberapa wilayah di Sumatera Barat. Petani yang tergabung berjumlah 178 orang.
Saat ini program Makmur kembali dilaksanakan di lahan seluas 20 hektar di Desa Malampah dengan komoditas yang ditanam adalah jagung. Adapun, rincian luas lahan program Makmur tersebar di desa Malampah, Kecamatan Tigo Nagari seluas 22 hektar. Desa Kota Baru, Kecamatan Kubung seluas 36 hektar, komoditasnya padi.
Selanjutnya di desa Koto Hilie, Kecamatan Batang Kapas seluas 20 hektar. Terakhir di desa Ranah Batahan, Kecamatan Sidomulyo yaitu seluas 12 hektar. Komoditas di dua desa ini adalah padi.