Budidaya Belatung yang Bawa Untung, Bisa Raup Rp8 Juta per Hari

Minggu, 10 Oktober 2021 - 02:31 WIB
loading...
Budidaya Belatung yang Bawa Untung, Bisa Raup Rp8 Juta per Hari
Usaha budidaya maggot juga mampu menghasilkan pundi-pundi uang yang cukup besar. Foto/Dok MPI/Faisal Rahman
A A A
JAKARTA - Budidaya maggot atau belatung bagi kebanyakan orang mungkin terkesan geli dan menjijikan. Tapi jangan salah, usaha budidaya maggot juga mampu menghasilkan pundi-pundi uang yang cukup besar.

Seperti pengalaman Akbar, pemilik usaha Maggot Putra Tangerang yang mampu menghasilkan maggot berton-ton dan untung jutaan rupiah dalam sehari. Walaupun tidak punya keahlian dan latar belakang pembudidaya, Akbar mampu mengembangkan usahanya dari melihat peluang di masa pandemi Covid-19. Selain itu, industri ini dapat membantu mengurangi jumlah limbah sampah pasar dan rumahan. Terlebih, usaha ini juga mudah dilakukan di rumah secara mandiri.



Sebelum merintis usaha maggot, pria berusia 31 tahun ini bercerita bahwa dirinya memiliki usaha event organizer (EO) dan percetakan. Namun, karena adanya pandemi yang menyebabkan kebiasaan orang berubah, ditambah pembatasan mobilitas, Akbar pun banting setir beralih profesi.

“Selama enam bulan ini saya coba riset, salah satunya adalah ekonomi pangan dan ekonomi kesehatan. Nah, ekonomi pangan ini salah satunya adalah budidaya maggot karena maggot itu adalah pakan ternak,” katanya seperti dikutip dalam kanal youtube Asumsi, Sabtu (9/10/2021).

Dia menjelaskan, maggot ini beda dengan belatung pada umumnya. Maggot yang dia produksi adalah berasal dari lalat Black Soldier Fly (BSF) yang tidak mengandung penyakit sehingga cocok untuk dijadikan pakan ternak.

Lebih lanjut, Akbar memaparkan bahwa dalam kembangbiak maggot, lalat BSF memiliki siklus sendiri yang mau tidak mau saatnya larva lalat sudah menjadi larva dewasa harus segera dipanen agar tidak menjadi lalat lagi.

“Lalat ini punya siklus sendiri, yang mau tidak mau, di hari itu, ketika siklus ini lewat, ya akan lewat gitu aja. Dalam artiannya ketika maggot umur 15 hari sampai 18 hari tuh udah oke menjadi sumber protein. Tapi ketika sudah lewat 20 hari, itu akan menjadi pre-pupa yang akhirnya nanti akan menjadi lalat,” terangnya.

Lihat juga foto: Melihat Rumah Budidaya Ulat Maggot di Kelurahan Kuningan Barat

Dalam memperluas jaringan pasar, dia mencoba untuk melakukan promosi melalui media sosial seperti Facebook, Instagram, dan Youtube. Dari promosi tersebut, banyak orang semakin mengenal dan akhirnya menambah pesanan.

“Kita coba main di medsos, terus di Youtube juga, ada liputan segala macam, akhirnya semakin banyak pesanan. Ngaruh banget memang penggunaan media sosial,” tukasnya.

Menurut dia, pada saat awal membuka bisnis maggot hanya menghasilkan 500-600 kg per hari. Namun kini, usaha yang dirintisnya sudah mampu menghasilkan 1,2 ton per hari dengan lahan 1 hektar.

Adapun harga yang ditawarkan untuk 1 kilogram maggot adalah Rp7.000. Maka, jika dalam sehari dia mampu menjual 1,2 ton, penghasilan yang didapat bisa mencapai Rp8,4 juta per hari.

“Dulu waktu awal-awal cuma 500-600 kg. Sekarang sudah 1,2 ton sehari. Kalau skala industri, kita per hari, tinggal di hitung saja. Kalau kemarin itu 500-600 kg per hari dengan harga rata-rata Rp6.000-7.000, jadi tinggal dikalikan saja,” tukasnya.
(ind)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1988 seconds (0.1#10.140)