Pendapatan Freeport Naik 100 Persen, Erick Thohir Dapat Pujian
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kinerja moncer PT Freeport Indonesia seiring dengan lonjakan pendapatan yang naik hingga 100% dinilai tidak terlepas dari arahan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir . Raihan Freeport ini setelah pemerintah mengakuisi 51% saham melalui perusahaan BUMN PT Inalum atau yang sekarang menjadi MIND ID.
“Dengan kehadiran pemerintah dalam hal ini MIND ID di dalam kepemilikan Freeport Indonesia bisa memberikan kontribusi yang positif dan saya kira ini sebuah capaian yang bagus, saya kira patut kita apresiasi,” kata Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan di Jakarta, Rabu (14/10/2021).
Mamit menjelaskan sebelum diakuisisi, bagi hasil Freeport kepada negara jumlahnya sedikit. Namun dengan jumlah kepemilikan saham mencapai 51% pemerintah punya hak untuk mengontrol tata kelola, kinerja dan pengawasan terhadap PT Freeport.
“Bagaimanapun dengan kepemilikan saham yang saat ini cukup tinggi (51%) kita harusnya mempunyai suara dalam menentukan tata kelola dan kinerja PT Freeport di Indonesia, dengan demikian fungsi pengawasan terhadap Freeport ini berjalan dengan baik,” ungkapnya.
Mamit juga mendukung langkah Freeport membangun Smelter yang baru saja dilakukan peletakan batu pertama atau groundbreaking oleh Presiden Joko Widodo di Kawasan Ekonomi Khusus Gresik, Jawa Timur. Smelter itu nantinya berfungsi tempat pemurnian tembaga yang menghasilkan katoda tembaga, juga pemurnian logam yang menghasilkan emas, perak dan logam berharga lainnya.
“Ini sebenarnya PR (Pekerjaan Rumah) yang dari kapan tahu bahwa janji-janji Freeport untuk membangun smelter inikan tidak pernah terealisasi, baru kali ini akan dibangun,” jelasnya.
Ia menegaskan, dengan dibangunnya smelter akan memperkuat program hilirisasi industri yang bisa menciptakan nilai tambah bagi produk tambang dalam negeri. “Sudah cukuplah kita menjual bumi kita secara mentah-mentah, saatnya kita melakukan hilirisasi karena ini jelas pasti memberikan nilai tambah terhadap produk yang dihasilkan,” ucapnya.
Mamit berharap, smelter yang dibangun PT Freeport dapat berjalan sesuai target waktu yang ditetapkan, melihat potensi pendapatan negara yang jauh lebih besar jika smelter sudah beroperasi. Apalagi dengan pembangunan tersebut dapat menyerap tenaga kerja mencapai 40.000 pekerja.
“Multiplier effect, program pembangunan harapannya bisa terus dilakukan, bisa dijalankan sesuai dengan target waktu yang ditetapkan, melihat potensi pendapatan untuk negara juga jauh lebih besar,” pungkasnya.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, laba bersih PT Freeport Indonesia (PTFI) tahun ini diproyeksikan akan mengalami peningkatan pendapatan. Dia mengatakan, setelah pemerintah Indonesia melalui BUMN MIND ID mengambil 51% saham PT Freeport Indonesia pada 2018 lalu, kinerja dan transformasi di PT Freeport Indonesia terus berlangsung dan kian membaik.
“Seperti yang kita saksikan bahwa pada saat ini pertumbuhan pendapatan Freeport dibandingkan tahun kemarin meningkat hampir 100%, yang tahun kemarin Rp 50 triliun dan tahun ini Desember ini nanti rencananya Rp105 triliun,” kata Erick Thohir.
Inovasi dan transformasi di Freeport berdampak positif pada pertumbuhan pendapatan perusahaan. Tak tanggung-tanggung, Erick menyebut adanya kenaikan pendapatan Freeport yang begitu drastis.
“Seperti yang kita saksikan bahwa saat ini pertumbuhan pendapatan Freeport meningkat 100 persen. Tahun lalu Rp 50 triliun, sekarang sampai Desember nanti Rp105 triliun,” jelasnya.
Pendapatan PT Freeport Indonesia yang naik signifikan tersebut pada akhirnya membuat keuntungan Freeport juga meningkat. “Lalu juga keuntungan bersih tahun lalu Rp 10 triliun, rencananya tahun ini sampai Desember Rp 40 triliun,” ungkapnya.
“Dengan kehadiran pemerintah dalam hal ini MIND ID di dalam kepemilikan Freeport Indonesia bisa memberikan kontribusi yang positif dan saya kira ini sebuah capaian yang bagus, saya kira patut kita apresiasi,” kata Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan di Jakarta, Rabu (14/10/2021).
Mamit menjelaskan sebelum diakuisisi, bagi hasil Freeport kepada negara jumlahnya sedikit. Namun dengan jumlah kepemilikan saham mencapai 51% pemerintah punya hak untuk mengontrol tata kelola, kinerja dan pengawasan terhadap PT Freeport.
“Bagaimanapun dengan kepemilikan saham yang saat ini cukup tinggi (51%) kita harusnya mempunyai suara dalam menentukan tata kelola dan kinerja PT Freeport di Indonesia, dengan demikian fungsi pengawasan terhadap Freeport ini berjalan dengan baik,” ungkapnya.
Mamit juga mendukung langkah Freeport membangun Smelter yang baru saja dilakukan peletakan batu pertama atau groundbreaking oleh Presiden Joko Widodo di Kawasan Ekonomi Khusus Gresik, Jawa Timur. Smelter itu nantinya berfungsi tempat pemurnian tembaga yang menghasilkan katoda tembaga, juga pemurnian logam yang menghasilkan emas, perak dan logam berharga lainnya.
“Ini sebenarnya PR (Pekerjaan Rumah) yang dari kapan tahu bahwa janji-janji Freeport untuk membangun smelter inikan tidak pernah terealisasi, baru kali ini akan dibangun,” jelasnya.
Ia menegaskan, dengan dibangunnya smelter akan memperkuat program hilirisasi industri yang bisa menciptakan nilai tambah bagi produk tambang dalam negeri. “Sudah cukuplah kita menjual bumi kita secara mentah-mentah, saatnya kita melakukan hilirisasi karena ini jelas pasti memberikan nilai tambah terhadap produk yang dihasilkan,” ucapnya.
Mamit berharap, smelter yang dibangun PT Freeport dapat berjalan sesuai target waktu yang ditetapkan, melihat potensi pendapatan negara yang jauh lebih besar jika smelter sudah beroperasi. Apalagi dengan pembangunan tersebut dapat menyerap tenaga kerja mencapai 40.000 pekerja.
“Multiplier effect, program pembangunan harapannya bisa terus dilakukan, bisa dijalankan sesuai dengan target waktu yang ditetapkan, melihat potensi pendapatan untuk negara juga jauh lebih besar,” pungkasnya.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, laba bersih PT Freeport Indonesia (PTFI) tahun ini diproyeksikan akan mengalami peningkatan pendapatan. Dia mengatakan, setelah pemerintah Indonesia melalui BUMN MIND ID mengambil 51% saham PT Freeport Indonesia pada 2018 lalu, kinerja dan transformasi di PT Freeport Indonesia terus berlangsung dan kian membaik.
“Seperti yang kita saksikan bahwa pada saat ini pertumbuhan pendapatan Freeport dibandingkan tahun kemarin meningkat hampir 100%, yang tahun kemarin Rp 50 triliun dan tahun ini Desember ini nanti rencananya Rp105 triliun,” kata Erick Thohir.
Inovasi dan transformasi di Freeport berdampak positif pada pertumbuhan pendapatan perusahaan. Tak tanggung-tanggung, Erick menyebut adanya kenaikan pendapatan Freeport yang begitu drastis.
“Seperti yang kita saksikan bahwa saat ini pertumbuhan pendapatan Freeport meningkat 100 persen. Tahun lalu Rp 50 triliun, sekarang sampai Desember nanti Rp105 triliun,” jelasnya.
Pendapatan PT Freeport Indonesia yang naik signifikan tersebut pada akhirnya membuat keuntungan Freeport juga meningkat. “Lalu juga keuntungan bersih tahun lalu Rp 10 triliun, rencananya tahun ini sampai Desember Rp 40 triliun,” ungkapnya.
(akr)