Kolaborasi BI dan BPKH Bedah Dampak Haji, Industri Halal, dan Investasi Syariah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ibadah haji dan umrah merupakan hal yang sangat penting nilainya bagi umat Islam dan membawa potensi ekonomi yang besar. Diperkirakan sekitar USD12 miliar dalam transaksi bisnis muncul setiap tahun karena massa besar peziarah berkumpul di Arab Saudi.
Banyak industri yang telah memetik manfaat dari efek ekonomi ganda dari kegiatan haji dan umrah, seperti industri ritel, real estate, maskapai penerbangan, jasa perjalanan, dan perhotelan.
Isu manfaat haji akan menjadi salah satu topik bahasan dalam Konferensi Haji Internasional yang digelar Badan Pengelola Keuangan Haji ( BPKH ) bekerja sama dengan Bank Indonesia secara daring dan luring. Acara itu sebagai rangkaian ajang Indonesia Shariah Economic Festival (ISEF) 2021 dengan tema “Escalating halal industriesthrough food and fashion markets for economic recovery”.
Konferensi yang akan berlangsung pada 27-28 Oktober 2021 itu selain masalah haji, acara itu juga akan membahas tiga topik strategis, yaitu Islamic Investment Forum pada 27 Oktober 2021. Dilanjutkan pada 28 Oktober 2021 dengan topik Religious Tourism hajj and umrah dan Halal Foods and Services.
Sejumlah tokoh akan hadir menjadi pembicara. Di antaranya adalah Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia Sandiaga Salahuddin Uno, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah Kementerian Agama- Hilman Latief, Kepala BPKH Anggito Abimanyu, Deputi Gubernur Bank Indonesia Sugeng.
Sesi pertama Islamic Investment Forum akan mengangkat peluang dan tantangan investasi syariah di tengah ketidakpastian ekonomi global akibat pandemi Covid-19. Sesi ini akan membahas investasi berbasis prinsip syariah dapat berkontribusi untuk mendorong pemulihan ekonomi global yang cepat.
Hadir panelis yang berkompeten di bidangnya antara lain Mohamed Ali Chatti- Acting Director APIF, Anggota Badan Pelaksana BPKH Hurriyah El Islamy, Direktur Utama Bank Muamalat Indonesia Achmad K. Permana, dan Direktur Utama BEI Inarno Djajadi dan sebagai moderator Komisaris Utama BSI Adiwarman Karim. Sesi pertama akan ditutup oleh Ketua Dewan Pengawas BPKH Yuslam Fauzi.
Sesi kedua membahas Religious Tourism Hajj and Umrah dengan pembicara utama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia Sandiaga Salahuddin Uno dan menghadirkan panelis antara lain Dirjen PHU Kemenag Hilman Latief, Direktur Timur Tengah Kementerian Luar Negeri, Bagus Hendraning Kobarsyih, Direktur Lebanese American University Said Ladki, dan sebagai moderator Ketua Konvensi Haji dan Umrah Dunia (WHUC) Mohsin Tutla.
Sesi ini akan membahas promosi wisata religi haji dan umrah yang meliputi peluang bisnis biro perjalanan wisata, regulasi dan kebijakan seputar penyelenggaraan haji dan umrah pasca-Covid-19, serta potensi kerja sama dan investasi wisata religi terkait haji dan umrah. Sesi ini akan ditutup oleh Konsul Jenderal Republik Indonesia Jeddah, Arab Saudi Eko Hartono.
Sesi ketiga akan membahas Makanan dan Layanan Halal di Industri Haji dan Umrah. Topik tersebut dipilih mengingat sektor makanan dan jasa terkait haji merupakan peluang investasi potensial yang dapat dilakukan oleh BPKH. Dalam kaitan ini, BPKH juga dapat melibatkan dunia usaha atau industri nasional untuk menindaklanjuti peluang investasi haji dan umrah.
Sektor makanan halal bagi jemaah haji dan umrah juga menjadi peluang yang signifikan untuk dieksplorasi oleh BPKH dan pemilik usaha makanan di Indonesia melalui pendirian katering, pembukaan restoran dengan menu Indonesia, pemasok bahan makanan halal, penyediaan tenaga kerja di industri makanan dan peluang lainnya.
Sesi ketiga sekaligus sesi terakhir Konferensi Haji Internasional yang dihelat BPKH akan menghadirkan pembicara utama Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi dan dilanjutkan oleh Kasan Muhri,Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BP3) Kementerian Perdagangan, dan panelis lain dari Arab Saudi Syekh Jameel Bondagji Direktur Utama Nozoly Corporation, Perwakilan Adahi- Omar Attia, Direktur Operasional Wong Solo Sugiri dan dimoderatori oleh Anggota Dewan Pengawas BPKH M. Akhyar Adnan. Sesi terakhir ini akan ditutup oleh Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah BI Anwar Bashori.
Banyak industri yang telah memetik manfaat dari efek ekonomi ganda dari kegiatan haji dan umrah, seperti industri ritel, real estate, maskapai penerbangan, jasa perjalanan, dan perhotelan.
Isu manfaat haji akan menjadi salah satu topik bahasan dalam Konferensi Haji Internasional yang digelar Badan Pengelola Keuangan Haji ( BPKH ) bekerja sama dengan Bank Indonesia secara daring dan luring. Acara itu sebagai rangkaian ajang Indonesia Shariah Economic Festival (ISEF) 2021 dengan tema “Escalating halal industriesthrough food and fashion markets for economic recovery”.
Konferensi yang akan berlangsung pada 27-28 Oktober 2021 itu selain masalah haji, acara itu juga akan membahas tiga topik strategis, yaitu Islamic Investment Forum pada 27 Oktober 2021. Dilanjutkan pada 28 Oktober 2021 dengan topik Religious Tourism hajj and umrah dan Halal Foods and Services.
Sejumlah tokoh akan hadir menjadi pembicara. Di antaranya adalah Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia Sandiaga Salahuddin Uno, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah Kementerian Agama- Hilman Latief, Kepala BPKH Anggito Abimanyu, Deputi Gubernur Bank Indonesia Sugeng.
Sesi pertama Islamic Investment Forum akan mengangkat peluang dan tantangan investasi syariah di tengah ketidakpastian ekonomi global akibat pandemi Covid-19. Sesi ini akan membahas investasi berbasis prinsip syariah dapat berkontribusi untuk mendorong pemulihan ekonomi global yang cepat.
Hadir panelis yang berkompeten di bidangnya antara lain Mohamed Ali Chatti- Acting Director APIF, Anggota Badan Pelaksana BPKH Hurriyah El Islamy, Direktur Utama Bank Muamalat Indonesia Achmad K. Permana, dan Direktur Utama BEI Inarno Djajadi dan sebagai moderator Komisaris Utama BSI Adiwarman Karim. Sesi pertama akan ditutup oleh Ketua Dewan Pengawas BPKH Yuslam Fauzi.
Sesi kedua membahas Religious Tourism Hajj and Umrah dengan pembicara utama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia Sandiaga Salahuddin Uno dan menghadirkan panelis antara lain Dirjen PHU Kemenag Hilman Latief, Direktur Timur Tengah Kementerian Luar Negeri, Bagus Hendraning Kobarsyih, Direktur Lebanese American University Said Ladki, dan sebagai moderator Ketua Konvensi Haji dan Umrah Dunia (WHUC) Mohsin Tutla.
Sesi ini akan membahas promosi wisata religi haji dan umrah yang meliputi peluang bisnis biro perjalanan wisata, regulasi dan kebijakan seputar penyelenggaraan haji dan umrah pasca-Covid-19, serta potensi kerja sama dan investasi wisata religi terkait haji dan umrah. Sesi ini akan ditutup oleh Konsul Jenderal Republik Indonesia Jeddah, Arab Saudi Eko Hartono.
Sesi ketiga akan membahas Makanan dan Layanan Halal di Industri Haji dan Umrah. Topik tersebut dipilih mengingat sektor makanan dan jasa terkait haji merupakan peluang investasi potensial yang dapat dilakukan oleh BPKH. Dalam kaitan ini, BPKH juga dapat melibatkan dunia usaha atau industri nasional untuk menindaklanjuti peluang investasi haji dan umrah.
Baca Juga
Sektor makanan halal bagi jemaah haji dan umrah juga menjadi peluang yang signifikan untuk dieksplorasi oleh BPKH dan pemilik usaha makanan di Indonesia melalui pendirian katering, pembukaan restoran dengan menu Indonesia, pemasok bahan makanan halal, penyediaan tenaga kerja di industri makanan dan peluang lainnya.
Sesi ketiga sekaligus sesi terakhir Konferensi Haji Internasional yang dihelat BPKH akan menghadirkan pembicara utama Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi dan dilanjutkan oleh Kasan Muhri,Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BP3) Kementerian Perdagangan, dan panelis lain dari Arab Saudi Syekh Jameel Bondagji Direktur Utama Nozoly Corporation, Perwakilan Adahi- Omar Attia, Direktur Operasional Wong Solo Sugiri dan dimoderatori oleh Anggota Dewan Pengawas BPKH M. Akhyar Adnan. Sesi terakhir ini akan ditutup oleh Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah BI Anwar Bashori.
(uka)