Anggito Abimanyu Soroti Pentingnya Haji dan Umrah untuk Pembangunan Ekonomi Syariah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badan Pengelola Keuangan Haji ( BPKH ) bekerja sama dengan Bank Indonesia menyelenggarakan Konferensi Haji Internasional yang diselenggarakan pada 27-28 Oktober 2021 secara daring dan luring.
Kepala BPKH Anggito Abimanyu mengatakan, konferensi tersebut masuk ke dalam rangkaian acara Indonesia Shariah Economic Festival (ISEF) 2021 dengan tema "Escalating Halal Industries through Food and Fashion Markets for Economic Recovery".
"Atas nama BPKH saya mengucapkan terima kasih kepada Bank Indonesia yang telah turut menyelenggarakan konferensi haji internasional ketiga di tengah pertemuan ISEF ke-8 di JCC. Visi ISEF 2021 adalah meningkatkan industri halal melalui pasar makanan dan fesyen untuk pemulihan ekonomi. Program ini menempatkan ISEF sebagai ikon pengembangan SDF ekonomi dan keuangan syariah dari berbagai aspek di tingkat internasional," katanya dalam pembukaan ISEF 2021-Islamic Investment Forum Day 1 secara virtual, Rabu (27/10/2021).
Untuk mewujudkan visi tersebut, BPKH bersama Bank Indonesia menyelenggarakan forum dengan tiga topik yang berfokus pada pengembangan ekonomi dan keuangan syariah terkait layanan haji dan umrah.
Topik yang akan dibahas hari ini dan besok, yaitu pertama, pengembangan instrumen investasi syariah, baik di bank syariah maupun instrumen syariah pasar modal. Kedua mengelola wisata religi dan umrah, dan ketiga mengemukakan industri makanan halal untuk umrah dan haji.
"Izinkan saya menyoroti mengapa ketiga bidang ini sangat penting bagi layanan haji dan umrah kita dan juga bagi pembangunan ekonomi dan sosial," katanya.
Pertama, sebagai salah satu dari lima rukun Islam, dana yang ditabung untuk biaya haji yang mahal harus berupa instrumen keuangan yang sesuai syariah, dan hanya bisa disimpan di bank syariah.
"Oleh karena itu sangat penting untuk melihat bantuan dari bank syariah, peluang investasi dan instrumen syariah dan juga dukungan dari otoritas pasar keuangan Islam," kata dia.
Kedua, penting juga untuk membahas peningkatan kualitas layanan wisata haji dan umrah dan tingkat kepuasan peziarah sebagai pelanggan. Hal ini dibedakan karena mempertimbangkan pentingnya fasilitas dan layanan yang diperlukan untuk haji, sehubungan dengan persepsi yang sebenarnya peziarah, yaitu sisi permintaan daripada penyedia layanan dan persepsi yang tidak direncanakan, yaitu sisi penawaran.
Elemen lain dari wisata Islam ke Indonesia adalah outbond haji dan umrah menarik populasi Islam global yang berkuasa. Ketiga, sebelum pandemi jumlah jemaah umrah dan haji dari Indonesia meningkat setiap tahunnya.
"Salah satu aspek penting dari pengalaman ini adalah menemukan akomodasi dan makanan selama haji dan umrah di tempat praktik. Bagi banyak pengunjung Indonesia, makanan dengan cita rasa lokal asli Indonesia adalah suatu keharusan. Itu jelas menjadi tantangan sekaligus peluang bagi pebisnis Indonesia untuk bekerja sama dengan mitra Saudi untuk menyediakan makanan rasa lokal bagi pengunjung haji dan umrah," pungkas Anggito.
Kepala BPKH Anggito Abimanyu mengatakan, konferensi tersebut masuk ke dalam rangkaian acara Indonesia Shariah Economic Festival (ISEF) 2021 dengan tema "Escalating Halal Industries through Food and Fashion Markets for Economic Recovery".
"Atas nama BPKH saya mengucapkan terima kasih kepada Bank Indonesia yang telah turut menyelenggarakan konferensi haji internasional ketiga di tengah pertemuan ISEF ke-8 di JCC. Visi ISEF 2021 adalah meningkatkan industri halal melalui pasar makanan dan fesyen untuk pemulihan ekonomi. Program ini menempatkan ISEF sebagai ikon pengembangan SDF ekonomi dan keuangan syariah dari berbagai aspek di tingkat internasional," katanya dalam pembukaan ISEF 2021-Islamic Investment Forum Day 1 secara virtual, Rabu (27/10/2021).
Untuk mewujudkan visi tersebut, BPKH bersama Bank Indonesia menyelenggarakan forum dengan tiga topik yang berfokus pada pengembangan ekonomi dan keuangan syariah terkait layanan haji dan umrah.
Topik yang akan dibahas hari ini dan besok, yaitu pertama, pengembangan instrumen investasi syariah, baik di bank syariah maupun instrumen syariah pasar modal. Kedua mengelola wisata religi dan umrah, dan ketiga mengemukakan industri makanan halal untuk umrah dan haji.
"Izinkan saya menyoroti mengapa ketiga bidang ini sangat penting bagi layanan haji dan umrah kita dan juga bagi pembangunan ekonomi dan sosial," katanya.
Pertama, sebagai salah satu dari lima rukun Islam, dana yang ditabung untuk biaya haji yang mahal harus berupa instrumen keuangan yang sesuai syariah, dan hanya bisa disimpan di bank syariah.
"Oleh karena itu sangat penting untuk melihat bantuan dari bank syariah, peluang investasi dan instrumen syariah dan juga dukungan dari otoritas pasar keuangan Islam," kata dia.
Kedua, penting juga untuk membahas peningkatan kualitas layanan wisata haji dan umrah dan tingkat kepuasan peziarah sebagai pelanggan. Hal ini dibedakan karena mempertimbangkan pentingnya fasilitas dan layanan yang diperlukan untuk haji, sehubungan dengan persepsi yang sebenarnya peziarah, yaitu sisi permintaan daripada penyedia layanan dan persepsi yang tidak direncanakan, yaitu sisi penawaran.
Elemen lain dari wisata Islam ke Indonesia adalah outbond haji dan umrah menarik populasi Islam global yang berkuasa. Ketiga, sebelum pandemi jumlah jemaah umrah dan haji dari Indonesia meningkat setiap tahunnya.
"Salah satu aspek penting dari pengalaman ini adalah menemukan akomodasi dan makanan selama haji dan umrah di tempat praktik. Bagi banyak pengunjung Indonesia, makanan dengan cita rasa lokal asli Indonesia adalah suatu keharusan. Itu jelas menjadi tantangan sekaligus peluang bagi pebisnis Indonesia untuk bekerja sama dengan mitra Saudi untuk menyediakan makanan rasa lokal bagi pengunjung haji dan umrah," pungkas Anggito.
(uka)