Sumbang Penerimaan Negara Rp122 Triliun, Industri Hulu Migas Dongkrak Pendapatan Daerah
loading...
A
A
A
Adanya forum tersebut, menurut Erwin Suryadi, adalah untuk menyatukan visi bahwa industri dalam negeri harus mempersiapkan diri untuk dapat memenuhi kebutuhan TKDN terkait pencapaian target produksi 1 juta barel pada 2030.
"Dalam Forum Kapasitas Nasional, kami mengundang stakeholders supaya memiliki tone sama bahwa industri dalam negeri harus melakukan persiapan seiring dengan bergeraknya produksi industri hulu," jelasnya.
Disisi lain, pada kesempatan Forum Kapasitas Nasional, SKK Migas juga memberikan sejumlah penghargaan kepada industri penunjang dan industri dalam negeri yang berhasil menorehkan prestasi gemilang. Kelompok usaha penunjang hulu migas yang mendapatkan apresiasi tersebut adalah LMDH Bukit Amanah–binaan Pertamina EP Subang, Federal Solusi Indotama-Binaan Petronas Carigali, BumDes Semare – binaan HCML, PHarta Mulia Deroma – binaan Kangean Enegry, Subitu Kreasi Buana & Subitu Mart CV Nangkano Karya Pratama – binaan BP Indonesia, CV Nangkano Karya Pratama, binaan Saka Indonesia Pangkah, Joglo Tani Kolong Langit Balai benih Anambas - binaan ENI Muara Bakau, Balai Benih Ikan Anambas – binaan MEDCO, Lepenkop - binaan Premier Oil Natuna Sea BV dan Gerai UMKM Mekar Jaya – binaan Petrochina International Jabung.
Sementara penghargaan kepada perusahaan dalam negeri yang melakukan ekspor produk ke luar negeri diberikan kepada Pertamina Patra Niaga, Krakatau Steel, IMECO Inter Sarana, Pertamina Lubricants dan Cerindo. SKK Migas juga memberikan apresiasi bagi perusahaan nasional yang mengembangkan produk melalui penelitian atau uji coba, yaitu Luas Birus Utama, Citra Tubindo, Teknologi Rekayasa Katup dan Elnusa. Adapun perusahaan domestik yang berhasil melakukan diversifikasi produk yang mendapatkan penghargaan dari SKK Migas adalah Indoturbine, Bakrie Pipe, Rainbow Tubulars Manufacture dan Sagatrade.
"Program Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri yang sudah dilakukan oleh industri hulu migas akan terus di galakan sebagai bentuk upaya peningkatan kapasitas nasional dan awareness masyarakat dalam pengunnan produk Indonesia," tutup Erwin.
"Dalam Forum Kapasitas Nasional, kami mengundang stakeholders supaya memiliki tone sama bahwa industri dalam negeri harus melakukan persiapan seiring dengan bergeraknya produksi industri hulu," jelasnya.
Disisi lain, pada kesempatan Forum Kapasitas Nasional, SKK Migas juga memberikan sejumlah penghargaan kepada industri penunjang dan industri dalam negeri yang berhasil menorehkan prestasi gemilang. Kelompok usaha penunjang hulu migas yang mendapatkan apresiasi tersebut adalah LMDH Bukit Amanah–binaan Pertamina EP Subang, Federal Solusi Indotama-Binaan Petronas Carigali, BumDes Semare – binaan HCML, PHarta Mulia Deroma – binaan Kangean Enegry, Subitu Kreasi Buana & Subitu Mart CV Nangkano Karya Pratama – binaan BP Indonesia, CV Nangkano Karya Pratama, binaan Saka Indonesia Pangkah, Joglo Tani Kolong Langit Balai benih Anambas - binaan ENI Muara Bakau, Balai Benih Ikan Anambas – binaan MEDCO, Lepenkop - binaan Premier Oil Natuna Sea BV dan Gerai UMKM Mekar Jaya – binaan Petrochina International Jabung.
Sementara penghargaan kepada perusahaan dalam negeri yang melakukan ekspor produk ke luar negeri diberikan kepada Pertamina Patra Niaga, Krakatau Steel, IMECO Inter Sarana, Pertamina Lubricants dan Cerindo. SKK Migas juga memberikan apresiasi bagi perusahaan nasional yang mengembangkan produk melalui penelitian atau uji coba, yaitu Luas Birus Utama, Citra Tubindo, Teknologi Rekayasa Katup dan Elnusa. Adapun perusahaan domestik yang berhasil melakukan diversifikasi produk yang mendapatkan penghargaan dari SKK Migas adalah Indoturbine, Bakrie Pipe, Rainbow Tubulars Manufacture dan Sagatrade.
"Program Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri yang sudah dilakukan oleh industri hulu migas akan terus di galakan sebagai bentuk upaya peningkatan kapasitas nasional dan awareness masyarakat dalam pengunnan produk Indonesia," tutup Erwin.
(nng)