Ungkap Alasan Dipecat dari Komisaris Garuda, Peter Gontha: Sekarang Kita Menuai Hasilnya

Jum'at, 29 Oktober 2021 - 17:24 WIB
loading...
Ungkap Alasan Dipecat...
Mantan Komisaris PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Peter Gontha membeberkan alasan dirinya dipecat pemegang saham. Foto/Dok, IG Peter Gontha
A A A
JAKARTA - Mantan Komisaris PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Peter Gontha membeberkan alasan dirinya dipecat pemegang saham. Tercatat, dia diberhentikan dari jabatannya melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada 13 Agustus 2021 lalu.

Menurutnya, alasan pemberhentian disebabkan karena tidak sejalan dengan manajemen dan pemegang saham.

"Tahukah Anda mengapa saya 'dipecat' dari Garuda? Karena tidak sejalan dengan pikiran para pemimpinnya, sekarang kita menuai hasilnya," tulis Peter melalui akun Instagram, Jumay (29/10/2021).



Saat masih menjabat sebagai Komisaris Garuda Indonesia pun, Peter blak-blakan perihal kerugian pemegang saham minoritas akibat kinerja maskapai penerbangan pelat merah yang kian merugi. Adapun jumlah kerugian mencapai Rp11,2 triliun.

Diketahui, saham minoritas tersebut milik pengusaha Chairul Tanjung. Dimana, saham yang dimilikinya sebesar 28%. "Kasian Chairul Tanjung, orang yang jelas menaruh uang pribadinya, satu-satunya! Bukan orang yang ngatur uang rakyat," lanjutnya.

Dari platform sosial media yang sama, dia juga menuding adanya iuran yang dibayarkan Asosiasi Pilot Garuda (APG) kepada manajemen Garuda Indonesia . Iuran dilakukan sejak puluhan tahun lalu.



Peter menyebut, setiap awak cockpit harus merogoh kocek senilai Rp200.000-Rp500.000 per bulan untuk diberikan kepada manajemen.

"Tahukah Anda logo ini (Logo APG)?, setiap awak cockpit Garuda harus membayar iuran mulai dari Rp 200.000 per bulan sampai Rp 500.000 per bulan. Sudah selama berpuluh tahun," tulis Peter, dikutip Jumat (29/10/2021).

Menurutnya, uang tersebut harus diaudit lembaga terkait. Pasalnya, bila ada 1.000-1.5000 awak cockpit, maka jumlah uang yang terkumpul cukup banyak. "Hitung saja kalau Pilot Garuda ada 1.000-1.500 orang, berapa jumlahnya? Kemana uangnya? Sebaiknya diaudit," kata dia.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2482 seconds (0.1#10.140)