Omzet Capai Rp200 Juta per Bulan, Peternak Sapi di Lombok Barat Tambah Giat Usai Dapat KUR BRI

Sabtu, 30 Oktober 2021 - 17:17 WIB
loading...
Omzet Capai Rp200 Juta per Bulan, Peternak Sapi di Lombok Barat Tambah Giat Usai Dapat KUR BRI
Ardian dan anggota Kelompok Ternak Reyan Baru yang bergerak di bidang penggemukkan sapi memanfaatkan KUR BRI untuk pengembangan usahanya. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Pemerintah terus meningkatkan akses pembiayaan bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) . Program KUR dalam pelaksanaannya juga menjadi salah satu solusi dalam meningkatkan daya tahan UMKM selama pandemi Covid-19.

Mengutip data Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, pencapaian realisasi KUR pada masa pandemi tahun 2020 tercatat sebesar Rp198,53 triliun atau lebih baik dibandingkan pada masa pra Covid-19 tahun 2019 yang sebesar Rp140,1 triliun.

Pada tahun 2021, Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi UMKM memutuskan target penyaluran KUR sebesar Rp285 triliun. Per tanggal 25 Oktober 2021, telah terealisasi sebesar Rp224,24 triliun atau sebesar 78,68 persen dari target penyaluran.



Bank BRI sebagai penyalur KUR terbesar dengan plafon Rp195 triliun berkomitmen untuk membuka akses KUR seluas-luasnya kepada pelaku UMKM di berbagai sektor, termasuk peternakan.

Salah satu nasabah KUR BRI adalah Ardian, peternak sapi di Kecamatan Gerung, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB). Ardian merupakan anggota Kelompok Ternak “Reyan Baru” yang bergerak di bidang penggemukkan sapi sejak tahun 2010 yang saat ini merupakan salah satu klaster Hidupku binaan BRI unit Gerung.

Ardian juga merupakan nasabah pinjaman BRI unit Gerung dari plafon pinjaman Rp25 juta dan saat ini sedang menikmati pinjaman Kupedes sebesar plafon Rp150 juta. Dengan adanya bantuan modal dari Bank BRI, Ardian bisa menambah jumlah sapi untuk meningkatkan omzet penjualan.

Selain Ardian yang merupakan anggota aktif di kelompok sapi Reyan Baru, BRI juga memberikan modal berupa dana KUR ke peternak lainnya sehingga membantu mengembangkan bisnis teman sesama anggota kelompok sapi.

"Kelompok ternak ini didirikan pada 2010, awalnya 18 orang dan sekarang sudah 127 orang. Peminatnya makin banyak apalagi ini ada BRI masuk membantu modal teman-teman untuk beli sapi, jadi makin antusias," ujarnya, dikutip Sabtu (30/10/2021).



Saat ini Ardian memiliki empat ekor sapi yang terdiri dari dua ekor sapi jenis limosin dan dua ekor sapi jenis sapi lokal. Menurut Ardian, sejak dana KUR dari BRI cair sekitar tiga bulan lalu, teman-temannya sesama peternak langsung menggunakannya untuk membeli sapi indukan.

"Alhamdulillah dipercaya BRI untuk menopang teman-teman supaya lebih maju lagi. Dana KUR per orang ada yang dapat Rp10 juta, Rp15 juta, Rp150 juta, bervariasi tergantung kebutuhan yang mereka minta," bebernya.

Dengan adanya tambahan modal tersebut, jumlah sapi di kandang milik Kelompok Ternak “Reyan Baru” pun terus bertambah menjadi sekira 160 ekor saat ini. Adapun sapi yang dipelihara untuk digemukkan atau diternakkan umumnya dari jenis sapi besar seperti sapi limosin dan brangus.

"Kalau jenis sapi besar keuntungannya lebih banyak. Misalnya kita beli sapi indukan yang kecil seperti sapi Bali, kalau kita kasih dia kawin 9 bulan anaknya nggak lebih dari Rp5 juta harganya. Beda dengan sapi limosin dan brangus yang baru lahir saja harganya sudah puluhan juta. Makanya peternak lebih tertarik dan pindah ke sapi besar," paparnya.



Mengenai prospek pasarnya, selama ini Ardian dan teman-teman peternak menjual hewan ternaknya di beberapa pasar hewan di pulau Lombok, diantaranya Pasar Hewan Selagalas, Pasar Hewan Mangkung Lombok Tengah, Pasar Hewan Masbagik Lombok Timur.

Rata-rata harga sapi berkisar Rp20-27 juta untuk jenis sapi limosin dan sapi lokal berkisar Rp14-20 juta. Adapun omzet setiap bulan dari hasil ternak sapi mencapai Rp200 juta.
(ind)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1935 seconds (0.1#10.140)