Bangun Ekosistem Startup, India Tidak Membutuhkan China
loading...
A
A
A
Terlepas dari masalah politik yang pelik, startup India tidak menderita krisis pendanaan. Ternyata investasi utama China di ekosistem startup India masih kecil bila melihat dalam skema besar.
Startup India Hampir Tidak Bergantung pada Investor China
Selama bertahun-tahun, India telah menangkap kucuran dana beberapa investor asing. Sebut saja Tiger Global, Softbank Jepang, dan Naspers Afrika Selatan. Ditambah investor China juga telah melompat masuk.
Ekosistem unicorn teknologi terbesar ketiga setelah AS dan China, lalu bonus demografi genarasi muda India, pengguna internet yang belum digarap maksimal serta sektor startup yang sedang berkembang dan banyak lagi, telah lama menjadikannya tujuan investasi yang diinginkan bagi semua investor.
Dan setelah serangkaian IPO tahun ini, Zomato, Nykaa, dan Paytm tampaknya juga keluar dari rute. Dimana total investasi China secara keseluruhan terbilang biasa-biasa saja. Yakni hanya terdiri sekitar 5% dari USD148 miliar untuk ekuitas swasta atau pendanaan modal ventura India yang ditarik antara 2014 dan 2019.
Dalam lima tahun terakhir, perusahaan-perusahaan China berinvestasi di perusahaan India yang jauh lebih sedikit daripada rival mereka di AS, seperti yang ditunjukkan data dari Tracxn.
Selain itu, sebagian besar investasi oleh investor China berada di startup yang telah berkembang, telah mengumpulkan dana yang signifikan dan sering sudah menjadi pemimpin pasar. Hal itu menunjukkan bahwa mereka mampu tumbuh dengan atau tanpa pegangan tangan dari China.
Ke depannya, antara kebijakan ketat pemerintah dan seruan untuk #BoycottChina dari publik, startup India diyakini akan ragu untuk merangkul pendanaan China.
"Ketika Anda menggabungkan adanya peningkatan pengawasan, jadwal investasi yang lebih lama dan dalam beberapa kasus, berhubungan dengan basis pelanggan mereka sendiri. Saya pikir adil untuk mengatakan startup India akan melangkah lebih hati-hati untuk beberapa waktu," ujar Rakesh Mohan Joshi, profesor dan ketua di Indian Institute of Foreign Trade.
Startup India Hampir Tidak Bergantung pada Investor China
Selama bertahun-tahun, India telah menangkap kucuran dana beberapa investor asing. Sebut saja Tiger Global, Softbank Jepang, dan Naspers Afrika Selatan. Ditambah investor China juga telah melompat masuk.
Ekosistem unicorn teknologi terbesar ketiga setelah AS dan China, lalu bonus demografi genarasi muda India, pengguna internet yang belum digarap maksimal serta sektor startup yang sedang berkembang dan banyak lagi, telah lama menjadikannya tujuan investasi yang diinginkan bagi semua investor.
Dan setelah serangkaian IPO tahun ini, Zomato, Nykaa, dan Paytm tampaknya juga keluar dari rute. Dimana total investasi China secara keseluruhan terbilang biasa-biasa saja. Yakni hanya terdiri sekitar 5% dari USD148 miliar untuk ekuitas swasta atau pendanaan modal ventura India yang ditarik antara 2014 dan 2019.
Dalam lima tahun terakhir, perusahaan-perusahaan China berinvestasi di perusahaan India yang jauh lebih sedikit daripada rival mereka di AS, seperti yang ditunjukkan data dari Tracxn.
Selain itu, sebagian besar investasi oleh investor China berada di startup yang telah berkembang, telah mengumpulkan dana yang signifikan dan sering sudah menjadi pemimpin pasar. Hal itu menunjukkan bahwa mereka mampu tumbuh dengan atau tanpa pegangan tangan dari China.
Ke depannya, antara kebijakan ketat pemerintah dan seruan untuk #BoycottChina dari publik, startup India diyakini akan ragu untuk merangkul pendanaan China.
"Ketika Anda menggabungkan adanya peningkatan pengawasan, jadwal investasi yang lebih lama dan dalam beberapa kasus, berhubungan dengan basis pelanggan mereka sendiri. Saya pikir adil untuk mengatakan startup India akan melangkah lebih hati-hati untuk beberapa waktu," ujar Rakesh Mohan Joshi, profesor dan ketua di Indian Institute of Foreign Trade.