Harga Minyak Goreng dan Telur Ayam Ngamuk, Tukang Gorengan: Dagangan Babak Belur
loading...
A
A
A
BOGOR - Harga minyak goreng dan telur ayam ras yang merangkak naik dalam dua minggu terakhir dikeluhkan masyarakat. Pedagang kecil seperti penjual gorengan pun berstrategi agar pembeli tidak lari dan dapur tetap ngebul.
Berdasarkan pantauan MNC Portal Indonesia (MPI) di pasar tradisional Dramaga, Bogor, harga telur ayam ras hari ini dibanderol Rp24.000 per kilogram atau naik Rp6.000 dari harga sebelumnya. Sementara harga minyak goreng kemasan kini dihargai Rp20.000 per liter dari sebelumnya hanya Rp12.000 per liter.
Salah seorang pembeli, Yanti (36) menuturkan, dirinya biasanya membeli 1 kg telur ayam ras seharga Rp18.000. Namun, sejak harganya melambung, dia mengurangi belanja telur menjadi hanya 0,5 kg.
"Biasanya saya beli sekilo Rp18.000, tapi sekarang saya beli setengah kilo aja. Abis harganya mahal banget," ujarnya kepada MPI di Pasar Dramaga, Bogor, Minggu (21/11/2021).
Yanti yang sehari-hari buka usaha berjualan gorengan pun kelimpungan dengan harga minyak dan telur yang melambung. "Gimana dong ini, harga telur naik, minyak naik, saya pusing. Saya jualan gorengan di pasar jadi babak belur," tukasnya.
Meski ada kenaikan bahan baku gorengan, Yanti mengaku harga gorengannya tidak dinaikkan, tetap Rp1.000 per buah. Hal itu dilakukan agar pembeli tidak lari.
"Saya jualan di pasar, keliling, jualan gorengan di rumah juga. Tapi walaupun minyak sama telur naik, saya tetap jualannya Rp1.000-an, biar pelanggan nggak lari. Soalnya kalau saya naikin jadi Rp2.000, banyak yang komen," tuturnya.
Yanti pun menyiasati persoalan ini dengan menghemat penggunaan minyak goreng. Pasalnya, dia bilang, jika tidak demikian bahan-bahan lainnya seperti terigu, sayuran dan telur tidak bisa terbeli. "Minyaknya yang saya iritin. Soalnya kalau mau beli lagi, bahan-bahan yang lain nggak bisa kebeli," ucapnya.
Berdasarkan pantauan MNC Portal Indonesia (MPI) di pasar tradisional Dramaga, Bogor, harga telur ayam ras hari ini dibanderol Rp24.000 per kilogram atau naik Rp6.000 dari harga sebelumnya. Sementara harga minyak goreng kemasan kini dihargai Rp20.000 per liter dari sebelumnya hanya Rp12.000 per liter.
Salah seorang pembeli, Yanti (36) menuturkan, dirinya biasanya membeli 1 kg telur ayam ras seharga Rp18.000. Namun, sejak harganya melambung, dia mengurangi belanja telur menjadi hanya 0,5 kg.
"Biasanya saya beli sekilo Rp18.000, tapi sekarang saya beli setengah kilo aja. Abis harganya mahal banget," ujarnya kepada MPI di Pasar Dramaga, Bogor, Minggu (21/11/2021).
Yanti yang sehari-hari buka usaha berjualan gorengan pun kelimpungan dengan harga minyak dan telur yang melambung. "Gimana dong ini, harga telur naik, minyak naik, saya pusing. Saya jualan gorengan di pasar jadi babak belur," tukasnya.
Meski ada kenaikan bahan baku gorengan, Yanti mengaku harga gorengannya tidak dinaikkan, tetap Rp1.000 per buah. Hal itu dilakukan agar pembeli tidak lari.
"Saya jualan di pasar, keliling, jualan gorengan di rumah juga. Tapi walaupun minyak sama telur naik, saya tetap jualannya Rp1.000-an, biar pelanggan nggak lari. Soalnya kalau saya naikin jadi Rp2.000, banyak yang komen," tuturnya.
Yanti pun menyiasati persoalan ini dengan menghemat penggunaan minyak goreng. Pasalnya, dia bilang, jika tidak demikian bahan-bahan lainnya seperti terigu, sayuran dan telur tidak bisa terbeli. "Minyaknya yang saya iritin. Soalnya kalau mau beli lagi, bahan-bahan yang lain nggak bisa kebeli," ucapnya.
(ind)