Sebut China seperti Orang Tua Protektif, Miliarder AS Ray Dalio Tuai Kecaman

Rabu, 08 Desember 2021 - 07:54 WIB
loading...
Sebut China seperti Orang Tua Protektif, Miliarder AS Ray Dalio Tuai Kecaman
Miliarder Ray Dalio telah menjadi sorotan akibat komentar kontroversial tentang China hingga mendapat kecaman dari dalam negeri Amerika Serikat (AS). Foto/Dok Reuters
A A A
NEW YORK - Miliarder Ray Dalio telah menjadi sorotan akibat komentar kontroversial tentang China hingga mendapat kecaman dari dalam negeri Amerika Serikat (AS). Hal ini bermula saat dirinya ditanya mengenai hak asasi manusia dan investasi China dalam sebuah wawancara.

Ia mengutarakan, kebijakan China soal investasi sebagai sikap orang tua yang over protektif. Hal itu mendapatkan kritikan dari dewan redaksi Wall Street Journal, Mitt Romney, yang menuduhnya berpura-pura tidak mengetahui pelanggaran mengerikan hak asasi di China dan rasionalisasi investasi yang terlibat di sana.



Lalu Ray Dalio menjelaskan melalui media sosial pada akhir pekan kemarin, bahwa komentar yang dilontarkan dalam wawancara TV telah disalahpahami.

Dalam tanta tanya jawab itu, Dalio mengungkapkan, "Saya melihat apa pun aturannya. Jika pemerintah memiliki kebijakan bahwa saya harus melakukan hal tertentu dan sebagainya, tetapi saya tidak bisa menjadi ahli dalam semua dinamika khusus itu. Sebagai negara top-down yang mereka lakukan (China) adalah mereka berperilaku seperti orang tua yang ketat.”

“Saya melihat Amerika Serikat, dan saya berkata, apa yang terjadi di Amerika Serikat? Dan bukankah saya seharusnya tidak berinvestasi di Amerika Serikat karena masalah hak asasi manusia kita sendiri, atau hal-hal lain?” sambungnya.

Sementara itu sebelumnya pada bulan lalu, Bos JP Morgan Jamie Dimon meminta maaf setelah mengatakan perusahaannya akan bertahan lebih lama dari Partai Komunis China.



Ray Dalio yang merupakan pendiri Bridgewater Associates sebuah pengelola investasi global terbesar di dunia dalam kicauan melalui Twitter dan postingan LinkedIn bahwa ia telah "ceroboh menjawab pertanyaan tentang China".

Dalam posting tersebut, dia melanjutkan bahwa dirinya dalam pernyataan itu tidak bermaksud mengecilkan pentingnya masalah hak asasi manusia tetapi "berusaha menjelaskan" pendekatan China untuk memerintah sebagai perpanjangan dari ide-ide Konfusianisme tentang keluarga.

"Saya meyakinkan Anda bahwa saya tidak bermaksud menyampaikan bahwa hak asasi manusia tidak penting, karena saya yakin itu penting. Tujuan utama saya adalah untuk membantu memahami," lanjut posting itu.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1974 seconds (0.1#10.140)