Ekonomi Membaik 2022, SSIA Anggarkan Capex Rp500 Miliar

Kamis, 09 Desember 2021 - 17:08 WIB
loading...
Ekonomi Membaik 2022,...
SSIA menganggarkan belanja modal sebesar Rp500 miliar di 2022. FOTO/SINDOnews
A A A
JAKARTA - PT Surya Semesta Internusa Tbk. (SSIA) menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp500 miliar di 2022. VP Head of Investor Relations Surya Semesta Erlin Budiman, dana capex yang dianggarkan untuk beberapa proyek di subang, akuisisi dan pengembangan maupun renovasi hotel sepanjang di 2022.

"Dana capex yang dianggarkan di 2022, dengan melihat situasi pandemi Covid-19 yang makin terkendali dengan baik," kata Erlin saat acara Public Expose SSIA secara daring, Kamis (9/12/2021).



Menurut dia, dana capex di tahun 2022 lebih tinggi dibandingkan belanja modal sebesar Rp450 miliar di tahun ini. Dana belanja modal di tahun ini, kata dia, baru terserap sebesar Rp350 miliar. Alokasi dananya diarahkan ke akuisisi maupun pengembangan lahan Subang Smartpolitan.

Tak hanya itu, beberapa lini bisnis perusahaan di tahun depan akan semakin membaik, seperti konstruksi dan perhotelan. Erlin menyebut, perusahaan membukukan pendapatan sebesar Rp1,39 triliun di 2021. "Memang pendapatan perusahaan mengalami penurunan, terutama disebabkan pendapatan konstruksi dan perhotelan yang masing-masing turun sebesar 38,9% dan 39,2%," ungkapnya.

Sementara itu, pendapatan segmen bisnis properti SSIA turun sekitar 2,0%. Dia menambahkan, pandemi Covid-19 yang berkepanjangan berdampak pada tiga pilar bisnis SSIA. Unit bisnis konstruksi diperkirakan membukukan pendapatan yang lebih rendah di 2021 sekitar 25%, dari pendapatan 2020. "Sementara itu segmen bisnis perhotelan juga akan membukukan pendapatan yang lebih rendah di tahun ini," jelasnya.



Secara keseluruhan, prospek pendapatan di tahun ini diperkirakan lebih rendah 25 persen, dibanding pendapatan pendapatan tahun 2020. Direktur Keuangan Surya Semesta Internusa, The Jok Tung meyakini penjualan lahan industri perusahaan semakin membaik di 2022.

Namun prediksi itu sesuai asumsi keadaan makro ekonomi membaik di tahun depan. Dia mengakui, penjualan lahan di tahun ini masih terkendala pembatasan. Pada akhirnya, membuat investor kesulitan datang dalam melihat lahan milik perusahaan. "Karena biasanya keputusan pembeli lahan, mereka setelah datang melihat situasi dan kondisi lahan yang kita miliki di lapangan," ungkap dia.
(nng)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1916 seconds (0.1#10.140)