Terjerat Utang Rp32,7 Triliun, AP I Tegaskan Tak Akan Jual Aset

Senin, 13 Desember 2021 - 15:27 WIB
loading...
Terjerat Utang Rp32,7...
PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I mencatat tidak akan menjual aset-asetnya untuk menyehatkan keuangan perusahaan. Saat ini total utang perseroan hingga November 2021 mencapai Rp 32,7 triliun. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I mencatat tidak akan menjual aset -asetnya untuk menyehatkan keuangan perusahaan. Saat ini total utang perseroan hingga November 2021 mencapai Rp 32,7 triliun.

Jumlah itu terdiri dari sindikasi perbankan dan obligasi sebesar Rp 28 triliun dan kewajiban yang harus dibayarkan kepada karyawan dan supplier senilai Rp 4,7 triliun.



Direktur Utama Angkada Pura I, Faik Fahmi menjelaskan, pihaknya akan menggunakan skema daur ulang aset atau recycling asset untuk menyehatkan kinerja keuangan. Dalam recycling asset itu, bandara-bandara yang dimiliki oleh perseroan akan dikerjasamakan pengelolaannya oleh pihak lain.

"Recycle itu kan memanfaatkan aset ya agar value-nya meningkat. Jadi tidak dijual asetnya, tapi dikerjasamakan sehingga value-nya naik," ujar Faik dalam konferensi pers, Senin (13/12/2021)

Menurut dua, terdapat tiga bandara yang akan dilakukan recycling asset. Pertama, Bandara Internasional Lombok, di mana terdapat lahan sekitar 550 hektar yang bisa dikembangkan untuk mendukung ajang perlombaan MotoGP.

Namun demikian, Faik tidak merinci siapa pihak asing yang akan mengelola Bandara Internasional Lombok. Sebab, prosesnya kini masih dalam tahap penawaran dan beberapa kandidat telah berminat untuk pengelolan Bandar Lombok.

"Ini memang kita ada rencana untuk menggandeng partner untuk development Bandara Lombok, karena memang kita lahannya ada sekitar 550 Ha yang harus kita optimalkan. Apalagi Mandalika akan dikembangkan menjadi destinasi untuk kegiatan semacam MotoGP, jadi ini perlu kita siapkan. Sekarang ini sudah tahap penawaran, ada beberapa kandidat yang berminat untuk masuk," katanya.



Selain itu kedua, lanjut Faik, Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makkasar yang pengelolaannya akan dikerjasamakan dengan pihak lain.

Kemudian ketiga, Bandara Ngurah Bali juga masuk dalam strategi recycling asset perseroan. Akan tetapi, penawaran Bandara Ngurah Rai menunggu pembukaan penerbangan internasional.

"Nggak mungkin kita kerja samakan dalam kondisi yang lagi tidak ada penumpang internasionalnya kan? Nah nanti kita tunggu di 2022, setelah mungkin nanti isu terkait Omicron mudah-mudahaan tidak menimbulkan gelombang ketiga, kemudian turis mulai masuk, baru kita pertimbangkan. Jadi nggak mungkin kita akan melakukan kerja sama dengan kondisi yang masih kurang bagus," ungkapnya.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1976 seconds (0.1#10.140)