Premi Asuransi Jiwa Tetap Tumbuh, Unit Link Masih Diminati Konsumen
loading...
A
A
A
Upaya edukasi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan asuransi juga turut diapresiasi. Menggandeng para ahli finansial, edukasi kerap dilakukan di ranah media sosial yang ampuh menarik perhatian masyarakat. Diharapkan, masyarakat dapat lebih paham akan produk-produk keuangan dan asuransi yang ditawarkan di luar sana.
Pekerjaan edukasi kepada masyarakat menurut Kapler adalah tugas pekerjaan rumah OJK yang harus terus menerus digalakkan, apalagi OJK memiliki bidang khusus edukasi dan perlindungan konsumen. Kapler juga menekankan perlunya dilakukan evaluasi menyeluruh atas kurikulum pendidikan tenaga pemasar asuransi agar ke depan semakin andal dan professional.
Direktur Hukum, Kepatuhan dan Risiko AIA Rista Qatrini Manurung mengatakan, terkait prosedur penjualan produk unit link mewajibkan tenaga pemasar untuk memasarkan produk sesuai kebutuhan nasabah (needs based selling) melalui NeedsLab. "Platform penjualan yang telah kami rancang, telah memastikan seluruh proses penjualan tenaga pemasar kami sesuai dengan ketentuan yang berlaku," kata dia.
Lebih lanjut Rista menambahkan, penjualan unit link memiliki banyak kontrol untuk memastikan bahwa nasabah memahami polis yang dibeli diantaranya melalui pre dan post closing penjualan, seperti adanya ilustrasi, rekaman penjualan (khusus penjualan yang dilakukan secara daring), welcome call, free look period, yaitu kurun waktu yang diberikan bagi nasabah untuk mempelajari polis, pengiriman ihtisar polis dan mystery shopping.
Presiden Direktur AXA Mandiri Handojo G. Kusuma mengatakan, setiap insan asuransi bertanggung jawab melakukan literasi asuransi bertujuan untuk meningkatkan kesadaran serta pemahaman akan pentingnya manfaat asuransi. "Pandemi tidak menyurutkan semangat kami untuk melakukan literasi. Diharapkan dengan semakin tinggi tingkat literasi asuransi, maka semakin banyak masyarakat yang akan memanfaatkan produk dan layanan jasa keuangan," kata dia.
Senada, AXA Mandiri dan Prudential menyadari pemahaman masyarakat terhadap industri asuransi masih menjadi tantangan tersendiri. Menyadari hal tersebut pihaknya memiliki tanggung jawab untuk terus menerus melaksanakan kegiatan literasi. Prudential Indonesia juga aktif mempublikasikan informasi tentang literasi asuransi, bahkan menggerakkan tenaga pemasarnya untuk melakukan hal yang sama.
Sementara itu, Chief Marketing and Communications Officer Prudential Indonesia Luskito Hambali menjelaskan, Prudential Indonesia sepenuhnya percaya pada peran tenaga pemasar sebagai garda terdepan perusahaan dalam mengedukasi masyarakat tentang asuransi. Oleh karena itu, pihaknya terus fokus mengembangkan profesionalisme dan kapabilitas para tenaga pemasar melalui berbagai program pelatihan yang mengutamakan kebutuhan nasabah, dan turut serta meningkatkan literasi asuransi serta memberikan pemahaman yang tepat akan jenis dan manfaat perlindungan asuransi jiwa kepada masyarakat.
"Kami pun aktif mempublikasikan beragam konten literasi asuransi melalui berbagai platform seperti media sosial dan webinar agar semakin banyak masyarakat yang menyadari pentingya peran asuransi untuk memberikan mereka peace of mind," kata dia.
Sebagai informasi, asuransi selain digunakan untuk memberikan perlindungan jiwa dan kesehatan juga berperan mendukung pemerintah mencapai sasaran pembangunan melalui penempatan dana pada Surat Utang Negara (SUN) yang merupakan salah satu sumber pendanaan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dana yang diperoleh dari penerbitan SUN, dapat digunakan untuk mendukung proyek pembangunan infrastruktur seperti jalan, rumah sakit, bandara, pelabuhan, dan lain sebagainya. Berdasarkan data Kementerian Keuangan, penempatan dana yang dilakukan oleh Asuransi dan dana pensiun tercatat mencapai Rp644 triliun. Jumlah tersebut setara dengan 14% dari total surat utang yang diterbitkan pemerintah.
Pekerjaan edukasi kepada masyarakat menurut Kapler adalah tugas pekerjaan rumah OJK yang harus terus menerus digalakkan, apalagi OJK memiliki bidang khusus edukasi dan perlindungan konsumen. Kapler juga menekankan perlunya dilakukan evaluasi menyeluruh atas kurikulum pendidikan tenaga pemasar asuransi agar ke depan semakin andal dan professional.
Direktur Hukum, Kepatuhan dan Risiko AIA Rista Qatrini Manurung mengatakan, terkait prosedur penjualan produk unit link mewajibkan tenaga pemasar untuk memasarkan produk sesuai kebutuhan nasabah (needs based selling) melalui NeedsLab. "Platform penjualan yang telah kami rancang, telah memastikan seluruh proses penjualan tenaga pemasar kami sesuai dengan ketentuan yang berlaku," kata dia.
Lebih lanjut Rista menambahkan, penjualan unit link memiliki banyak kontrol untuk memastikan bahwa nasabah memahami polis yang dibeli diantaranya melalui pre dan post closing penjualan, seperti adanya ilustrasi, rekaman penjualan (khusus penjualan yang dilakukan secara daring), welcome call, free look period, yaitu kurun waktu yang diberikan bagi nasabah untuk mempelajari polis, pengiriman ihtisar polis dan mystery shopping.
Presiden Direktur AXA Mandiri Handojo G. Kusuma mengatakan, setiap insan asuransi bertanggung jawab melakukan literasi asuransi bertujuan untuk meningkatkan kesadaran serta pemahaman akan pentingnya manfaat asuransi. "Pandemi tidak menyurutkan semangat kami untuk melakukan literasi. Diharapkan dengan semakin tinggi tingkat literasi asuransi, maka semakin banyak masyarakat yang akan memanfaatkan produk dan layanan jasa keuangan," kata dia.
Senada, AXA Mandiri dan Prudential menyadari pemahaman masyarakat terhadap industri asuransi masih menjadi tantangan tersendiri. Menyadari hal tersebut pihaknya memiliki tanggung jawab untuk terus menerus melaksanakan kegiatan literasi. Prudential Indonesia juga aktif mempublikasikan informasi tentang literasi asuransi, bahkan menggerakkan tenaga pemasarnya untuk melakukan hal yang sama.
Sementara itu, Chief Marketing and Communications Officer Prudential Indonesia Luskito Hambali menjelaskan, Prudential Indonesia sepenuhnya percaya pada peran tenaga pemasar sebagai garda terdepan perusahaan dalam mengedukasi masyarakat tentang asuransi. Oleh karena itu, pihaknya terus fokus mengembangkan profesionalisme dan kapabilitas para tenaga pemasar melalui berbagai program pelatihan yang mengutamakan kebutuhan nasabah, dan turut serta meningkatkan literasi asuransi serta memberikan pemahaman yang tepat akan jenis dan manfaat perlindungan asuransi jiwa kepada masyarakat.
"Kami pun aktif mempublikasikan beragam konten literasi asuransi melalui berbagai platform seperti media sosial dan webinar agar semakin banyak masyarakat yang menyadari pentingya peran asuransi untuk memberikan mereka peace of mind," kata dia.
Sebagai informasi, asuransi selain digunakan untuk memberikan perlindungan jiwa dan kesehatan juga berperan mendukung pemerintah mencapai sasaran pembangunan melalui penempatan dana pada Surat Utang Negara (SUN) yang merupakan salah satu sumber pendanaan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dana yang diperoleh dari penerbitan SUN, dapat digunakan untuk mendukung proyek pembangunan infrastruktur seperti jalan, rumah sakit, bandara, pelabuhan, dan lain sebagainya. Berdasarkan data Kementerian Keuangan, penempatan dana yang dilakukan oleh Asuransi dan dana pensiun tercatat mencapai Rp644 triliun. Jumlah tersebut setara dengan 14% dari total surat utang yang diterbitkan pemerintah.