Jalan Hidup Haji Lulung: Dari Pemulung Jadi Pebisnis Ulung
loading...
A
A
A
Karena adanya dualisme kepemimpinan di PPP, Lulung pindah ke PAN. Namun baru-baru ini, dia kembali menjadi anggota PPP.
Politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Abraham Lunggana atau yang akrab disapa Haji Lulung meninggal dunia. Kabar tersebut dibenarkan oleh Ketua DPP PPP Achmad Baidowi.
"Baru saja kabar dukacita. Ketua DPW PPP DKI Abangda Haji Lulung meninggal dunia pada Selasa, 14 Desember 21 Jam: 10.51 WIB di RS Harapan Kita,” demikian dikabarkan politikus PPP Achmad Baidowi, Selasa (14/12/2021).
Haji Lulung telah dirawat di rumah sakit sejak awal bulan ini setelah mengalami serangan jantung. Dirinya menjadi perbincangan pada 2013 lalu karena pernah berseteru dengan Wakil Gubernur DKI Jakarta saat itu, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, soal bisnisnya di Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Mengutip berbagai sumber, pria kelahiran Jakarta, 24 Juli 1959 ini memang sudah dikenal masyarakat Tanah Abang lantaran menguasai nyaris seluruh transaksi di sana, mulai dari juragan parkir, perusahaan pengamanan, koperasi, advokasi, hingga persewaan kios.
Beberapa perusahaannya adalah PT Putraja Perkasa, PT Tirta Jaya Perkasa, PT Satu Komando Nusantara, PT Tujuh Fajar Gemilang hingga Koperasi Kobita. Dirinya juga memiliki advokasi bernama Lunggana Advocate & Friends. Karyawannya disebutkan mencapai hingga 7.000 orang.
Kerajaan bisnis dibangunnya dengan penuh perjuangan. Sebelum menjadi pebisnis sukses, Haji Lulung pernah menjadi pemulung kardus dan barang bekas. Pekerjaan itu dilakoni untuk menafkahi delapan saudara dan ibunya.
Nasibnya mulai berubah pada tahun 1996, ketika terdapat konflik antara kelompok Timor yang dipimpin Hercules Rozario dengan Muhammad Yusuf alias Bang Ucu. Hercules saat itu menguasai Tanah Abang.
Setelah Hercules diamankan oleh pihak kepolisian, Bang Ucu menguasai daerah Tanah Abang dan menolong Haji Lulung. Sejak saat itu, hidup Haji Lulung berubah.
Kegiatannya di politik bermula dari organisasi kemasyarakatan. Ia awalnya aktif mengikuti beragam organisasi masyarakat seperti Gerak Betawi, Pemuda Panca Marga, hingga Bamus Betawi. Dirinya mengawali karier politik dengan bergabung bersama PPP dan terah berhasil dua kali terpilih sebagai anggota DPRD DKI Jakarta, yaitu saat Pemilu 2009 dan 2014.
Politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Abraham Lunggana atau yang akrab disapa Haji Lulung meninggal dunia. Kabar tersebut dibenarkan oleh Ketua DPP PPP Achmad Baidowi.
"Baru saja kabar dukacita. Ketua DPW PPP DKI Abangda Haji Lulung meninggal dunia pada Selasa, 14 Desember 21 Jam: 10.51 WIB di RS Harapan Kita,” demikian dikabarkan politikus PPP Achmad Baidowi, Selasa (14/12/2021).
Haji Lulung telah dirawat di rumah sakit sejak awal bulan ini setelah mengalami serangan jantung. Dirinya menjadi perbincangan pada 2013 lalu karena pernah berseteru dengan Wakil Gubernur DKI Jakarta saat itu, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, soal bisnisnya di Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Mengutip berbagai sumber, pria kelahiran Jakarta, 24 Juli 1959 ini memang sudah dikenal masyarakat Tanah Abang lantaran menguasai nyaris seluruh transaksi di sana, mulai dari juragan parkir, perusahaan pengamanan, koperasi, advokasi, hingga persewaan kios.
Beberapa perusahaannya adalah PT Putraja Perkasa, PT Tirta Jaya Perkasa, PT Satu Komando Nusantara, PT Tujuh Fajar Gemilang hingga Koperasi Kobita. Dirinya juga memiliki advokasi bernama Lunggana Advocate & Friends. Karyawannya disebutkan mencapai hingga 7.000 orang.
Kerajaan bisnis dibangunnya dengan penuh perjuangan. Sebelum menjadi pebisnis sukses, Haji Lulung pernah menjadi pemulung kardus dan barang bekas. Pekerjaan itu dilakoni untuk menafkahi delapan saudara dan ibunya.
Nasibnya mulai berubah pada tahun 1996, ketika terdapat konflik antara kelompok Timor yang dipimpin Hercules Rozario dengan Muhammad Yusuf alias Bang Ucu. Hercules saat itu menguasai Tanah Abang.
Setelah Hercules diamankan oleh pihak kepolisian, Bang Ucu menguasai daerah Tanah Abang dan menolong Haji Lulung. Sejak saat itu, hidup Haji Lulung berubah.
Kegiatannya di politik bermula dari organisasi kemasyarakatan. Ia awalnya aktif mengikuti beragam organisasi masyarakat seperti Gerak Betawi, Pemuda Panca Marga, hingga Bamus Betawi. Dirinya mengawali karier politik dengan bergabung bersama PPP dan terah berhasil dua kali terpilih sebagai anggota DPRD DKI Jakarta, yaitu saat Pemilu 2009 dan 2014.