Kapan Lagi Punya Bisnis Global dengan Citarasa Lokal
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pada awalnya Henrico Timbara Putra (41) tidak yakin akan membuka toko vape selama PPKM. Namun karena kekuatan brand dengan hanya menggunakan media sosial, influencer dan siaran WA, para penggemarnya terus berdatangan untuk membeli.
Dari 2 toko yang dikelolanya, ayah satu anak tersebut mendapatkan yang lumayan setiap bulannya. Keuntungan perbulan dari masing-masing toko sangat menggiurkan.
Henrico yang dulunya seorang pegawai di industri printing mengaku, pada awalnya memulai usaha tanpa harapan, tetapi saat ini pendapatan dari bisnis RELX ini tersebut dapat menutupi pengeluaran dan tagihannya, bahkan juga memberikan banyak peluang bagus yang sebelumnya tidak didapatkan untuk keluarganya.
Adapun alasan untuk membuka toko RELX, Henrico memulainya dengan memiliki toko online. Dia memutuskan untuk membuka toko offline, karena dia melihat penjualan dari online tinggi dan permintaan juga terus tinggi.
Apalagi saat ini proses membuka toko RELX juga sangat mudah, hanya dengan kurun waktu kurang dari 30 hari, dari mulai pengajuan area, sampai dengan pembukaan toko, semua tutorial disediakan dan lengkap oleh tim RELX. Bahkan ada tutorial tentang cara memasang furnitur.
Henrico hanya perlu memberikan kepada kontraktor. Para Karyawan juga mendapatkan pelatihan secara lengkap sampai mereka mengerti. Saat ini Henrico hanya perlu duduk dan bersantai untuk menikmati hasilnya. Ia menegaskan, membuka toko offline sangat mudah karena tidak perlu melakukan terlalu banyak pekerjaan.
"Tetapi saya bisa mengendalikan semuanya dengan sistem yang disediakan," paparnya.
Henrico berbagi pengalaman bahwa sebelumnya adalah pengguna pod aktif, dan dulu masih sulit mencari POD yang ada di Medan, Sumatera Utara. Kala itu ia juga menjajal semua brand pod yang ada.
Jika pun ada maka terkadang stok-nya tidak stabil. Ia pun berkeliling untuk mencari vape store, mencari pod yang closed-system (sekali pakai buang) sangat sulit.
Sementara terkait kendala ketika menekuni bisnis RELX, Henrico bercerita seputar kondisi bisnis ini pada 2 sampai 3 bulan lalu. Dimana pengguna pod masih bisa dihitung pakai jari di Medan dan kultur rokok konvensional kita masih kuat.
"Jadi masih kurang awam pengguna POD ini. Kalau sekarang orang mulai banyak yang beralih, kesadaran kesehatan mulai meningkat, asap dan bau rokok juga uda gak nyaman. Jadi banyak perokok yang mencari tau sendiri POD itu apa," paparnya.
Sambung dia mengungkapkan, saat ini demand tetap ada bahkan setiap hari terus meningkat. "Yang penting kuncinya satu aja, jangan pernah putus stok semua varian rasa," terang dia.
Henrico menyarankan bagi pemula untuk tidak ragu membuka toko RELX. Saat ini merupakan waktu yang tepat untuk membuka karena merk RELX sangat cepat berkembang. Adapun bentuk dukungan yang diberikan oleh tim RELX International, dari mulai pemetaan area toko, training untuk staff, furniture & kelengkapan display.
Lalu POS sistem penjualan, promosi yang dijalankan pada saat awal buka toko, jaminan produk yang dijual ke konsumen, hingga sampai konsultasi pengembangan bisnis. Dan ditambah lagi dengan penguatan brand maka akan membantu penjualan juga.
"Jadi jangan khawatir dan miliki toko Anda secepatnya, kapan lagi punya bisnis global dengan citarasa lokal" tandasnya.
Terpisah, Viktor Wilson (30) mengaku mendapatkan jumlah yang sangat besar di setiap bulan dari bisnis toko RELX. Pendapatan yang fantastis tersebut karena toko RELX milik Viktor berada di kawasan bisnis dan komunitas sepeda.
Tidak heran, lajang yang pernah bekerja di bank ini mengaku sejak menekuni toko RELX, ia telah memiliki kehidupan yang jauh lebih baik dalam hal pendapatan dan peluang bisnis.
"Ke depan saya segera membuka beberapa toko lagi. Karena RELX merupakan peluang bisnis yang baik. Apalagi brand-nya sangat mendukung dan memperhatikan partner bisnis,," paparnya.
Keyakinan Viktor, pilihan membuka toko RELX karena sebelumnya telah mempunyai toko vape sehingga vape adalah spesialisasinya. Setelah membuka toko RELX berbagai pengalaman pun telah didapatnya.
Karena setelah menjalankan RELX offline maupun online, Viktor memiliki waktu yang sangat fleksibel dan memiliki waktu untuk hal-hal tentang pengembangan pribadi dan bisnisnya. Sesuatu yang sebelumnya tidak dapat ia lakukan.
"Saran saya kepada orang lain yang ingin membuka toko RELX maka harus menggali lebih banyak informasi dan langsung menghubungi Tim RELX. Mereka akan mendukung dan membantu Anda menemukan lokasi yang terbaik dan pada saat menjalankan bisnisnya merekapun membantu agar bisnis nya sustainable (berkelanjutan)," pungkasnya.
Henrico dan Viktor menyetujui bahwa RELX memberikan akses lebih mudah kepada para perokok dewasa untuk mengganti alternatif rokoknya dengan rokok elektrik yang lebih tidak berbahaya, apalagi RELX Internasional telah tersebar luas dengan pesat di berbagai kota di seluruh Indonesia sebagai pemenang penghargaan e-cigarettes.
Dengan dukungan yang kuat dari perusahaan kepada para mitranya, kedua pemilik toko ini mengaku awalnya mendapatkan kesempatan untuk menjadi pemilik toko RELX yang saat ini menjadi mimpi para pebisnis yang paling menarik melalui webpage RELX langsung.
Dari 2 toko yang dikelolanya, ayah satu anak tersebut mendapatkan yang lumayan setiap bulannya. Keuntungan perbulan dari masing-masing toko sangat menggiurkan.
Henrico yang dulunya seorang pegawai di industri printing mengaku, pada awalnya memulai usaha tanpa harapan, tetapi saat ini pendapatan dari bisnis RELX ini tersebut dapat menutupi pengeluaran dan tagihannya, bahkan juga memberikan banyak peluang bagus yang sebelumnya tidak didapatkan untuk keluarganya.
Adapun alasan untuk membuka toko RELX, Henrico memulainya dengan memiliki toko online. Dia memutuskan untuk membuka toko offline, karena dia melihat penjualan dari online tinggi dan permintaan juga terus tinggi.
Apalagi saat ini proses membuka toko RELX juga sangat mudah, hanya dengan kurun waktu kurang dari 30 hari, dari mulai pengajuan area, sampai dengan pembukaan toko, semua tutorial disediakan dan lengkap oleh tim RELX. Bahkan ada tutorial tentang cara memasang furnitur.
Henrico hanya perlu memberikan kepada kontraktor. Para Karyawan juga mendapatkan pelatihan secara lengkap sampai mereka mengerti. Saat ini Henrico hanya perlu duduk dan bersantai untuk menikmati hasilnya. Ia menegaskan, membuka toko offline sangat mudah karena tidak perlu melakukan terlalu banyak pekerjaan.
"Tetapi saya bisa mengendalikan semuanya dengan sistem yang disediakan," paparnya.
Henrico berbagi pengalaman bahwa sebelumnya adalah pengguna pod aktif, dan dulu masih sulit mencari POD yang ada di Medan, Sumatera Utara. Kala itu ia juga menjajal semua brand pod yang ada.
Jika pun ada maka terkadang stok-nya tidak stabil. Ia pun berkeliling untuk mencari vape store, mencari pod yang closed-system (sekali pakai buang) sangat sulit.
Sementara terkait kendala ketika menekuni bisnis RELX, Henrico bercerita seputar kondisi bisnis ini pada 2 sampai 3 bulan lalu. Dimana pengguna pod masih bisa dihitung pakai jari di Medan dan kultur rokok konvensional kita masih kuat.
"Jadi masih kurang awam pengguna POD ini. Kalau sekarang orang mulai banyak yang beralih, kesadaran kesehatan mulai meningkat, asap dan bau rokok juga uda gak nyaman. Jadi banyak perokok yang mencari tau sendiri POD itu apa," paparnya.
Sambung dia mengungkapkan, saat ini demand tetap ada bahkan setiap hari terus meningkat. "Yang penting kuncinya satu aja, jangan pernah putus stok semua varian rasa," terang dia.
Henrico menyarankan bagi pemula untuk tidak ragu membuka toko RELX. Saat ini merupakan waktu yang tepat untuk membuka karena merk RELX sangat cepat berkembang. Adapun bentuk dukungan yang diberikan oleh tim RELX International, dari mulai pemetaan area toko, training untuk staff, furniture & kelengkapan display.
Lalu POS sistem penjualan, promosi yang dijalankan pada saat awal buka toko, jaminan produk yang dijual ke konsumen, hingga sampai konsultasi pengembangan bisnis. Dan ditambah lagi dengan penguatan brand maka akan membantu penjualan juga.
"Jadi jangan khawatir dan miliki toko Anda secepatnya, kapan lagi punya bisnis global dengan citarasa lokal" tandasnya.
Terpisah, Viktor Wilson (30) mengaku mendapatkan jumlah yang sangat besar di setiap bulan dari bisnis toko RELX. Pendapatan yang fantastis tersebut karena toko RELX milik Viktor berada di kawasan bisnis dan komunitas sepeda.
Tidak heran, lajang yang pernah bekerja di bank ini mengaku sejak menekuni toko RELX, ia telah memiliki kehidupan yang jauh lebih baik dalam hal pendapatan dan peluang bisnis.
"Ke depan saya segera membuka beberapa toko lagi. Karena RELX merupakan peluang bisnis yang baik. Apalagi brand-nya sangat mendukung dan memperhatikan partner bisnis,," paparnya.
Keyakinan Viktor, pilihan membuka toko RELX karena sebelumnya telah mempunyai toko vape sehingga vape adalah spesialisasinya. Setelah membuka toko RELX berbagai pengalaman pun telah didapatnya.
Karena setelah menjalankan RELX offline maupun online, Viktor memiliki waktu yang sangat fleksibel dan memiliki waktu untuk hal-hal tentang pengembangan pribadi dan bisnisnya. Sesuatu yang sebelumnya tidak dapat ia lakukan.
"Saran saya kepada orang lain yang ingin membuka toko RELX maka harus menggali lebih banyak informasi dan langsung menghubungi Tim RELX. Mereka akan mendukung dan membantu Anda menemukan lokasi yang terbaik dan pada saat menjalankan bisnisnya merekapun membantu agar bisnis nya sustainable (berkelanjutan)," pungkasnya.
Henrico dan Viktor menyetujui bahwa RELX memberikan akses lebih mudah kepada para perokok dewasa untuk mengganti alternatif rokoknya dengan rokok elektrik yang lebih tidak berbahaya, apalagi RELX Internasional telah tersebar luas dengan pesat di berbagai kota di seluruh Indonesia sebagai pemenang penghargaan e-cigarettes.
Dengan dukungan yang kuat dari perusahaan kepada para mitranya, kedua pemilik toko ini mengaku awalnya mendapatkan kesempatan untuk menjadi pemilik toko RELX yang saat ini menjadi mimpi para pebisnis yang paling menarik melalui webpage RELX langsung.
(akr)