Bisnis Kain Endek di Bali Tetap Eksis Bersama BRI
loading...
A
A
A
KLUNGKUNG - Mengawali usaha sejak tahun 1995, Ni Ketut Agustini Dian bersama Suami I Ketut Murtika mengawali usaha 'Dian’s Songket' dengan membuka toko kain kecil di rumahnya. Bersama BRI , Dian’s Rumah Songket & Endek yang bergerak di bidang industri pertenunan kain tenun songket dan endek terus berkembang.
Produksi kain tenun rumahan diawali dengan hanya mengandalkan 5 orang pengrajin di Jalan Gaduh No. 16 Desa Gelgel Kabupaten Klungkung. Hasil produksi kain (songket dan endek) kemudian dijual eceran ke pedagang kain di Pasar Seni Klungkung.
Merasa perlu untuk mengembangkan usahanya tetapi terbentur dengan modal usaha yang terbatas, Dian dan Suami kemudian memanfaatkan fasilitas pinjaman dari BRI Unit Gelgel dengan plafond awal sebesar Rp200.000,-
Seiring berjalannya waktu dan usaha yang semakin berkembang. Di Tahun 2009, Dian’s Songket mengontrak lahan yang dirubah menjadi workshop bagi 28 orang pengrajin tenun.
Ia kemudian mengajukan pinjaman KMK (RC) di BRI Cabang Semarapura dengan plafond awal sebesar Rp600 juta hingga menjadi plafond Rp1 miliar.
Tidak hanya memanfaatkan fasilitas kredit dari BRI, Ia juga memanfaatkan fasilitas mesin EDC merchant, QRIS BRI, dan fasilitas simpanan serta e-Banking BRI untuk mempermudah Ybs dalam melakukan kontrol (pengecekan) atas transaksi perusahaan Ybs.
Karena adanya peningkatan permintaan pasar atas kain songket dan endek, kemudian menambah pengrajin tenun hingga saat ini berjumlah 64 orang yang tersebar di rumah masing-masing pengrajin dan di workshop.
Di tahun 2014 kemudian melakukan perluasan toko menjadi gallery kain dan perluasan workshop demi menciptakan kenyamanan bagi para pelanggan dan display barang yang lebih maksimal. Dian’s Songket pun berubah nama menjadi “Dian’s Rumah Songket & Endek”.
Produksi pengrajin tetap berfokus pada kain tenun tradisional khas Kabupaten Klungkung yaitu kain songket dan endek yang terkenal akan corak dan warnanya yang khas. Dians dan Suami mulai meregenerasi pengelolaan usaha ke anak mereka yaitu I Putu Agus Aksara Diantika hingga saat ini.
Produksi kain tenun rumahan diawali dengan hanya mengandalkan 5 orang pengrajin di Jalan Gaduh No. 16 Desa Gelgel Kabupaten Klungkung. Hasil produksi kain (songket dan endek) kemudian dijual eceran ke pedagang kain di Pasar Seni Klungkung.
Merasa perlu untuk mengembangkan usahanya tetapi terbentur dengan modal usaha yang terbatas, Dian dan Suami kemudian memanfaatkan fasilitas pinjaman dari BRI Unit Gelgel dengan plafond awal sebesar Rp200.000,-
Seiring berjalannya waktu dan usaha yang semakin berkembang. Di Tahun 2009, Dian’s Songket mengontrak lahan yang dirubah menjadi workshop bagi 28 orang pengrajin tenun.
Ia kemudian mengajukan pinjaman KMK (RC) di BRI Cabang Semarapura dengan plafond awal sebesar Rp600 juta hingga menjadi plafond Rp1 miliar.
Tidak hanya memanfaatkan fasilitas kredit dari BRI, Ia juga memanfaatkan fasilitas mesin EDC merchant, QRIS BRI, dan fasilitas simpanan serta e-Banking BRI untuk mempermudah Ybs dalam melakukan kontrol (pengecekan) atas transaksi perusahaan Ybs.
Karena adanya peningkatan permintaan pasar atas kain songket dan endek, kemudian menambah pengrajin tenun hingga saat ini berjumlah 64 orang yang tersebar di rumah masing-masing pengrajin dan di workshop.
Di tahun 2014 kemudian melakukan perluasan toko menjadi gallery kain dan perluasan workshop demi menciptakan kenyamanan bagi para pelanggan dan display barang yang lebih maksimal. Dian’s Songket pun berubah nama menjadi “Dian’s Rumah Songket & Endek”.
Produksi pengrajin tetap berfokus pada kain tenun tradisional khas Kabupaten Klungkung yaitu kain songket dan endek yang terkenal akan corak dan warnanya yang khas. Dians dan Suami mulai meregenerasi pengelolaan usaha ke anak mereka yaitu I Putu Agus Aksara Diantika hingga saat ini.