Luhut Sebut Omicron Bukan Satu-satunya Sumber Ketidakpastian di 2022
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kemunculan Covid-19 varian Omicron memicu ketidakpastian dan berpotensi mengganggu pemulihan ekonomi pada 2022 jika penanganannya tidak optimal. Namun, Omicron bukan satu-satunya penyebab ketidakpastian pada tahun mendatang.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan, pemulihan ekonomi dan transformasi Indonesia harus dilakukan secara berdampingan demi terwujudnya pemulihan ekonomi yang inklusif pada tahun 2022.
“Virus varian Omicron tidak akan menjadi satu-satunya sumber ketidakpastian pada 2022,” kata Luhut dalam keterangan resmi yang diterima MNC Portal Indonesia (MPI), Senin (20/12/2021).
Luhut menyampaikan, dengan meningkatnya inflasi global termasuk di Amerika Serikat (AS), The Fed dan bank sentral lainnya mulai mengurangi stimulus. Hal ini akan mengakibatkan likuiditas yang tersedia lebih rendah untuk emerging markets seperti Indonesia.
Kemudian masalah ekonomi domestik China seperti gagal bayar properti juga berpotensi berdampak pada Indonesia karena China merupakan tujuan ekspor utama Indonesia.
“Situasi ini akan lebih buruk jika hubungan AS-China memburuk, seperti di era perang dagang. Serta dengan semakin dekatnya perubahan iklim, semakin banyak negara yang menerapkan penetapan harga karbon di berbagai sektor,” paparnya.
Dengan demikian, Menko Luhut menilai pemulihan dan transformasi ekonomi harus dilakukan secara berdampingan, mengingat kondisi perekonomian global yang semakin menantang.
“Seperti halnya Covid-19, masyarakat Indonesia tidak bisa menghindari ketidakpastian. Kita hanya bisa mempersiapkan ekonomi Indonesia untuk menahan tekanan dari berbagai guncangan tersebut,” pungkasnya.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan, pemulihan ekonomi dan transformasi Indonesia harus dilakukan secara berdampingan demi terwujudnya pemulihan ekonomi yang inklusif pada tahun 2022.
“Virus varian Omicron tidak akan menjadi satu-satunya sumber ketidakpastian pada 2022,” kata Luhut dalam keterangan resmi yang diterima MNC Portal Indonesia (MPI), Senin (20/12/2021).
Luhut menyampaikan, dengan meningkatnya inflasi global termasuk di Amerika Serikat (AS), The Fed dan bank sentral lainnya mulai mengurangi stimulus. Hal ini akan mengakibatkan likuiditas yang tersedia lebih rendah untuk emerging markets seperti Indonesia.
Kemudian masalah ekonomi domestik China seperti gagal bayar properti juga berpotensi berdampak pada Indonesia karena China merupakan tujuan ekspor utama Indonesia.
“Situasi ini akan lebih buruk jika hubungan AS-China memburuk, seperti di era perang dagang. Serta dengan semakin dekatnya perubahan iklim, semakin banyak negara yang menerapkan penetapan harga karbon di berbagai sektor,” paparnya.
Dengan demikian, Menko Luhut menilai pemulihan dan transformasi ekonomi harus dilakukan secara berdampingan, mengingat kondisi perekonomian global yang semakin menantang.
“Seperti halnya Covid-19, masyarakat Indonesia tidak bisa menghindari ketidakpastian. Kita hanya bisa mempersiapkan ekonomi Indonesia untuk menahan tekanan dari berbagai guncangan tersebut,” pungkasnya.
(ind)