Harga Tembus Rp20.000, Ini Cara Pemerintah Redam Mahalnya Minyak Goreng
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi tak menampik bahwa sejumlah komoditas pangan mengalami kenaikan pada beberapa bulan terakhir hingga jelang tutup tahun 2021 ini. Dia menyebut beberapa komoditas yang merangkak naik antara lain minyak goreng, cabai dan telur.
Terkait naiknya harga minyak goreng, Mendag bersama jajaran di Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan melakukan intervensi 11 juta liter minyak goreng yang akan digelontorkan di pasaran seharga Rp14.000 per liter.
"Ada beberapa yang memang naik yaitu minyak goreng, cabai dan telur. Minyak goreng kita sudah intervensi 11 juta liter akan kita gelontorkan di (harga) Rp14.000 supaya tercapai daya beli masyarakat," kata Lutfi, dikutip Jumat (31/12/2021).
Mendag menambahkan pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Kementerian Koordinator bidang Perekonomian untuk merealisasikan pemberian subsidi minyak goreng dengan menggunakan dana pungutan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP KS).
"Kami sudah koordinasi dengan Kementerian Koordinator Perekonomian akan beri subsidi dari BPDP KS. Ini sedang dalam proses karena kita sudah uji coba mekanisme subsidi," urainya.
Sebagai informasi, harga minyak goreng terus merangkak naik dalam beberapa bulan terakhir hingga menyentuh Rp20.000 per liter. Angka ini melambung dari harga acuan minyak goreng kemasan sederhana di tingkat konsumen sesuai Peraturan Menteri Perdagangan No. 7 Tahun 2020, yaitu sebesar Rp11.000 per liter.
Sementara itu untuk telur, Lutfi menuturkan, jika dilihat dari Januari hingga Desember harganya masih di bawah harga acuan Kementerian Perdagangan di rata-rata Rp24.000/kg.
Menurut dia, kenaikan ini dipicu oleh geliat industri hotel, restoran dan katering yang mulai aktif memanfaatkan telur ayam sebagai bahan pangan untuk masakan. Pemicu lainnya adalah menipisnya stok yang telah digunakan untuk bantuan sosial sebelumnya.
Meski begitu, Lutfi berujar bahwa harga telur ayam yang melonjak tidak akan lama. Dia memproyeksikan pada Januari akan melandai.
"Telur ayam sekarang lagi tinggi tapi Januari turun karena permintaannya turun jadi jumlahnya akan normal," tukas mantan Duta Besar Indonesia untuk AS itu.
Berdasarkan pantauan MNC Portal Indonesia (MPI) di situs infopangan.jakarta.go.id, di Pasar Gondangdia, Jakarta Pusat satu kilogram telur ayam ras hari ini, Jumat (31/12/2021) turun Rp4.000 menjadi Rp30.000/kg.
Kemudian, di Pasar Pulo Gadung, Jakarta Timur turun Rp3.000 menjadi Rp30.000/kg dibandingkan hari sebelumnya, Kamis (30/12/2021). Sementara di Pasar Senen Blok III-IV, Jakarta Pusat, hari ini turun Rp2.000 menjadi 30.000/kg.
Sedangkan di Pasar Grogol, Pasar Lenteng Agung, dan Pasar Pademangan Timur, ketiga pasar ini turun Rp 1.000 menjadi Rp 31.000/kg.
Terkait naiknya harga minyak goreng, Mendag bersama jajaran di Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan melakukan intervensi 11 juta liter minyak goreng yang akan digelontorkan di pasaran seharga Rp14.000 per liter.
"Ada beberapa yang memang naik yaitu minyak goreng, cabai dan telur. Minyak goreng kita sudah intervensi 11 juta liter akan kita gelontorkan di (harga) Rp14.000 supaya tercapai daya beli masyarakat," kata Lutfi, dikutip Jumat (31/12/2021).
Mendag menambahkan pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Kementerian Koordinator bidang Perekonomian untuk merealisasikan pemberian subsidi minyak goreng dengan menggunakan dana pungutan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP KS).
"Kami sudah koordinasi dengan Kementerian Koordinator Perekonomian akan beri subsidi dari BPDP KS. Ini sedang dalam proses karena kita sudah uji coba mekanisme subsidi," urainya.
Sebagai informasi, harga minyak goreng terus merangkak naik dalam beberapa bulan terakhir hingga menyentuh Rp20.000 per liter. Angka ini melambung dari harga acuan minyak goreng kemasan sederhana di tingkat konsumen sesuai Peraturan Menteri Perdagangan No. 7 Tahun 2020, yaitu sebesar Rp11.000 per liter.
Sementara itu untuk telur, Lutfi menuturkan, jika dilihat dari Januari hingga Desember harganya masih di bawah harga acuan Kementerian Perdagangan di rata-rata Rp24.000/kg.
Menurut dia, kenaikan ini dipicu oleh geliat industri hotel, restoran dan katering yang mulai aktif memanfaatkan telur ayam sebagai bahan pangan untuk masakan. Pemicu lainnya adalah menipisnya stok yang telah digunakan untuk bantuan sosial sebelumnya.
Meski begitu, Lutfi berujar bahwa harga telur ayam yang melonjak tidak akan lama. Dia memproyeksikan pada Januari akan melandai.
"Telur ayam sekarang lagi tinggi tapi Januari turun karena permintaannya turun jadi jumlahnya akan normal," tukas mantan Duta Besar Indonesia untuk AS itu.
Berdasarkan pantauan MNC Portal Indonesia (MPI) di situs infopangan.jakarta.go.id, di Pasar Gondangdia, Jakarta Pusat satu kilogram telur ayam ras hari ini, Jumat (31/12/2021) turun Rp4.000 menjadi Rp30.000/kg.
Kemudian, di Pasar Pulo Gadung, Jakarta Timur turun Rp3.000 menjadi Rp30.000/kg dibandingkan hari sebelumnya, Kamis (30/12/2021). Sementara di Pasar Senen Blok III-IV, Jakarta Pusat, hari ini turun Rp2.000 menjadi 30.000/kg.
Sedangkan di Pasar Grogol, Pasar Lenteng Agung, dan Pasar Pademangan Timur, ketiga pasar ini turun Rp 1.000 menjadi Rp 31.000/kg.
(ind)