5 Bahan Pangan yang Harganya Naik di 2021, Cabai Rawit Paling Melejit

Jum'at, 31 Desember 2021 - 22:42 WIB
loading...
5 Bahan Pangan yang Harganya Naik di 2021, Cabai Rawit Paling Melejit
Sejumlah bahan pangan melonjak di tahun 2021, salah satunya cabai rawit merah yang tembus di atas Rp100.000/kg. Foto/Dok SINDOnews/Sutikno
A A A
JAKARTA - Bahan pangan sebagai kebutuhan pokok masyarakat selalu menjadi sorotan setiap tahun. Meski pemerintah terus berupaya menjaga stabilitas harga pangan, kenaikan harga sejumlah komoditas pangan tak terelakkan di sepanjang tahun 2021 ini.

Sebut saja beberapa bahan pangan seperti minyak goreng, cabai rawit, telur ayam, daging, hingga tempe dan tomat, harganya sempat melambung di tahun kedua pandemi Covid-19 ini.

Bahkan, komoditas tertentu seperti cabai rawit merah dan minyak goreng harganya terus melambung di atas harga normalnya hingga jelang tutup tahun. Kenaikan harga ini banyak dikeluhkan oleh masyarakat dan pedagang.



Ada beragam penyebab naiknya bahan pangan tersebut, mulai faktor iklim, kurangnya pasokan, dan pengaruh kenaikan harga internasional.

Selain itu, sejumlah bahan pangan secara historis juga melonjak saat momen tertentu, misalnya harga daging sapi yang naik jelang hari raya Idul Fitri.

“Bahwa ada momen-momen tertentu seperti Ramadan, Idul Fitri, Idul Adha, Nataru (Natal dan Tahun Baru) ada dinamika tapi ketersediaan sudah cukup,” kata Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo di Komplek Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (30/12/2021).



Berikut ini 5 bahan pangan yang mengalami lonjakan harga sepanjang tahun 2021, dirangkum SINDOnews dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional dan infopangan.jakarta.go.id, serta berbagai sumber lainnya, Jumat (31/12/2021).

1. Minyak Goreng

Harga minyak goreng terpantau mulai naik pada bulan Oktober, di mana minyak goreng ikut andil terhadap inflasi bulan Oktober yang sebesar 0,12%.

Berdasarkan PIHPS, pada pekan pertama Januari rata-rata harga minyak goreng Rp14.500/kg lalu naik ke kisaran Rp16.000-Rp17.000-an pada Oktober.

Hari ini, di penghujung tahun 2021, harganya telah menembus Rp19.900/kg. Bahkan, sebelumnya di sejumlah pasar di Jakarta sempat tembus Rp20.000/kg.



Harga tersebut sudah jauh melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng kemasan sederhana yang saat ini masih dipatok di Rp11.000 per liter.

Menurut Kementerian Perdagangan (Kemendag), harga minyak goreng mengalami kenaikan seiring melonjaknya harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) di pasar internasional. Kemendag mencatat pada bulan November harga referensi CPO telah melewati ambang USD750 per metrik ton (MT).

Pemerintah menyebut kenaikan harga referensi CPO mendapat pengaruh dari meningkatnya permintaan di pasar internasional mengingat Indonesia merupakan produsen CPO terbesar di dunia. Tren kenaikan harga CPO di dalam negeri berimbas terhadap kenaikan harga minyak goreng.

“Meskipun Indonesia adalah produsen CPO terbesar, kondisi di lapangan menunjukkan sebagian besar produsen minyak goreng tidak terintegrasi dengan produsen CPO," ungkap Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan, Jumat (5/11/2021).

2. Cabai Rawit

Kenaikan harga cabai rawit merah di penghujung tahun ini terbilang fenomenal karena harganya yang tembus di atas Rp100.000/kg. Bahkan, di pasar Tebet Barat, Jakarta Selatan sempat menyentuh Rp135.000/kg pada Selasa (28/12/2021).

Sebagai catatan, berdasarkan PIHPS, pada pekan awal Januari harga cabai rawit juga relatif tinggi yaitu berkisar Rp78.000-Rp79.000/kg. Sebelum memasuki musim hujan, cabai rawit merah sempat menyentuh level terendah pada September yaitu Rp35.000/kg.

Hari ini, Jumat (31/12/2021) harga rata-rata cabai rawit merah melandai ke kisaran Rp89.500/kg secara nasional dan Rp98.415/kg di DKI Jakarta. Di sejumlah pasar di Ibukota terjadi penurunan harga Rp10.000-Rp40.000 ke level Rp80.000/kg yang merupakan harga terendah untuk hari ini.

Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri mengatakan, naiknya harga cabai rawit merah rutin terjadi di akhir tahun. Faktor penyebabnya adalah cuaca dan ketidakseimbangan permintaan dan pasokan.



3. Telur Ayam

Harga telur di pasar tradisional juga terus merangkak di akhir tahun 2021. Harga telur ayam ras secara nasional hari ini rata-rata Rp30.300/kg, melonjak dari Rp27.700/kg di awal Januari dan jauh melampaui harga acuan Rp24.000/kg.

Sedangkan di DKI Jakarta harga rata-rata telur di pasar pada hari ini dibanderol Rp31.436/kg, dengan harga tertinggi di pasar Jatinegara yaitu Rp36.000/kg.

Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menjelaskan bahwa harga telur ayam ras sempat mengalami penurunan namun kembali melambung karena adanya koreksi harga. Meski begitu, Lutfi berujar bahwa harga telur ayam yang melonjak tidak akan lama dan diproyeksikan turun pada Januari 2022 mendatang.

4. Kedelai dan Tahu/Tempe

Kenaikan harga kedelai yang selalu terulang setiap tahun berpengaruh pada harga tahu dan tempe. Tahun ini, harga tempe mengalami kenaikan pada Januari menyusul harga kedelai yang naik dari Rp6.500/kg menjadi Rp10.000/kg. Hal ini memicu gelombang protes hingga mogok produksi ribuan pengusaha tahu tempe di DKI Jakarta yang menghentikan sementara proses produksi pada 1-3 Januari 2021.

Harga tempe kembali melonjak pada Mei dan Juni seiring naiknya harga kedelai. Merujuk pada sumber Chicago Board of Trade (CBOT), harga kedelai dunia pada awal Juni 2021 di kisaran USD 15,42/bushels atau sekitar USD566/ton. Dengan kondisi tersebut maka landed price berada di kisaran Rp9.376/kg sementara di tingkat importir berada di kisaran Rp10.206/kg.

Bahkan, menurut para pengrajin tahu dan tempe di beberapa wilayah, harga kedelai telah mencapai Rp11.000/kg. Dengan kondisi harga kedelai tersebut maka harga tempe mengalami penyesuaian menembus harga Rp17.000/kg dari sebelumnya Rp16.000/kg. Sedangkan harga tahu juga menembus harga Rp700/potong dari sebelumnya Rp650/potong.

Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo), Aip Syarifuddin mengatakan, sistem perdagangan kedelai yang dianut oleh Indonesia adalah sistem perdagangan bebas, maka berlaku juga untuk pasar di dunia.



5. Tomat

Harga tomat pada tahun ini mengalami kenaikan pada bulan Agustusyang dipicu menurunnya pasokan akibat perubahan cuaca.

Sebagai catatan, pada awal Januari harga tomat di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta yang berkisar Rp8.000/kg melonjak menjadi Rp17.000/kg pada bulan Agustus. Menurut Bank Indonesia (BI), naiknya harga tomat ikut menyumbang inflasi pada minggu ke-4 bulan Agustus sebesar 0,02% (year-to-date/ytd).

Mengutip situs infopangan.jakarta.go.id, pada hari ini, Jumat (31/12/2021), harga rata-rata tomat di DKI Jakarta dibanderol Rp12.191/kg.
(ind)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1209 seconds (0.1#10.140)