Inflasi 0,57% Terjadi di Desember 2021, Cabai Rawit dan Minyak Goreng Jadi Biang Kerok

Senin, 03 Januari 2022 - 12:13 WIB
loading...
Inflasi 0,57% Terjadi...
Pada Desember 2021, data Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan terjadi inflasi sebesar 0,57% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 107,66. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Pada Desember 2021, data Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan terjadi inflasi sebesar 0,57% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 107,66. Kepala BPS, Margo Yuwono melaporkan, bahwa inflasi di Desember 2021 dipengaruhi perkembangan harga dari berbagai komoditas yang menunjukkan adanya kenaikan.

"Hasil pantauan BPS di 90 kota di Desember 2021, inflasinya sebesar 0,57%. Ada kenaikan Indeks Harga Konsumen dari 107,5 di November 2021 menjadi 107,66 di Desember 2021," ujar Margo dalam Rilis BPS secara virtual di Jakarta, Senin(3/1/2022).



Sementara itu, inflasi tahun kalender yang sama dengan tingkat inflasi tahun ke tahun, tercatat inflasinya 1,87% dari Desember 2021 ke Desember 2020. "Dari 90 kota yang diamati, terdapat 88 kota yang mengalami inflasi dan 2 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi di Jayapura terjadi inflasi 1,91%, dan terendah di Pekanbaru 0,07%," ungkapnya.

Tercatat adanya deflasi di dua kota, yaitu Dumai 0,13% dan terendah Bukitttingi 0,04%. Dari kota yang mengalami inflasi, tertinggi di Jayapura, komoditas penyumbang adalah angkatan udara 0,94%, ikan ekor kuning 0,29%, dan ikan tongkol 0,14%. "Deflasi di Dumai andilnya dipegang oleh cabai merah 0,33%, ikan serai 0,06%, tomat 0,02%," tambahnya.

Sementara itu, perkembangan inflasi bulanan/secara month-to-month, inflasi di Desember lalu merupakan inflasi tertinggi dalam dua tahun terakhir. "Inflasi sebesar 0,57% merupakan inflasi yang tertinggi selama dua tahun terakhir. Secara yoy, ini merupakan inflasi 1,87% tertinggi sepanjang 2021, tertinggi dibandingkan 2020," ungkapnya.



Margo mengatakan andil terbesar di inflasi bulan Desember 2021 adalah pengeluaran untuk makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,41%. Kemudian, andil terbesar kedua adalah pengeluaran untuk transportasi sebesar 0,07%.

"Kelompok mamin dan tembakau, kalau kita lihat, komoditas dominan adalah cabai rawit yang andilnya 0,11%, diikuti minyak goreng 0,08%, dan telur ayam ras 0,05%. Pada kelompok transportasi disebabkan oleh kenaikan tarif angkutan udara dengan andil 0,06%," pungkas Margo.

(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1825 seconds (0.1#10.140)