Harga Minyak Turun Karena Stok Minyak AS Meningkat
loading...
A
A
A
NEW YORK - Harga minyak mentah turun pada Rabu (10/6/2020), setelah data menunjukkan kenaikan stok minyak mentah dan bahan bakar Amerika Serikat. Hal ini membuat kekhawatiran pasar akan kelebihan pasokan. Sementara pandemi Covid-19 telah menurunkan permintaan bahan bakar.
Melansir dari Reuters, harga minyak mentah berjangka internasional, Brent turun 59 sen atau 1,4% menjadi USD40,59 per barel pada pukul 03:26 GMT. Dan harga minyak mentah AS, West Texas Intermediate turun 72 sen atau 1,9% menjadi USD38,22 per barel.
Kedua acuan harga minyak sempat naik dua hari beruntun, dan menjadi kenaikan tertinggi dalam tiga bulan. Namun pasar menilai ancaman pandemi Covid-19 masih menghantui harga minyak. Harga Minyak Naik Karena Pelonggaran Lockdown di Dunia
"Harga minyak masih rapuh karena saat harga naik mendorong produsen untuk meningkatkan kembali produksinya. Sementara pandemi masih terus terjadi yang telah meredam permintaan energi," kata Avtar Sandu, manajer senior komoditas di Phillip Futures.
Adapun persediaan minyak mentah AS naik 8,4 juta barel dalam sepekan hingga 5 Juni. American Petroleum Institute melaporkan stok bahan bakar distilasi, termasuk diesel, naik 4,3 juta barel, melampaui jajak pendapat Reuters yang menyebut naik 3 juta barel.
Kelebihan pasokan ini ditambah dengan sikap OPEC. Arab Saudi, Kuwait dan Uni Emirat Arab mengatakan tidak akan melanjutkan pemotongan tambahan 1,18 juta barel per hari. Artinya pasokan minyak akan terus bertambah.
Di satu sisi, ekonomi AS masih belum stabil akibat Covid-19. Butuh waktu lebih dari satu tahun untuk pemulihan di negara ekonomi terbesar di dunia. Begitu pula dengan Jepang, negara ekonomi terbesar dunia lainnya, dimana pesanan industri mereka merosot pada bulan April lalu, yang merupakan kemerosotan tercepat dalam dua tahun.Harga minyak mentah turun pada Rabu (10/6/2020), setelah data menunjukkan kenaikan stok minyak mentah dan bahan bakar Amerika Serikat. Hal ini membuat kekhawatiran apsar akan kelebihan pasokan. Sementara pandemi Covid-19 telah menurunkan permintaan bahan bakar.
Melansir dari Reuters, harga minyak mentah berjangka internasional, Brent turun 59 sen atau 1,4% menjadi USD40,59 per barel pada pukul 03:26 GMT. Dan harga minyak mentah AS, West Texas Intermediate turun 72 sen atau 1,9% menjadi USD38,22 per barel.
Kedua acuan harga minyak sempat naik dua hari beruntun, dan menjadi kenaikan tertinggi dalam tiga bulan. Namun pasar menilai ancaman pandemi Covid-19 masih menghantui harga minyak.
"Harga minyak masih rapuh karena saat harga naik mendorong produsen untuk meningkatkan kembali produksinya. Sementara pandemi masih terus terjadi yang telah meredam permintaan energi," kata Avtar Sandu, manajer senior komoditas di Phillip Futures.
Adapun persediaan minyak mentah AS naik 8,4 juta barel dalam sepekan hingga 5 Juni. American Petroleum Institute melaporkan stok bahan bakar distilasi, termasuk diesel, naik 4,3 juta barel, melampaui jajak pendapat Reuters yang menyebut naik 3 juta barel.
Kelebihan pasokan ini ditambah dengan sikap OPEC. Arab Saudi, Kuwait dan Uni Emirat Arab mengatakan tidak akan melanjutkan pemotongan tambahan 1,18 juta barel per hari. Artinya pasokan minyak akan terus bertambah.
Di satu sisi, ekonomi AS masih belum stabil akibat Covid-19. Butuh waktu lebih dari satu tahun untuk pemulihan di negara ekonomi terbesar di dunia. Begitu pula dengan Jepang, negara ekonomi terbesar dunia lainnya, dimana pesanan industri mereka merosot pada bulan April lalu, yang merupakan kemerosotan tercepat dalam dua tahun.
Lihat Juga: Bos Bank Sentral Warning, Perang Iran-Israel Bisa Mengulang Guncangan Energi Era 1970-an
Melansir dari Reuters, harga minyak mentah berjangka internasional, Brent turun 59 sen atau 1,4% menjadi USD40,59 per barel pada pukul 03:26 GMT. Dan harga minyak mentah AS, West Texas Intermediate turun 72 sen atau 1,9% menjadi USD38,22 per barel.
Kedua acuan harga minyak sempat naik dua hari beruntun, dan menjadi kenaikan tertinggi dalam tiga bulan. Namun pasar menilai ancaman pandemi Covid-19 masih menghantui harga minyak. Harga Minyak Naik Karena Pelonggaran Lockdown di Dunia
"Harga minyak masih rapuh karena saat harga naik mendorong produsen untuk meningkatkan kembali produksinya. Sementara pandemi masih terus terjadi yang telah meredam permintaan energi," kata Avtar Sandu, manajer senior komoditas di Phillip Futures.
Adapun persediaan minyak mentah AS naik 8,4 juta barel dalam sepekan hingga 5 Juni. American Petroleum Institute melaporkan stok bahan bakar distilasi, termasuk diesel, naik 4,3 juta barel, melampaui jajak pendapat Reuters yang menyebut naik 3 juta barel.
Kelebihan pasokan ini ditambah dengan sikap OPEC. Arab Saudi, Kuwait dan Uni Emirat Arab mengatakan tidak akan melanjutkan pemotongan tambahan 1,18 juta barel per hari. Artinya pasokan minyak akan terus bertambah.
Di satu sisi, ekonomi AS masih belum stabil akibat Covid-19. Butuh waktu lebih dari satu tahun untuk pemulihan di negara ekonomi terbesar di dunia. Begitu pula dengan Jepang, negara ekonomi terbesar dunia lainnya, dimana pesanan industri mereka merosot pada bulan April lalu, yang merupakan kemerosotan tercepat dalam dua tahun.Harga minyak mentah turun pada Rabu (10/6/2020), setelah data menunjukkan kenaikan stok minyak mentah dan bahan bakar Amerika Serikat. Hal ini membuat kekhawatiran apsar akan kelebihan pasokan. Sementara pandemi Covid-19 telah menurunkan permintaan bahan bakar.
Melansir dari Reuters, harga minyak mentah berjangka internasional, Brent turun 59 sen atau 1,4% menjadi USD40,59 per barel pada pukul 03:26 GMT. Dan harga minyak mentah AS, West Texas Intermediate turun 72 sen atau 1,9% menjadi USD38,22 per barel.
Kedua acuan harga minyak sempat naik dua hari beruntun, dan menjadi kenaikan tertinggi dalam tiga bulan. Namun pasar menilai ancaman pandemi Covid-19 masih menghantui harga minyak.
"Harga minyak masih rapuh karena saat harga naik mendorong produsen untuk meningkatkan kembali produksinya. Sementara pandemi masih terus terjadi yang telah meredam permintaan energi," kata Avtar Sandu, manajer senior komoditas di Phillip Futures.
Adapun persediaan minyak mentah AS naik 8,4 juta barel dalam sepekan hingga 5 Juni. American Petroleum Institute melaporkan stok bahan bakar distilasi, termasuk diesel, naik 4,3 juta barel, melampaui jajak pendapat Reuters yang menyebut naik 3 juta barel.
Kelebihan pasokan ini ditambah dengan sikap OPEC. Arab Saudi, Kuwait dan Uni Emirat Arab mengatakan tidak akan melanjutkan pemotongan tambahan 1,18 juta barel per hari. Artinya pasokan minyak akan terus bertambah.
Di satu sisi, ekonomi AS masih belum stabil akibat Covid-19. Butuh waktu lebih dari satu tahun untuk pemulihan di negara ekonomi terbesar di dunia. Begitu pula dengan Jepang, negara ekonomi terbesar dunia lainnya, dimana pesanan industri mereka merosot pada bulan April lalu, yang merupakan kemerosotan tercepat dalam dua tahun.
Lihat Juga: Bos Bank Sentral Warning, Perang Iran-Israel Bisa Mengulang Guncangan Energi Era 1970-an
(bon)