Direktur Energi Primer Diganti, Ini Susunan Direksi PLN Terbaru

Kamis, 06 Januari 2022 - 14:27 WIB
loading...
Direktur Energi Primer Diganti, Ini Susunan Direksi PLN Terbaru
Pemegang saham hari ini mengganti Direktur Energi Primer PLN Rudy Hendra Prastowo dengan pejabat baru, Hartanto Wibowo. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PLN melalui Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ) nomor SK-2/MBU/01/2022 pada tanggal 6 Januari 2022 memutuskan memberhentikan dengan hormat Rudy Hendra Prastowo sebagai Direktur Energi Primer dan mengangkat Hartanto Wibowo sebagai penggantinya.

Dengan perubahan di atas maka susunan direksi PLN yang baru adalah sebagai berikut:

1. Direktur Utama: Darmawan Prasodjo
2. Direktur Perencanaan Korporat: Evy Haryadi
3. Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan: Bob Saril
4. Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko: Sinthya Roesly
5. Direktur Manajemen Sumber Daya Manusia: Yusuf Didi Setiarto
6. Direktur Energi Primer: Hartanto Wibowo
7. Direktur Mega Proyek dan EBT: Wiluyo Kusdwiharto
8. Direktur Bisnis Regional Sumatera Kalimantan: Adi Lumakso
9. Direktur Bisnis Regional Jawa Madura dan Bali: Haryanto WS
10. Direktur Bisnis Regional Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara: Adi Priyanto



Executive Vice President Komunikasi Korporat dan CSR PLN Agung Murdifi dalam keterangan resminya, Kamis (6/1/2022) mengatakan, pergantian direksi merupakan hal yang biasa terjadi dan bagian dari upaya meningkatkan kinerja perusahaan.

Dia menambahkan, PLN terus berkomitmen untuk melakukan transformasi guna memberikan pelayanan yang terbaik dan prima bagi seluruh pelanggan di Tanah Air.

"Keluarga besar PLN mengucapkan selamat bertugas dan akan mendukung penuh Hartanto Wibowo sebagai direksi. Serta menyampaikan terima kasih atas dedikasi yang telah diberikan oleh Rudy Hendra Prastowo," tutupnya.

Untuk diketahui, pergantian direksi yang membawahi energi primer di BUMN kelistrikan ini terjadi di saat krisis pasokan batu bara bagi pembangkit PLN. Kurangnya pasokan batu bara berdampak kepada jutaan pelanggan PLN, mulai dari masyarakat umum hingga industri, di wilayah Jawa, Madura, Bali (Jamali) dan non-Jamali.


Tak tanggung-tanggung, berdasarkan laporan PLN, lebih dari 10 juta pelanggan PLN terancam dipadamkan pada Januari 2021 akibat defisit energi primer ini. Untuk mengatasi krisis tersebut, pemerintah bahkan harus mengeluarkan kebijakan menyetop sementara ekspor batu bara thermal. Hal ini menimbulkan banyak reaksi tak hanya di dalam negeri, tapi juga di luar negeri dari negara-negara importir utama batu bara thermal Indonesia.
(fai)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1966 seconds (0.1#10.140)