Soal Harga Elpiji, Gakoptindo: Perintah Presiden Tak Pernah Dieksekusi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo) Aip Syaifuddin mengungkapkan, faktor yang membuat para produsen menjerit bukan hanya bahan baku saja. Melainkan juga bahan bakar, khususnya gas elpiji , yang harganya dinilai masih mahal.
Aip mengklaim, saat sebelum pandemi, tepatnya awal tahun 2020 lalu, dirinya sudah menghadap Presiden Joko Widodo untuk menyampaikan keluhan para perajin terkait gas elpiji. Sebab, harga gas epliji 3 kg yang dijual di pasaran memberatkan para perajin.
Saat itu, lanjut Aip, Presiden setuju dan sudah memerintahkan jajarannya. Kenyataannya, permintaan Gakoptindo tidak pernah dieksekusi.
"Waktu sebelum pandemi, kami menghadap Presiden Jokowi. Kami minta tolong dibantu untuk bisa membeli gas elpiji 3 kg langsung dari Pertamina. Nah waktu itu Presiden setuju. Sudah memerintahkan jajarannya juga. Tapi faktanya nol," ungkap Aip saat dihubungi, Selasa (11/1/2022).
Menurut Aip, harga eceran elpiji yang selama ini dibeli oleh perajin di kisaran Rp20.000/kg dinilai masih mahal. Ia pun berharap pemerintah bisa memberikan harga yang lebih murah kepada perajin tahu tempe agar tidak memberatkan produksi.
"Padahal kita tahu harga gas epligi dari Pertamina cuma Rp14.000 atau Rp15.000-an waktu itu. Tapi kami belinya Rp20.000 lebih. Perbedaan harga, walau Rp5.000 besar buat kami," ungkapnya.
Aip mengklaim, saat sebelum pandemi, tepatnya awal tahun 2020 lalu, dirinya sudah menghadap Presiden Joko Widodo untuk menyampaikan keluhan para perajin terkait gas elpiji. Sebab, harga gas epliji 3 kg yang dijual di pasaran memberatkan para perajin.
Saat itu, lanjut Aip, Presiden setuju dan sudah memerintahkan jajarannya. Kenyataannya, permintaan Gakoptindo tidak pernah dieksekusi.
"Waktu sebelum pandemi, kami menghadap Presiden Jokowi. Kami minta tolong dibantu untuk bisa membeli gas elpiji 3 kg langsung dari Pertamina. Nah waktu itu Presiden setuju. Sudah memerintahkan jajarannya juga. Tapi faktanya nol," ungkap Aip saat dihubungi, Selasa (11/1/2022).
Menurut Aip, harga eceran elpiji yang selama ini dibeli oleh perajin di kisaran Rp20.000/kg dinilai masih mahal. Ia pun berharap pemerintah bisa memberikan harga yang lebih murah kepada perajin tahu tempe agar tidak memberatkan produksi.
"Padahal kita tahu harga gas epligi dari Pertamina cuma Rp14.000 atau Rp15.000-an waktu itu. Tapi kami belinya Rp20.000 lebih. Perbedaan harga, walau Rp5.000 besar buat kami," ungkapnya.
(uka)