Banjir Duit! Pemodal Ventura Guyur Startup Rp9.652,5 Triliun di 2021

Sabtu, 15 Januari 2022 - 19:56 WIB
loading...
Banjir Duit! Pemodal Ventura Guyur Startup  Rp9.652,5 Triliun di 2021
Pemodal ventura menginvestasikan USD675 miliar ke berbagai startup di seluruh dunia sepanjang tahun 2021 lalu. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Para pemodal ventura tercatat telah menginvestasikan lebih dari USD675 miliar atau sekitar Rp9.652,5 triliun (kurs Rp14.300/USD) pada perusahaan rintisan (startup) di seluruh dunia sepanjang tahun 2021 lalu.

Menurut data yang diterbitkan Kamis (13/1) oleh perusahaan analisis VC Dealroom dan agen promo Inggris London & Partners, jumlah dana yang disuntikkan para pemodal ventura ke berbagai perusahaan rintisan tersebut dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan tahun 2020 lalu.



Meski pandemi, jumlah unicorn terus meningkat pada tahun lalu, dengan sekitar 133 startup di San Francisco Bay Area, diikuti oleh 69 di New York, 21 di Greater Boston, 20 di London, 16 di Bengaluru dan 15 di Berlin. Lonjakan jumlah unicorn itu didukung oleh pendanaan jumbo - megaround - putaran pendanaan awal seilai lebih dari USD100 juta.

Pendanaan ini melonjak secara dramatis di beberapa kota, dengan London yang mengalami peningkatan 3,4 kali lipat. Tercatat di London saja ada 64 dari megaround ini pada tahun lalu, naik dari 19 pada tahun 2020, menurut Dealroom. Aplikasi Fintech Revolut mengumpulkan USD800 juta seri E, sementara saingannya Monzo mengumpulkan lebih dari USD600 juta di dua kesepakatan. Di tempat lain, platform acara online Hopin mengumpulkan USD850 juta dari dua kesepakatan pada tahun 2021.

Secara total, perusahaan rintisan di ibu kota Inggris itu mengumpulkan USD25,5 miliar dari para pemodal ventura tahun lalu, naik dari USD11,2 miliar pada tahun 2020. Sekarang terdapat 75 unicorn di London, dengan penambahan terbaru termasuk aplikasi mobile banking Starling Bank dan startup insuretech Marshmallow.

Laura Citron, CEO London & Partners, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa London sekarang adalah ibukota teknologi global yang benar-benar matang.

"Kami memiliki kumpulan besar pendanaan tahap selanjutnya, hampir dua perusahaan unicorn baru setiap bulan, dan putaran dan keluar pendanaan besar-besaran," katanya seperti dilansir CNBC, Sabtu (15/1/2022). "Data ini menunjukkan bahwa London bukan hanya tempat yang brilian bagi para wirausahawan untuk memulai bisnis, tetapi juga untuk mengembangkannya ke skala global."

Perusahaan modal ventura di London mengumpulkan USD9,9 miliar dana baru pada tahun 2021, terhitung 35% dari semua dana modal ventura Eropa. Index Ventures, Balderton Capital, dan 83North semuanya menutup dana baru yang besar, sementara perusahaan VC AS yang terkenal termasuk Lightspeed dan General Catalyst mendirikan kantor di kota.

Kendati demikian, London dan seluruh Eropa belum menghasilkan perusahaan teknologi apa pun yang dapat menandingi ukuran Alphabet, Apple, Amazon, Meta atau Microsoft di AS, atau Alibaba dan Tencent di China.

Perusahaan teknologi terbesar di Eropa berdasarkan kapitalisasi pasar adalah pembuat mesin pembuat chip ASML, yang bernilai lebih dari USD300 miliar. Sementara itu, di AS, beberapa perusahaan bernilai lebih dari USD1 triliun dan Apple sempat melihat kapitalisasi pasarnya naik menjadi lebih dari USD3 triliun awal bulan ini. Memang, raksasa teknologi AS dan Asia telah mengakuisisi banyak perusahaan paling menjanjikan di Eropa, termasuk lab kecerdasan buatan DeepMind dan perancang chip Arm.

Pemodal ventura memompa sebanyak USD328,8 miliar ke perusahaan rintisan AS dan USD61,8 miliar ke perusahaan rintisan China pada tahun 2021. Sementara, mereka hanya menginvestasikan USD39,8 miliar di perusahaan rintisan Inggris. Tetapi investasi VC di Inggris dan Eropa tumbuh lebih cepat daripada di AS dan China.

Beberapa perusahaan rintisan paling terkenal di London, termasuk perusahaan pengiriman makanan Deliveroo dan perusahaan rintisan keamanan siber Darktrace, go public di London Stock Exchange pada tahun 2021. Namun, mereka menerima sambutan beragam dari investor, dan banyak perusahaan rintisan terbesar di Eropa. ups termasuk Spotify masih memilih untuk daftar di New York.



Nazim Salur, pendiri aplikasi pengiriman bahan makanan cepat Getir, mengatakan kepada CNBC pada bulan Desember bahwa Eropa tidak memperlakukan perusahaan teknologi sebaik AS.

"Terlalu banyak skeptisisme (di Eropa)," kata dia seraya menambahkan bahwa hal ini berasal dari investor dan pembuat kebijakan. Dia mengatakan, Getir yang baru-baru ini bernilai USD7,5 miliar kemungkinan besar akan terdaftar di AS jika go public. Hal ini menurutnya sedang dalam pembicaraan dengan investor tentang putaran baru pendanaan swasta yang menurut Bloomberg akan bernilai lebih dari USD12 miliar.

Menurut Salur, meski Eropa memiliki ekonomi yang sangat kuat secara keseluruhan dan merupakan pemain yang kuat di bidang manufaktur mobil, farmasi, mode dan industri lainnya, hal itu tidak sama dalam hal startup.

"Ada beberapa startup yang bagus. Tetapi ketika Anda melihat banyaknya daftar unicorn misalnya, sekitar 800 perusahaan, setengahnya dari AS dan sepertiganya dari China. Sisanya adalah seluruh dunia. Sayangnya Eropa tidak terwakili sebagaimana mestinya," tuturnya.
(fai)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1638 seconds (0.1#10.140)