Lewat Subholding Erick Thohir Dorong PLN Garap Bisnis Baru
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tak hanya pembangkit listrik dan transmisi, PT PLN (Persero) akan memperluas bisnisnya ke beyond Kwh. Upaya itu ditandai dengan rencana Kementerian BUMN mendirikan subholding PLN.
Setidaknya, ada tiga subholding yang dibocorkan Menteri BUMN Erick Thohir. Ketiganya, subholding pembangkit listrik power plant, subholding transmisi, dan subholding beyond Kwh.
Bisnis ke beyond Kwh, kata Erick, akan menjadi sumber pendanaan lain di luar listrik. Potensi itu didukung oleh kepemilikan aset PLN, seperti kabel.
"Seperti disampaikan Pak Wamen, beyond Kwh itu di luar listrik, kan ada kabel di mana-mana," ujar Erick, Kamis (20/1/2022).
Saat ini proses kajian pendirian holding dan subholding masih dilakukan pemegang saham. Salah satunya melalui proses pembanding (benchmarking) dengan negara-negara lain, seperti Korea Selatan, Italia, Perancis, dan Malaysia.
"Kita benchmarking juga dengan negara lain, ini bisa ditingkatkan ke independensi dijadikan PLN mobile dengan fiber opticnya," katanya.
Meski PLN akan memperluas bisnisnya, Erick memastikan, pelayanan listrik bagi masyarakat tetap ditingkatkan. Dia mencatat, setelah pembandingan, pihaknya langsung melakukan spin off pembentukan subholding. Targetnya, holding dan subholding akan terbentuk tahun 2022 ini.
"Confirm kita tuntaskan di tahun ini (holding dan subholding). Enam bulan sebelum akhir tahun ada virtual holding full transisi 2025. Tergantung kondisi transisi ini," katanya.
Setidaknya, ada tiga subholding yang dibocorkan Menteri BUMN Erick Thohir. Ketiganya, subholding pembangkit listrik power plant, subholding transmisi, dan subholding beyond Kwh.
Bisnis ke beyond Kwh, kata Erick, akan menjadi sumber pendanaan lain di luar listrik. Potensi itu didukung oleh kepemilikan aset PLN, seperti kabel.
"Seperti disampaikan Pak Wamen, beyond Kwh itu di luar listrik, kan ada kabel di mana-mana," ujar Erick, Kamis (20/1/2022).
Saat ini proses kajian pendirian holding dan subholding masih dilakukan pemegang saham. Salah satunya melalui proses pembanding (benchmarking) dengan negara-negara lain, seperti Korea Selatan, Italia, Perancis, dan Malaysia.
"Kita benchmarking juga dengan negara lain, ini bisa ditingkatkan ke independensi dijadikan PLN mobile dengan fiber opticnya," katanya.
Meski PLN akan memperluas bisnisnya, Erick memastikan, pelayanan listrik bagi masyarakat tetap ditingkatkan. Dia mencatat, setelah pembandingan, pihaknya langsung melakukan spin off pembentukan subholding. Targetnya, holding dan subholding akan terbentuk tahun 2022 ini.
"Confirm kita tuntaskan di tahun ini (holding dan subholding). Enam bulan sebelum akhir tahun ada virtual holding full transisi 2025. Tergantung kondisi transisi ini," katanya.