2 Sektor Usaha Ini Cocok Dikembangkan di Ibu Kota Baru

Jum'at, 21 Januari 2022 - 14:28 WIB
loading...
2 Sektor Usaha Ini Cocok...
Wisata kesehatan di IKN baru diyakini bisa menarik wisatawan Singapura dan China. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Pengamat tata kota Yayat Supriatna mengatakan, kehadiran ibu kota negara ( IKN ) baru atau Nusantara memiliki beberapa potensi industri untuk dikembangkan di sana. Ini penting demi menarik investasi swasta aktif, khususnya dengan skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU).



Menurutnya, bila hanya sekedar mengembangkan pusat pemerintahan diyakini IKN baru tidak akan menarik masuknya swasta dalam KPBU.

"Dua skenario paling menarik adalah pengembangan industri dan pariwisata. Untuk pariwisata itu yang potensial adalah wisata kesehatan. Sementara untuk industri haruslah kategori energi terbarukan," ujar Yayat dalam live IDX Channel di Jakarta, Jumat (21/1/2022).

Dia mengatakan potensi wisata kesehatan cukup besar karena konsep IKN yang diniatkan ramah lingkungan dan hijau. Sehingga diperkirakan bisa dibangun fasilitas RS lengkap dan ini bisa menarik segmen warga Singapura dan China untuk pindah.

"Di tahap awal saat ini IKN masih banyak keterbatasan. Tapi kalau dibangun RS internasional dan fasilitas perawatan yang cukup baik ada kemungkinan menarik warga Singapura dan China untuk pindah," sebutnya.



Berikutnya adalah potensi untuk industri berbasis teknologi terbarukan. Menurutnya ini membutuhkan kajian lanjutan untuk memastikan suplai dan permintaannya. Namun pemerintah memiliki rencana untuk membangun industri teknologi terbarukan, seperti mobil listrik, farmasi, dan agroindustri.

"Untuk industri masih butuh kajian namun pemerintah memiliki rencana bangun industri berbasis teknologi terbarukan," katanya.

Dia mengapresiasi rencana pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur, sebab pemindahan ibu kota ini akan mendorong tumbuh kembangnya pusat ekonomi baru di luar Jawa.

"Selama ini ada ketimpangan pembangunan Jawa dan luar Jawa. Ibu kota negara baru ini diharapkan dapat mengurangi kesenjangan yang ada," kata Yayat.

Menurut dia, pemerintah perlu belajar dari problematika di Jakarta. Sebagai ibu kota negara, Jakarta tidak pernah direncanakan secara maksimal dari awal.



"Kita harapkan ibu kota negara baru ini tidak menjadi kota yang punya masalah di depan. Kita harus belajar dari Jakarta yang punya problematika. Ada faktor sejarah dan lainnya yang membuat Jakarta jadi ibu kota," ujarnya lagi.
(uka)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1855 seconds (0.1#10.140)