Kisah Nyata, Ibu-ibu Kalap Berburu Minyak Goreng Rp14.000 sampai Bawa Anak Cucu
loading...
A
A
A
JAKARTA - Fenomena panic buying minyak goreng (migor) satu harga atau membeli barang dalam jumlah banyak karena khawatir kehabisan stok masih saja terjadi. Padahal, Pemerintah sudah menegaskan bahwa minyak goreng subsidi ini akan disiapkan Pemerintah sebanyak 250 juta liter per bulan selama jangka waktu 6 bulan.
Beragam trik dilakukan, salah satunya dengan mengajak anggota keluarga untuk membantu membeli supaya mendapatkan minyak lebih dari yang ditentukan. Salah satu pegawai ritel modern di bilangan Bekasi, Febri (26) mengaku, fenomena panic buying sudah terjadi sejak hari pertama program minyak goreng satu harga diberlakukan.
Dikatakannya, khususnya hari ini, Sabtu (22/1/2022), minyak goreng satu harga merek Bimoli sudah ludes terjual tak lebih dari satu jam sejak dibukanya ritel pada pukul 07.00 WIB.
"Sejak hari pertama pembeli pada panic buying. Banyak yang bawa keluarga. Hari ini saja yang merek Bimoli habis nggak sampai satu jam pas ritel dibuka," ujarnya kepada MNC Portal Indonesia saat ditemui di lokasi.
Febri menerangkan, bahwasanya pihak kasir pun mengetahui tindakan panic buying yang dilakukan para pembeli dengan cara memanfaatkan anggota keluarga sendiri. Jika hal itu terjadi, kata Febri, pihak kasir akan menolak proses pembayaran.
"Kita pegawai sini sebenernya sudah tahu kalau ada pembeli yang beli minyak dalam jumlah banyak. Kalau di kasir kan ketahuan. Mereka saling tegur sapa atau ngobrol. Dan ada juga yang di dalam troli tuh banyak minyak tapi waktu bayar, orangnya beda-beda," bebernya.
Tambah Febri, sejak hari pertama program pemerintah ini berjalan, pembeli yang datang mayoritas membeli minyak goreng. Terlihat dari isi troli yang di bawa oleh para pembeli. "Rata-rata di troli mereka pasti ada minyak goreng. Sudah sejak hari pertama tuh begitu," tukasnya.
Beragam trik dilakukan, salah satunya dengan mengajak anggota keluarga untuk membantu membeli supaya mendapatkan minyak lebih dari yang ditentukan. Salah satu pegawai ritel modern di bilangan Bekasi, Febri (26) mengaku, fenomena panic buying sudah terjadi sejak hari pertama program minyak goreng satu harga diberlakukan.
Dikatakannya, khususnya hari ini, Sabtu (22/1/2022), minyak goreng satu harga merek Bimoli sudah ludes terjual tak lebih dari satu jam sejak dibukanya ritel pada pukul 07.00 WIB.
"Sejak hari pertama pembeli pada panic buying. Banyak yang bawa keluarga. Hari ini saja yang merek Bimoli habis nggak sampai satu jam pas ritel dibuka," ujarnya kepada MNC Portal Indonesia saat ditemui di lokasi.
Febri menerangkan, bahwasanya pihak kasir pun mengetahui tindakan panic buying yang dilakukan para pembeli dengan cara memanfaatkan anggota keluarga sendiri. Jika hal itu terjadi, kata Febri, pihak kasir akan menolak proses pembayaran.
"Kita pegawai sini sebenernya sudah tahu kalau ada pembeli yang beli minyak dalam jumlah banyak. Kalau di kasir kan ketahuan. Mereka saling tegur sapa atau ngobrol. Dan ada juga yang di dalam troli tuh banyak minyak tapi waktu bayar, orangnya beda-beda," bebernya.
Tambah Febri, sejak hari pertama program pemerintah ini berjalan, pembeli yang datang mayoritas membeli minyak goreng. Terlihat dari isi troli yang di bawa oleh para pembeli. "Rata-rata di troli mereka pasti ada minyak goreng. Sudah sejak hari pertama tuh begitu," tukasnya.
(nng)