Laba Bank Mandiri Tembus Rp28,03 Triliun, Ini Penopang Utamanya!
loading...
A
A
A
JAKARTA - Di sepanjang tahun 2021 PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) meraup laba bersih sebesar Rp28,03 triliun atau tumbuh 66,83% dari tahun 2020 (year on year/YoY). Pertumbuhan bisnis tersebut diraih melalui implementasi strategi bisnis yang konsisten dengan mengoptimalkan transformasi digital.
Menurut Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi pertumbuhan laba bersih ditopang oleh optimalisasi fungsi intermediasi yang sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang positif. Tercatat hingga akhir 2021, laju kredit perseroan tumbuh 8,86% secara YoY menjadi Rp1.050,16 triliun.
"Kredit korporasi masih menjadi salah satu motor penggerak pertumbuhan dengan realisasi mencapai Rp370 triliun atau tumbuh sebesar 8% YoY secara konsolidasi. Sementara itu, kredit komersial tumbuh 9,7% secara YoY menjadi sebesar Rp174 triliun," ujar Darmawan dalam Paparan Kinerja Bank Mandiri 2021 di Jakarta, Kamis (27/1/2022).
Sementara itu, per akhir 2021 rasio kredit macet (NPL) Bank Mandiri turun 48 bps secara YoY ke level 2,81%. Meski NPL relatif menurun, perseroan tetap melakukan peningkatan rasio pencadangan atau coverage ratio sebesar 2.662 bps secara tahunan menjadi 261,5%.
Restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 juga terus menunjukan tren yang melandai seiring dengan momentum pertumbuhan ekonomi. Sampai dengan akhir Desember 2021 total restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 (bank only) di Bank Mandiri sebesar Rp69,7 triliun, posisi ini menurun dibandingkan kondisi akhir tahun 2020 yang mencapai Rp93,3 triliun.
"Sebagai langkah antisipasi potensi penurunan kualitas kredit, kami terus menjaga pembentukan pencadangan. Per akhir Desember 2021, Bank Mandiri telah membukukan biaya CKPN sebesar Rp13,9 triliun dengan rasio NPL coverage berada di level yang memadai," imbuh Darmawan.
Fungsi intermediasi tersebut juga diimbangi pertumbuhan DPK yang kuat, yakni sebesar 12,8% YoY secara konsolidasi menjadi Rp 1.291,18 triliun lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan DPK Industri sebesar 12,2% YoY.
Pertumbuhan DPK ini utamanya ditopang oleh peningkatan dana murah (CASA) secara konsolidasi sebesar 19,8% YoY yang turut berkontribusi menjaga Cost of Fund (CoF) di angka 1,71% secara konsolidasi, sehingga rasio CASA Bank Mandiri (konsolidasi) meningkat sebesar 407 basis poin (bps) secara tahunan menjadi 69,7%.
Menurut Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi pertumbuhan laba bersih ditopang oleh optimalisasi fungsi intermediasi yang sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang positif. Tercatat hingga akhir 2021, laju kredit perseroan tumbuh 8,86% secara YoY menjadi Rp1.050,16 triliun.
"Kredit korporasi masih menjadi salah satu motor penggerak pertumbuhan dengan realisasi mencapai Rp370 triliun atau tumbuh sebesar 8% YoY secara konsolidasi. Sementara itu, kredit komersial tumbuh 9,7% secara YoY menjadi sebesar Rp174 triliun," ujar Darmawan dalam Paparan Kinerja Bank Mandiri 2021 di Jakarta, Kamis (27/1/2022).
Sementara itu, per akhir 2021 rasio kredit macet (NPL) Bank Mandiri turun 48 bps secara YoY ke level 2,81%. Meski NPL relatif menurun, perseroan tetap melakukan peningkatan rasio pencadangan atau coverage ratio sebesar 2.662 bps secara tahunan menjadi 261,5%.
Restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 juga terus menunjukan tren yang melandai seiring dengan momentum pertumbuhan ekonomi. Sampai dengan akhir Desember 2021 total restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 (bank only) di Bank Mandiri sebesar Rp69,7 triliun, posisi ini menurun dibandingkan kondisi akhir tahun 2020 yang mencapai Rp93,3 triliun.
"Sebagai langkah antisipasi potensi penurunan kualitas kredit, kami terus menjaga pembentukan pencadangan. Per akhir Desember 2021, Bank Mandiri telah membukukan biaya CKPN sebesar Rp13,9 triliun dengan rasio NPL coverage berada di level yang memadai," imbuh Darmawan.
Fungsi intermediasi tersebut juga diimbangi pertumbuhan DPK yang kuat, yakni sebesar 12,8% YoY secara konsolidasi menjadi Rp 1.291,18 triliun lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan DPK Industri sebesar 12,2% YoY.
Pertumbuhan DPK ini utamanya ditopang oleh peningkatan dana murah (CASA) secara konsolidasi sebesar 19,8% YoY yang turut berkontribusi menjaga Cost of Fund (CoF) di angka 1,71% secara konsolidasi, sehingga rasio CASA Bank Mandiri (konsolidasi) meningkat sebesar 407 basis poin (bps) secara tahunan menjadi 69,7%.
(uka)