Menanti Minyak Goreng Rp14.000 yang Tak Pasti, Pedagang: Percuma Murah Tapi Langka
loading...
A
A
A
"Belum ada nih sampai sekarang. Itu udah berlaku sejak hari Rabu kemarin kan? tapi nyatanya belum. Ini saya masih jualin minyak goreng harga lama," ungkap Siti di lokasi yang sama.
Menurut dia, banyak pembeli yang datang ke warungnya dan menanyakan minyak goreng seharga Rp14.000 per liter. Apa daya kenyataannya memang minyak goreng subsidi tersebut belum tersedia, sehingga Siti pun harus berulang kali menjelaskan bahwa minyak goreng satu harga belum masuk ke pasar tempatnya berjualan.
"Puluhan pembeli datang ke sini, pertanyaannya sama. Sudah saya jelasin tetap saja nggak percaya. Ya sudah, apa boleh buat. Malah saya saranin mereka (pembeli) untuk beli ke supermarket supaya dapat murah," tukasnya.
Sementara itu, pedagang lainnya, Sugeng (50) menuturkan bahwa kebijakan menyubsidi harga minyak di tengah situasi sulit adalah jalan yang tepat. Namun, yang dia pun menyayangkan penyebarannya yang belum merata.
"Bagus sebenarnya buat bantu rakyat kecil. Tapi sebarannya belum rata. Saya saja belum dapat minyak goreng murah. Di sini saja masih harga lama. Di agen-agen juga masih pada mahal," bebernya.
Dia pun berharap ketersediaan minyak goreng bisa benar-benar dipastikan. Pasalnya, realita di lapangan minyak goreng langka dan harganya masih tingg.
Lebih lanjut, Sugeng juga mendukung kebijakan HET minyak goreng namun tetap harus diimbangi dengan ketersediaan barang di lapangan.
"Saya dukung, itu bagus. Rakyat kecil seperti pedagang-pedagang jadi kebantu. Tapi dipikirkan juga barang-barang kami yang ada di toko gimana kalau harganya murah tapi di kami masih mahal. Kalau saya jualin di patokan harga yang baru, sayanya rugi," ucapnya.
Menurut dia, banyak pembeli yang datang ke warungnya dan menanyakan minyak goreng seharga Rp14.000 per liter. Apa daya kenyataannya memang minyak goreng subsidi tersebut belum tersedia, sehingga Siti pun harus berulang kali menjelaskan bahwa minyak goreng satu harga belum masuk ke pasar tempatnya berjualan.
"Puluhan pembeli datang ke sini, pertanyaannya sama. Sudah saya jelasin tetap saja nggak percaya. Ya sudah, apa boleh buat. Malah saya saranin mereka (pembeli) untuk beli ke supermarket supaya dapat murah," tukasnya.
Sementara itu, pedagang lainnya, Sugeng (50) menuturkan bahwa kebijakan menyubsidi harga minyak di tengah situasi sulit adalah jalan yang tepat. Namun, yang dia pun menyayangkan penyebarannya yang belum merata.
"Bagus sebenarnya buat bantu rakyat kecil. Tapi sebarannya belum rata. Saya saja belum dapat minyak goreng murah. Di sini saja masih harga lama. Di agen-agen juga masih pada mahal," bebernya.
Dia pun berharap ketersediaan minyak goreng bisa benar-benar dipastikan. Pasalnya, realita di lapangan minyak goreng langka dan harganya masih tingg.
Lebih lanjut, Sugeng juga mendukung kebijakan HET minyak goreng namun tetap harus diimbangi dengan ketersediaan barang di lapangan.
"Saya dukung, itu bagus. Rakyat kecil seperti pedagang-pedagang jadi kebantu. Tapi dipikirkan juga barang-barang kami yang ada di toko gimana kalau harganya murah tapi di kami masih mahal. Kalau saya jualin di patokan harga yang baru, sayanya rugi," ucapnya.