Bangun Kawasan Ekonomi Kesehatan Perlu Dukungan Inovasi Teknologi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indonesia disebut kehilangan potensi pendapatan hingga Rp 97 triliun akibat banyaknya warga yang memilih berobat di luar negeri. Setiap tahun setidaknya terdapat lebih dari 2 juta warga Indonesia pergi ke sejumlah negara, seperti Singapura, Malaysia, Jepang, dan Amerika Serikat, untuk mengakses layanan kesehatan.
Atas dasar itu, pemerintah membangun kawasan ekonomi khusus (KEK) kesehatan sebagai upaya serius menekan warga Indonesia berobat ke luar negeri. Langkah pertama yang dilakukan adalah dengan membangun Rumah Sakit Internasional Bali di kawasan wisata Sanur.
Meski demikian, membangun KEK kesehatan perlu didukung dengan inovasi teknologi terkini seperti yang ditekankan oleh presiden dalam upaya meningkatkan layanan kesehatan. Seperti mengadopsi pengembangan advance robotic yang kini telah berkembang pesat.
Mengembangkan inovasi teknologi berupa layanan operasi dengan bantuan robot tersebut agar Indonesia tidak tertinggal dari negara lain. Layanan yang sering disebut dengan robot surgery tersebut lebih disukai lantaran sejumlah hal. Mulai dari waktu operasi yang lebih singkat, risiko perdarahan yang lebih rendah, dan penyembuhan pascaoperasi yang lebih cepat.
"Sehingga, masyarakat pun tidak perlu keluar negeri lagi, bisa mendapatkan layanan terbaik di negara sendiri," kata Managing Director Bundamedik Healthcare System (BHMS) Yudiyantho di Jakarta, Jumat (28/1/2022).
Terkait layanan bedah robotic tersebut kini tersedia di RS Bunda. Tahun ini, BMHS akan memperluas layanan robotic surgery untuk penanganan mioma uteri, kista ovarium, operasi angkat rahim, kanker usus, hingga operasi hernia. Dengan perluasan ini, kata Yudiyantho, layanan kesehatan di Indonesia tidak kalah canggih dengan di luar negeri.
Saat ini, BMHS telah memiliki 16 dokter spesialis yang memiliki sertifikasi robotic surgery. Jumlah kasus kesehatan yang telah ditangani RS Bunda menggunakan robotic surgery tercatat sekitar 600 kasus.
Dalam upaya meningkatkan layanan tersebut, BHMS telah melaksanakan Initial Public Offering (IPO) sebanyak 682 juta saham pada Juli 2021 lalu. Aksi korporasi ini berhasil mengumpulkan dana segar sebanyak Rp231,88 miliar yang dipakai untuk modal kerja dan kebutuhan operasional perseroan.
Atas dasar itu, pemerintah membangun kawasan ekonomi khusus (KEK) kesehatan sebagai upaya serius menekan warga Indonesia berobat ke luar negeri. Langkah pertama yang dilakukan adalah dengan membangun Rumah Sakit Internasional Bali di kawasan wisata Sanur.
Meski demikian, membangun KEK kesehatan perlu didukung dengan inovasi teknologi terkini seperti yang ditekankan oleh presiden dalam upaya meningkatkan layanan kesehatan. Seperti mengadopsi pengembangan advance robotic yang kini telah berkembang pesat.
Mengembangkan inovasi teknologi berupa layanan operasi dengan bantuan robot tersebut agar Indonesia tidak tertinggal dari negara lain. Layanan yang sering disebut dengan robot surgery tersebut lebih disukai lantaran sejumlah hal. Mulai dari waktu operasi yang lebih singkat, risiko perdarahan yang lebih rendah, dan penyembuhan pascaoperasi yang lebih cepat.
"Sehingga, masyarakat pun tidak perlu keluar negeri lagi, bisa mendapatkan layanan terbaik di negara sendiri," kata Managing Director Bundamedik Healthcare System (BHMS) Yudiyantho di Jakarta, Jumat (28/1/2022).
Terkait layanan bedah robotic tersebut kini tersedia di RS Bunda. Tahun ini, BMHS akan memperluas layanan robotic surgery untuk penanganan mioma uteri, kista ovarium, operasi angkat rahim, kanker usus, hingga operasi hernia. Dengan perluasan ini, kata Yudiyantho, layanan kesehatan di Indonesia tidak kalah canggih dengan di luar negeri.
Saat ini, BMHS telah memiliki 16 dokter spesialis yang memiliki sertifikasi robotic surgery. Jumlah kasus kesehatan yang telah ditangani RS Bunda menggunakan robotic surgery tercatat sekitar 600 kasus.
Dalam upaya meningkatkan layanan tersebut, BHMS telah melaksanakan Initial Public Offering (IPO) sebanyak 682 juta saham pada Juli 2021 lalu. Aksi korporasi ini berhasil mengumpulkan dana segar sebanyak Rp231,88 miliar yang dipakai untuk modal kerja dan kebutuhan operasional perseroan.
(nng)