Menggiurkan tapi Berisiko, Simak Tips Investasi Kripto dari Bobby Chen

Jum'at, 04 Februari 2022 - 18:08 WIB
loading...
Menggiurkan tapi Berisiko, Simak Tips Investasi Kripto dari Bobby Chen
Influencer yang juga investor kripto dan NFT Bobby Chen. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Aset kripto yang naik daun sejak tahun lalu menjadi alternatif investasi yang banyak dilirik belakangan ini. Namun, sebagaimana instrumen investasi lainnya, kripto juga memiliki risiko yang wajib dipahami.

Pemengaruh (influencer) yang juga investor kripto dan NFT Bobby Chen mengatakan, dalam berinvestasi itu yang terpenting adalah pola pikir, dan kalau investasi kripto maunya kaya secara instan tentu sangat sulit.

Bobby blak-blakan dia pernah membeli aset mata uang kripto Raca yang dalam beberapa bulan naik hingga 30 kali lipat. Kemudian dia juga membeli Mana (Decentraland), Shiba Inu, Baby Doge Coin, Matic Solana, dan lainnya.

“Contohnya waktu beli Raca itu kan saya beli di Rp8, lalu ternyata bukannya naik tapi sempat drop ke Rp4 sampai sekitar 2 bulan lamanya itu turun 50% dari harga saya beli,” ujarnya, dikutip Jumat (4/2/2022).

“Saya hold dan melakukan teknik DCA (Dollar Cost Averaging) saja karena melihat dari projek yang dibuat crypto tersebut masih bagus dan berjalan, lalu dalam beberapa bulan ternyata naik sampai hampir 30 kali lipat dari harga saya beli. Coba kalau saya pikirnya mau hasil instan, tentu sudah cut lost dan tidak jadi mendapatkan hasil,” beber kreator konten itu.



Sebagaimana saham, kata Bobby, investasi kripto harus tahu resiko dan tujuan kita apakah mau investasi jangka panjang (longterm) atau trading.

Dia juga menekankan investasi kripto harus menggunakan uang dingin bukan uang panas. Hal yang juga penting adalah cara pengelolaan keuangannya dan harus benar-benar tahu kita investasikan uang di aset mata uang kripto apa dan proyeknya apa.

“Jangan pernah pakai uang panas, karena kripto adalah investasi yang berisiko. Artinya, pergerakan harganya sangat volatile sekali, bisa naik dan anjlok hanya dalam semalam bahkan bisa rugpull atau scam (developer membawa kabur uang investor),” tuturnya mengingatkan.

Bobby juga menyebutkan ihwal siklus 4 tahunan Bitcoin, di mana tahun 2018 terjadi crash dan ada yang meramal tahun 2022 akan crash juga. Di lain pihak, ada pengamat yang justru memperkirakan Bitcoin akan Rp1 miliar lebih atau mencetak ATH (All Time High).

“Tidak ada yang tahu pasti mana yang akan terjadi. Sekali lagi yang penting adalah money management kita, dan kalau kita lihat sejarahnya di Januari itu memang banyak merahnya, dan mulai bullish bulan Februari dan April,” urainya.



Lebih lanjut, dia kembali menekankan kepada siapapun untuk selalu mengetahui tujuan berinvestasi sedari awal. Harga yang naik kalau kita tidak take profit itu hanya ‘angka’ saja. Kalau mau trading harus pasang target take profitnya dan cutloss-nya, tapi kalau mau investasi jangka panjang harus bisa melihat jauh ke depan berdasarkan projek dan progress dari proyek kripto tersebut.

“Jadi harus jelas tujuan kita mau trading atau investasi long term. Karena banyak orang niatnya trading waktu harga naik nggak di-take profit bilangnya mau jadi ‘invest long term’, tapi waktu turun malah marah-marah, dan menyesal sendiri,” tukasnya.

Bobby menambahkan, kripto dulu dan sekarang berbeda. Sekarang banyak kripto yang kita bisa lihat dan analisa fundamentalnya. Contohnya crypto yang memiliki proyek game, metaverse dan lainnya. Biasanya, kata dia, proyek-proyek ini mencari pendanaan lewat kripto sebab jika IPO ribet, jadi kita sebagai investor seperti beli saham perusahaan “startup” tapi memang jauh lebih berisiko.

“Sekali lagi kita harus benar-benar tau risiko dunia kripto dan kripto apa yang kita beli sebelum kita berinvestasi di kripto tersebut,” tegas pria yang dalam waktu 6 bulan berhasil membuat komunitas kripto dan mengumpulkan 20.000 anggota di Telegram dengan topik ‘Diskusi Crypto & Saham’.

Bobby sendiri terjun ke dunia kripto dengan modal awal Rp50 juta di bulan Februari 2021, lalu dalam tempo dua minggu uangnya sudah menjadi Rp250 juta. Sekarang dia sudah berinvestasi hingga Rp1 miliar lebih. Tak mau tanggung, dia yang tadinya main saham akhirnya mengalihkan semua sahamnya ke kripto.

Sebelum dikenal sebagai investor kripto dan NFT, Bobby sempat mengalami jatuh bangun dan gagal dalam berbisnis. Dia juga pernah mengalami kerugian Rp500 juta lebih saat investasi di saham pada Januari 2021 lalu. Namun, pria yang mengawali karir sebagai seorang aktor itu pantang mundur.

“Saya awalnya mau main film lalu masuk sekolah akting. Dari figuran sampai dapat beberapa job iklan, tapi tak terkenal. Bikin beberapa perusahaan juga gagal. Empat kali usaha saya gagal,” kenangnya.

“Terakhir ada aplikasi Ayofit dan perusahaan IT yang saya kembangkan dengan teman-teman itu masih tetap bertahan, yang lainnya ambruk semua,” tukasnya.

Ayofit sendiri merupakan aplikasi karya anak bangsa di bidang olahraga, program latihan, konsultasi, suplemen dan lainnya. Di perusahaan ini Bobby menjadi Chief Technology Officer PT Ayofit Indonesia Sehat, sedangkan di PT Sukses Berkat Aplikasi (SBA) dia menjabat Managing Director.
(ind)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1232 seconds (0.1#10.140)