Gelar Rakerda, PHRI Harap Hotel, Restoran dan UMKM Bangkit
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulawesi Selatan (Sulsel), menggelar Rapat Kerja Daerah (Rakerda) III di Phinisi 2 Ballroom Claro Makassar, Sabtu (5/2). Agenda tersebut merupakan rangkaian dari perayaan hari jadi yang ke-53 tahun PHRI Sulsel.
Rakerda III turut dihadiri oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi SulselProf Muhammad Djufri dan Sekjen BPP PHRI Maulana Yusran.
Ketua PHRI Sulsel, Anggiat Sinaga mengungkapkan hotel dan restoran diharapkan dapat kembali tumbuh setelah dua tahun dihantam pandemi. Karena hotel dan restoran turut berdampak sistemik pada pertumbuhan usaha kecil.
"Semua usaha bisa bergerak dan tumbuh jika okupansi hotel naik. Beberapa contohnya adalah pedagang sayur, pedagang ikan, pedagang oleh-oleh dan sebagainya. Pedagang sayur misalnya dapat tumbuh karena di hotel membutuhkan sayur untuk di hidangkan. Dengan bertumbuhnya hotel, maka pemerintah juga dapat menarik pajak lebih banyak," paparAnggiat.
Lanjut Anggiat, berbagai sendi-sendi usaha mampu tumbuh dengan bergeliatnya hotel dan restoran. Sehingga dia berharap, pemerintah memberikan atensi khusus untuk membantu meningkatkan okupansi atau tingkat hunian hotel.
"Kami berharap pemerintah memberikan bantuan. Apakah misalnya memungkinkan pemerintah bisa fokus melakukan bisnis to bisnis dengan maskapai penerbangan yang belakangan semakin menurun jumlahnya. Karena semakin besar penerbangan, maka makin banyak pula okupansi," jelas General Manager Hotel Claro Makassar itu.
Dalam Rakerda III itu, Anggiat turut membahas rencana kolaborasi unfuk meningkatkan komoditas khas Sulsel, seperti ikan bolu dan kopi. "Selanjutnya kami akan mengusung kegiatan bersifat kolaborasi untuk mengangkat hasil alam Sulsel seperti ikan bolu dan kopi. Salah satu caranya misalnya menghadirkan wisata tambak. Kalau itu bisa menjadi hal yang kita gerakkan maka tidak sulit menggerakkan ekonomi," ujarnya.
Tidak ketinggalan, PHRI Sulsel juga menggelar diskusi tentang Perpajakan yang dibawakan langsung oleh Kakanwil DJP Sulselbatra Arridel Mindra. "Rakerda PHRI ini bisa menjadi momentum sebagai pandangan konstruktif bagi pemerintah provinsi. khususnya tentang UU HPP," ungkap Anggiat.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sulsel, Muhammad Djufri mengatakan, potensi pariwisata di Sulsel sangat menjanjikan. Sehingga memajukan sektor ini dinilai perlu kerja sama dari berbagai stakeholder, termasuk PHRI.
Tentunya hal itu akan didukung oleh Pemprov Sulsel yang bertugas membenahi infrastruktur agar pariwisata di Sulsel maju. "Infrastruktur harus menjadi prioritas dalam memajukan pariwisata, disamping kerja sama dari berbagai stakeholder utamanya PHRI untuk menyiapkan layanan yang maksimal kepada wisatawan baik domestik maupun mancanegara," pungkas Muhammad Djufri.
Rakerda III turut dihadiri oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi SulselProf Muhammad Djufri dan Sekjen BPP PHRI Maulana Yusran.
Ketua PHRI Sulsel, Anggiat Sinaga mengungkapkan hotel dan restoran diharapkan dapat kembali tumbuh setelah dua tahun dihantam pandemi. Karena hotel dan restoran turut berdampak sistemik pada pertumbuhan usaha kecil.
"Semua usaha bisa bergerak dan tumbuh jika okupansi hotel naik. Beberapa contohnya adalah pedagang sayur, pedagang ikan, pedagang oleh-oleh dan sebagainya. Pedagang sayur misalnya dapat tumbuh karena di hotel membutuhkan sayur untuk di hidangkan. Dengan bertumbuhnya hotel, maka pemerintah juga dapat menarik pajak lebih banyak," paparAnggiat.
Lanjut Anggiat, berbagai sendi-sendi usaha mampu tumbuh dengan bergeliatnya hotel dan restoran. Sehingga dia berharap, pemerintah memberikan atensi khusus untuk membantu meningkatkan okupansi atau tingkat hunian hotel.
"Kami berharap pemerintah memberikan bantuan. Apakah misalnya memungkinkan pemerintah bisa fokus melakukan bisnis to bisnis dengan maskapai penerbangan yang belakangan semakin menurun jumlahnya. Karena semakin besar penerbangan, maka makin banyak pula okupansi," jelas General Manager Hotel Claro Makassar itu.
Dalam Rakerda III itu, Anggiat turut membahas rencana kolaborasi unfuk meningkatkan komoditas khas Sulsel, seperti ikan bolu dan kopi. "Selanjutnya kami akan mengusung kegiatan bersifat kolaborasi untuk mengangkat hasil alam Sulsel seperti ikan bolu dan kopi. Salah satu caranya misalnya menghadirkan wisata tambak. Kalau itu bisa menjadi hal yang kita gerakkan maka tidak sulit menggerakkan ekonomi," ujarnya.
Tidak ketinggalan, PHRI Sulsel juga menggelar diskusi tentang Perpajakan yang dibawakan langsung oleh Kakanwil DJP Sulselbatra Arridel Mindra. "Rakerda PHRI ini bisa menjadi momentum sebagai pandangan konstruktif bagi pemerintah provinsi. khususnya tentang UU HPP," ungkap Anggiat.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sulsel, Muhammad Djufri mengatakan, potensi pariwisata di Sulsel sangat menjanjikan. Sehingga memajukan sektor ini dinilai perlu kerja sama dari berbagai stakeholder, termasuk PHRI.
Tentunya hal itu akan didukung oleh Pemprov Sulsel yang bertugas membenahi infrastruktur agar pariwisata di Sulsel maju. "Infrastruktur harus menjadi prioritas dalam memajukan pariwisata, disamping kerja sama dari berbagai stakeholder utamanya PHRI untuk menyiapkan layanan yang maksimal kepada wisatawan baik domestik maupun mancanegara," pungkas Muhammad Djufri.
(agn)