Forbes Dapat Siraman Duit Rp2,86 Triliun dari Hasil Perdagangan Kripto

Jum'at, 11 Februari 2022 - 22:23 WIB
loading...
Forbes Dapat Siraman Duit Rp2,86 Triliun dari Hasil Perdagangan Kripto
Binance, salah satu platform perdagangan cryptocurrency atau mata uang kripto terbesar di dunia, berencana membeli saham Fobes senilai USD200 juta yang setara dengan Rp2,86 triliun. Foto/Dok
A A A
LONDON - Binance, salah satu platform perdagangan cryptocurrency atau mata uang kripto terbesar di dunia, berencana membeli saham Forbes senilai USD200 juta yang setara dengan Rp2,86 triliun (kurs Rp14.309 per USD). Langkah ini bakal menjadi babak baru untuk brand media berusia 105 tahun itu.

Dilansir BBC, Forbes yang dikenal dengan peringkat miliardernya, mengatakan kesepakatan itu akan membantu menjadikannya pemimpin yang memasok informasi tentang aset digital, seperti Bitcoin. Namun berita tentang investasi tersebut memicu pertanyaan di kalangan pengamat media tentang potensi konflik kepentingan.



Binance sendiri sempat menggugat Forbes pada tahun 2020 atas tuduhan pencemaran nama baik, namun kemudian kasus tersebut dibatalkan. Analis juga memberikan catatan bahwa aset kripto telah terbukti sangat rentan terhadap manipulasi oleh selebriti dan hype media, dimana hal itu memicu peringatan dari regulator di seluruh dunia.

Dalam sebuah pernyataan yang mengumumkan investasi tersebut, pendiri Binance, Changpeng 'CZ' Zhao mengatakan, dia melihat media sebagai "elemen penting untuk membangun pemahaman dan pendidikan konsumen yang luas" dari pasar kripto dan teknologi blockchain yang sedang berkembang.

Miliarder Kanada-China yang kekayaan bersihnya diperkirakan hampir USD100 miliar itu kemudian mengklarifikasi komentarnya di Twitter. Ia mengatakan, fokusnya adalah membantu Forbes membangun teknologinya dan menyebut independensi editorial Forbes sebagai hal yang 'suci'.

Dia mengatakan, kepada penyiar CNBC bahwa, perusahaannya juga mengincar investasi di perusahaan tradisional lainnya dengan tujuan untuk memperluas adopsi blockchain, sebuah sistem untuk mencatat transaksi yang menggunakan buku besar bersama yang terdesentralisasi.

Forbes mengatakan, Binance -yang tengah menghadapi pengawasan dari regulator di AS, Inggris dan di tempat lain - akan memberikan saran teknologi, membantu publikasi bisnis "memaksimalkan mereknya" dan memajukan rencana untuk mengubah pembaca menjadi pelanggan yang membayar.

Dikatakan kesepakatan itu tidak akan mengubah area cakupannya, tetapi mudah-mudahan memperluas tim aset digital yang tumbuh seiring waktu.

"Forbes telah sangat independen selama lebih dari satu abad, terlepas dari kepemilikan kami, dan itu tidak berubah. Integritas jurnalisme tepercaya kami adalah aset merek terpenting kami," kata juru bicara Bill Hankes kepada BBC.



Kesepakatan ini datang untuk menjadi momen penting bagi industri kripto. Mata uang seperti Bitcoin seperti kita ketahui nilainya terus meroket. Sementara perusahaan telah menghabiskan uangnya untuk sponsor stadion olahraga, iklan dan lobi pemerintah untuk memperluas pengaruh mereka dan membentuk peraturan.

Banyak perusahaan mata uang kripto telah bercabang ke area baru, termasuk media, karena mereka ingin meningkatkan jangkauan mereka, kata Henri Arslanian, mitra di PwC yang sering memberi saran kepada perusahaan crypto.

Dia menambahkan bahkan, jika kedua belah pihak menjanjikan independensi, ikatan antara Binance dan merek media utama AS akan menimbulkan pertanyaan. "Binance membeli bagian dari Forbes seperti McDonald's membeli bagian dari Yelp atau Marriott membeli bagian dari Trip Advisor," tulisnya di Twitter.

"Meskipun mungkin tidak ada konflik kepentingan langsung, saya pikir persepsi itu akan tetap ada," katanya kemudian kepada BBC.

(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3748 seconds (0.1#10.140)