BKPM Sebut Target Realisasi Investasi 2020 Sulit Tercapai
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengaku target realisasi investasi tahun 2020 akan sulit dicapai akibat ketidakpastian yang ditimbulkan dari pandemi Covid-19.
Sebelumnya, BKPM telah menyusun tiga skenario untuk target realisasi investasi tahun ini ditengah penyebaran Covid-19. Pertama, sebelum pandemi Covid-19, BKPM menargetkan realisasi investasi tahun 2020 sebesar Rp886 triliun. Skenario kedua, target realisasi investasi pada 2020 berada di kisaran Rp855,6 triliun dengan asumsi Covid-19 selesai pada Mei 2020.
Sementara skenario terakhir target realisasi investasi tahun 2020 sebesar Rp817,2 triliun dengan asumsi Covid-19 selesai pada Juli 2020. “Sampai sekarang saya lihat belum ada tanda-tanda berakhir di bulan Juli. Jadi belum bisa kita pastikan karena menunggu kapan Covid-19 selesai,” kata Kepala BKPM Bahlil Lahadalia di Jakarta, kemarin. (Baca: Din Syamsuddin Minta Jokowi Hentikan Pembahasan RUU HIP)
Menurut Bahlil, angka tersebut bisa berubah jika pandemi Covid-19 tidak selesai pada Juli 2020. Bahkan untuk target realisasi investasi sebesar Rp850 triliun di 2020 diperkirakan sulit tercapai.
“Seberapa dalam revisinya, kami akan menunggu penyampaian hasil realisasi investasi kuartal II/2020 karena itu momentum yang tepat untuk evaluasi. Sekaligus berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 untuk melihat kapan Covid-19 berakhir,” jelasnya.
Bahlil menuturkan, ada potensi realisasi investasi mangkrak sebesar Rp708 triliun yang sedang difasilitasi oleh BKPM. Dari angka tersebut, sebesar Rp409 triliun telah difasilitasi atau 58%. Namun karena adanya pandemi Covid-19 membuat target realisasi investasi tersebut akan mundur. (Baca juga: Taman Margasatwa Ragunan Dibuka 20 Juni, Pengunjung Wajib Daftar Online)
“Seharusnya bulan Agustus maksimal selesai. Namun dengan Covid-19 ini pasti akan mundur. Kendalanya masih ada perizinan di daerah yang masih susah,” ungkapnya.
Meski begitu, BKPM akan terus menjaga iklim investasi dan memfasilitasi pelaku usaha dalam pengurusan perizinan berusaha. Menurut Bahlil, jika investasi mangrak tersebut bisa diselesaikan akan mampu mendongkrak realisasi investasi di tahun 2020 tanpa harus menunggu investor baru.
“Kita terus berupaya, mudah-mudahan selesai Agustus. Kalau ini mampu kita eksekusi izinnya selesai maka pertumbuhan realisasi investasi kita akan naik,” jelasnya.
Bahlil juga mengungkapkan perizinan usaha naik selama pandemi Covid-19. Perizinan usaha ini paling banyak berasal dari sektor industri kesehatan. (Lihat Foto: New Normal, Kawasan Caringin Tilu Bandung Ramai Pengunjung)
“Sebelum adanya pandemi rata rata itu 3.500-4.000 izin usaha dan sektor perdagangan yang paling tinggi. Namun pada era Covid naik menjadi 4.000-5.000 izin usaha per hari. Paling banyak dari sektor kesehatan,” ujar Bahlil.
Dia menjelaskan, hal ini bisa terjadi karena saat pandemi terjadi, pelaku usaha cenderung untuk bekerja di rumah dari pada ke lapangan. Sehingga aktivitas bisnis tidak terlalu aktif dalam produksi. “Pelaku usaha lebih cenderung mempersiapkan dalam hal internal, seperti mempersiapkan perizinan,” terangnya. (Oktiani Endarwati)
Sebelumnya, BKPM telah menyusun tiga skenario untuk target realisasi investasi tahun ini ditengah penyebaran Covid-19. Pertama, sebelum pandemi Covid-19, BKPM menargetkan realisasi investasi tahun 2020 sebesar Rp886 triliun. Skenario kedua, target realisasi investasi pada 2020 berada di kisaran Rp855,6 triliun dengan asumsi Covid-19 selesai pada Mei 2020.
Sementara skenario terakhir target realisasi investasi tahun 2020 sebesar Rp817,2 triliun dengan asumsi Covid-19 selesai pada Juli 2020. “Sampai sekarang saya lihat belum ada tanda-tanda berakhir di bulan Juli. Jadi belum bisa kita pastikan karena menunggu kapan Covid-19 selesai,” kata Kepala BKPM Bahlil Lahadalia di Jakarta, kemarin. (Baca: Din Syamsuddin Minta Jokowi Hentikan Pembahasan RUU HIP)
Menurut Bahlil, angka tersebut bisa berubah jika pandemi Covid-19 tidak selesai pada Juli 2020. Bahkan untuk target realisasi investasi sebesar Rp850 triliun di 2020 diperkirakan sulit tercapai.
“Seberapa dalam revisinya, kami akan menunggu penyampaian hasil realisasi investasi kuartal II/2020 karena itu momentum yang tepat untuk evaluasi. Sekaligus berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 untuk melihat kapan Covid-19 berakhir,” jelasnya.
Bahlil menuturkan, ada potensi realisasi investasi mangkrak sebesar Rp708 triliun yang sedang difasilitasi oleh BKPM. Dari angka tersebut, sebesar Rp409 triliun telah difasilitasi atau 58%. Namun karena adanya pandemi Covid-19 membuat target realisasi investasi tersebut akan mundur. (Baca juga: Taman Margasatwa Ragunan Dibuka 20 Juni, Pengunjung Wajib Daftar Online)
“Seharusnya bulan Agustus maksimal selesai. Namun dengan Covid-19 ini pasti akan mundur. Kendalanya masih ada perizinan di daerah yang masih susah,” ungkapnya.
Meski begitu, BKPM akan terus menjaga iklim investasi dan memfasilitasi pelaku usaha dalam pengurusan perizinan berusaha. Menurut Bahlil, jika investasi mangrak tersebut bisa diselesaikan akan mampu mendongkrak realisasi investasi di tahun 2020 tanpa harus menunggu investor baru.
“Kita terus berupaya, mudah-mudahan selesai Agustus. Kalau ini mampu kita eksekusi izinnya selesai maka pertumbuhan realisasi investasi kita akan naik,” jelasnya.
Bahlil juga mengungkapkan perizinan usaha naik selama pandemi Covid-19. Perizinan usaha ini paling banyak berasal dari sektor industri kesehatan. (Lihat Foto: New Normal, Kawasan Caringin Tilu Bandung Ramai Pengunjung)
“Sebelum adanya pandemi rata rata itu 3.500-4.000 izin usaha dan sektor perdagangan yang paling tinggi. Namun pada era Covid naik menjadi 4.000-5.000 izin usaha per hari. Paling banyak dari sektor kesehatan,” ujar Bahlil.
Dia menjelaskan, hal ini bisa terjadi karena saat pandemi terjadi, pelaku usaha cenderung untuk bekerja di rumah dari pada ke lapangan. Sehingga aktivitas bisnis tidak terlalu aktif dalam produksi. “Pelaku usaha lebih cenderung mempersiapkan dalam hal internal, seperti mempersiapkan perizinan,” terangnya. (Oktiani Endarwati)
(ysw)