Konflik Rusia dan Ukraina Memanas, Bagaimana Nasib Pipa Gas 1.234 Km di Laut Baltik

Rabu, 23 Februari 2022 - 06:37 WIB
loading...
Konflik Rusia dan Ukraina Memanas, Bagaimana Nasib Pipa Gas 1.234 Km di Laut Baltik
Proyek pipa gas Nord Stream 2 yang tinggal mendapatkan persetujuan akhir harus tertunda akibat tindakan Rusia di Ukraina. Mengingat perkembangan terbaru setelah Rusia secara resmi mengakui kemerdekaan wilayah di Ukraina Timur. Foto/Dok
A A A
BERLIN - Proyek pipa gas Nord Stream 2 yang tinggal mendapatkan persetujuan akhir harus tertunda akibat konflikRusia versus Ukraina yang memanas. Pipa gas antara Rusia dan Jerman itu sebenarnya telah selesai dibangun pada September 2021 lalu, tetapi belum beroperasi.

Nord Stream 2 adalah pipa sepanjang 1.234 Km di bawah Laut Baltik, yang akan mengambil gas dari pantai Rusia dekat St Petersburg ke Lubmin di Jerman. Biaya proyek tersebut mencapai 8,4 miliar pounds dan telah rampung pada September tahun lalu.



Perusahaan raksasa energi milik Rusia, Gazprom membayar setengah dari biaya proyek pipa gas bawah laut itu, sedangkan perusahaan energi barat seperti Shell dan ENGIE dari Prancis membayar sisanya.

Nord Stream 2 berjalan sejajar dengan pipa gas yang ada, Nord Stream yang telah beroperasi sejak 2011. Bersama-sama, kedua jaringan pipa ini dapat mengirimkan 110 miliar meter kubik gas ke Eropa setiap tahun. Angka itu lebih dari seperempat dari semua gas yang digunakan negara-negara Uni Eropa setiap tahun.

Jika Nord Stream 1 dan 2 full beroperasi, maka pasokan gas dari Rusia ke Eropa tida lagi melalui Ukraina melainkan lewat Jerman.

Bagaimana Masa Depan Nord Stream 2?

Pipa Nord Stream 2 belum memiliki lisensi operasi dan Jerman saat ini telah menundanya. Langkah tersebut diambil setelah Rusia secara resmi mengakui kemerdekaan dua wilayah yang memisahkan diri di Ukraina Timur, dan mengirim pasukan ke sana.

"Mengingat perkembangan terbaru, kita harus menilai kembali situasi, khususnya mengenai Nord Stream 2," kata Kanselir Olaf Scholz.

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden sebelumnya bersumpah untuk menutup Nord Stream 2 jika Moskow menginvasi Ukraina, dengan mengatakan "Saya berjanji kepada Anda bahwa kami akan dapat melakukannya".

Siapa Penentang Nord Stream 2?

AS dan Inggris, bersama dengan tetangga Rusia yakni Polandia dan Ukraina, sangat menentang proyek Nord Stream 2. Mereka khawatir bahwa jika mulai beroperasi, itu akan memberi Rusia lebih banyak cengkeraman atas pasokan gas ke Eropa.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut Nord Stream 2 sebagai "senjata politik berbahaya". Sementara itu Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson mengatakan, Eropa perlu "memotong aliran darah kita dari Nord Stream".

Pada tahun 2006, Rusia menutup pasokan gas yang melewati Ukraina karena konflik keuangan antara kedua negara. Ini menyebabkan kekurangan pasokan energi selama musim dingin di Eropa tengah dan timur.

Ada kekhawatiran Rusia mungkin menghentikan pasokan gas di masa depan karena alasan politik. AS telah mencoba untuk memblokir Nord Stream 2 sebelumnya, dengan menjatuhkan sanksi pada perusahaan yang terlibat dalam proyek tersebut.

Namun, itu hanya menargetkan perusahaan Rusia dan bukan perusahaan Jerman, karena takut merusak hubungan diplomatik dengan Berlin.

Siapa yang Menginginkan Nord Stream 2?

Rusia ingin meningkatkan pasokan gas ke Eropa dari luasnya kilang mereka di bagian barat negara itu. Ia menginginkan pipa bawah laut ke Eropa, daripada mengandalkan jaringan pipa berbasis darat yang melewati Polandia dan Ukraina.



Jaringan pipa darat diyakini sudah menua dan tidak efisien. Selain itu, Polandia dan Ukraina mengenakan biaya transit yang tinggi. Sebelum krisis Ukraina pecah, pendahulu Scholz Angela Merkel melakukan banyak hal untuk mencoba dan mendorong Nord Stream 2.

Jerman sudah mengimpor 35% gas yang dibutuhkannya dari Rusia dan dia pikir Nord Stream 2 akan menjadi cara untuk mendapatkan lebih banyak gas Rusia yang dikirim langsung ke Jerman.

Kapan Nord Stream 2 Bisa Beroperasi?

Bahkan sebelum tindakan terbaru Jerman, proyek ini masih menghadapi rintangan hukum yang besar dan tidak mungkin memberikan gas sebelum musim panas 2022.

Regulator Jerman telah menolak untuk memberikan lisensi operasi karena perusahaan Rusia Gazprom memiliki 50% saham di pipa Nord Stream 2 dan semua gas yang akan melewatinya. Jerman mengatakan, skema itu memberi Rusia terlalu banyak kendali atas pasokan dan ingin kepemilikan pipa diberikan ke perusahaan lain.

(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1705 seconds (0.1#10.140)