Harga Minyak Tak Terbendung Saat Gencatan Senjata Rusia-Ukraina Temui Jalan Buntu

Selasa, 01 Maret 2022 - 16:08 WIB
loading...
Harga Minyak Tak Terbendung Saat Gencatan Senjata Rusia-Ukraina Temui Jalan Buntu
Harga minyak mentah naik di tengah perang Rusia-Ukraina. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Harga minyak mentah dunia hari ini kembali melesat pada perdagangan Selasa (1/3/2022) siang di tengah kemelut perang Rusia-Ukraina.

Berdasarkan data New York Mercantile Exchange (NYMEX) hingga pukul 13:55 WIB, harga minyak Brent kontrak April 2022 naik 3,12% di USD100,99 per barel, setelah sempat terkoreksi di USD97,93 per barel pada sesi sebelumnya.

Brent kontrak Mei 2022 menguat 2,01% di USD99,94 per barel, dari sesi sebelumnya di USD97,97 per barel. Sementara Brent kontrak Juni 2022 menanjak 2,00% di USD97,00 per barel, dari sesi kemarin di USD97 per barel.



Data NYMEX juga menunjukkan minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak April 2022 tumbuh 1,70% di USD97,35 per barel, kontrak WTI Mei 2022 menguat 1,78% di USD95,16 per barel, dan kontrak WTI Juni 2022 melesat 1,81% di USD92,63 per barel.

Kekhawatiran atas pasokan yang ketat telah mendorong harga lebih tinggi karena upaya perundingan gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina pada Senin (28/2/2022) masih menemui jalan buntu. Ini menunjukkan resolusi perdamaian masih belum dapat terjadi.

"Situasi rapuh di Ukraina dan sanksi keuangan dan energi terhadap Rusia akan membuat krisis energi terus berlanjut dan minyak akan jauh di atas USD100 per barel dalam waktu dekat dan bahkan lebih tinggi jika konflik semakin meningkat," tulis Louise Dickson, analis pasar minyak senior dari Rystad Energy, dilansir Reuters, Selasa (1/3/2022).



Sementara itu, korporasi raksasa minyak seperti BP dan Shell mengumumkan rencana untuk keluar dari operasi dan usahanya di Rusia.

Ketatnya stok di tingkat global sedikit diredam dengan upaya Amerika Serikat (AS) dan sekutunya yang tengah membahas rencana rilis terkoordinasi pasokan minyak mentah untuk mengurangi minimnya ketersediaan. Rilis itu diperkirakan bisa mencapai antara 60-70 juta barel.



"Kemungkinan rilis cadangan minyak itu akan membatasi kenaikan harga minyak untuk saat ini," tulis analis Commonwealth Bank of Australia dalam sebuah catatan.
(ind)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1167 seconds (0.1#10.140)