Lebih Hemat, Jargas Dinilai Jadi Solusi Gantikan LPG
loading...
A
A
A
JAKARTA - Penggunaan jaringan gas bumi (jargas) dinilai lebih hemat dibandingkan LPG . Begitu juga dengan minat masyarakat untuk beralih menggunakan jargas semakin meningkat.
Tim Peneliti Pusat Studi Peningkatan Perolehan Minyak dan Gas Bumi FTKE Universitas Trisakti Andry Prima mengatakan, berdasarkan hasil penelitian sebagian masyarakat menyatakan setuju dengan instalasi gas kota asalkan mendapatkan subsidi. Sebagian lainnya menyatakan setuju jika memang lebih murah dari pada menggunakan tabung gas.
"Harapan warga bisa lebih hemat dibandingkan LPG. Jadi harapan masyarakat bisa menggunakan energi yang bisa lebih ekonomis," kata Andry saat Focus Group Discussion (FGD) secara virtual, di Jakarta, baru-baru ini.
Menurut dia penggunaan jargas merupakan solusi energi yang murah sehingga biaya hidup bisa lebih efisien. Menurutnya, dari hasil studi masyarakat mulai memahami manfaat dari jaringan gas kota.
Senada, Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN Achmad Muchtasyar mengungkapkan, gas kota dapat menjadi solusi energi yang lebih ramah lingkungan dan ekonomis. Jargas lebih hemat jika dibandingkan secara makro ekonomi dengan LPG yang kebutuhannya 60% masih impor.
"Keunggulan gas bumi sudah kita lakukan. Kita langsung menguji secara praktial untuk memasak air 10 liter," ujar Achmad.
Dari percobaan tersebut, penggunaan gas bumi memakan biaya sebesar Rp 1.688, sedangkan LPG 12 kg maka biaya yang dibutuhkan mencapai Rp 2.095.
Achmad melanjutkan dalam perbandingkan tersebut menggunakan harga Rp 10.000 per m3 dan LPG 12 kg seharga Rp 187.674 per tabung. Menurut dia LPG 12 kg dijadikan acuan karena bukan subsidi seperti LPG 3 kg sehingga setara.
Tak berhenti disitu, untuk merealisasikan target 4 juta SR tahun 2024 perlu dukungan berbagai pihak, antara lain alokasi gas dalam jangka panjang, harga jual gas yang mencapai keekonomian, penyelarasan dengan program kompor listrik dan distribusi LPG subsidi, serta dukungan dalam kemudahan proses perijinan.
Achmad mengungkapkan, PGN akan menggunakan skema infrastruktur baik pipeline maupun non pipeline CNG/LNG untuk mencapai target tersebut.
"Penugasan terkait pembangunan jargas telah sesuai dengan regulasi dan didukung penuh oleh pemerintah sehingga infrastrukturnya merupakan objek vital, sehingga semua pihak perlu mendukung terselenggaranya program jargas ini," kata dia.
Tim Peneliti Pusat Studi Peningkatan Perolehan Minyak dan Gas Bumi FTKE Universitas Trisakti Andry Prima mengatakan, berdasarkan hasil penelitian sebagian masyarakat menyatakan setuju dengan instalasi gas kota asalkan mendapatkan subsidi. Sebagian lainnya menyatakan setuju jika memang lebih murah dari pada menggunakan tabung gas.
"Harapan warga bisa lebih hemat dibandingkan LPG. Jadi harapan masyarakat bisa menggunakan energi yang bisa lebih ekonomis," kata Andry saat Focus Group Discussion (FGD) secara virtual, di Jakarta, baru-baru ini.
Menurut dia penggunaan jargas merupakan solusi energi yang murah sehingga biaya hidup bisa lebih efisien. Menurutnya, dari hasil studi masyarakat mulai memahami manfaat dari jaringan gas kota.
Senada, Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN Achmad Muchtasyar mengungkapkan, gas kota dapat menjadi solusi energi yang lebih ramah lingkungan dan ekonomis. Jargas lebih hemat jika dibandingkan secara makro ekonomi dengan LPG yang kebutuhannya 60% masih impor.
"Keunggulan gas bumi sudah kita lakukan. Kita langsung menguji secara praktial untuk memasak air 10 liter," ujar Achmad.
Dari percobaan tersebut, penggunaan gas bumi memakan biaya sebesar Rp 1.688, sedangkan LPG 12 kg maka biaya yang dibutuhkan mencapai Rp 2.095.
Achmad melanjutkan dalam perbandingkan tersebut menggunakan harga Rp 10.000 per m3 dan LPG 12 kg seharga Rp 187.674 per tabung. Menurut dia LPG 12 kg dijadikan acuan karena bukan subsidi seperti LPG 3 kg sehingga setara.
Tak berhenti disitu, untuk merealisasikan target 4 juta SR tahun 2024 perlu dukungan berbagai pihak, antara lain alokasi gas dalam jangka panjang, harga jual gas yang mencapai keekonomian, penyelarasan dengan program kompor listrik dan distribusi LPG subsidi, serta dukungan dalam kemudahan proses perijinan.
Achmad mengungkapkan, PGN akan menggunakan skema infrastruktur baik pipeline maupun non pipeline CNG/LNG untuk mencapai target tersebut.
"Penugasan terkait pembangunan jargas telah sesuai dengan regulasi dan didukung penuh oleh pemerintah sehingga infrastrukturnya merupakan objek vital, sehingga semua pihak perlu mendukung terselenggaranya program jargas ini," kata dia.
(nng)