Visa dan Mastercard Stop Beroperasi di Rusia Imbas Invasi Ukraina
loading...
A
A
A
"Perang ini menjadi ancaman berkelanjutan terhadap perdamaian dan stabilitas, serta menuntut kami merespons sesuai dengan nilai-nilai kami," kata bos Visa Al Kelly.
Dalam sebuah pernyataan, Mastercard juga menggambarkan, invasi yang sedang berlangsung ke Ukraina sebagai sesuatu yang "mengejutkan dan menghancurkan". Perusahaan kartu ini telah beroperasi di Rusia selama lebih dari 25 tahun. Ia menegaskan, bahwa mereka akan terus membayar upah 200 stafnya di sana.
"Kami menyesalkan dampak dari langkah yang kami ambil terhadap klien, mitra, merchant dan para pemegang kartu yang kami layani di Rusia," sambung pernyataan dari Visa.
Pihak perusahaan tidak mengungkapkan berapa banyak kartu Visa yang beroperasi di Rusia. American Express menyebut serangan Rusia terhadap Ukraina "tidak dapat dibenarkan" dan mengatakan pihaknya juga mengakhiri semua operasi bisnis di Belarus.
Presiden AS Joe Biden "menyambut baik keputusan itu" selama panggilan telepon dengan pemimpin Ukraina, Volodymyr Zelensky, menurut Gedung Putih.
Menambah Gejolak Keuangan
Susannah Streeter, analis pasar senior di Hargreaves Lansdown menerangkan, bahwa langkah itu terjadi setelah pemutusan bank-bank Rusia dari sistem pembayaran internasional Swift dan penurunan dramatis rubel.
"Nasabah bank di Rusia mungkin dapat terus menggunakan kartu sampai durasi kedaluwarsa berakhir, tetapi boikot membuat orang Rusia di luar negeri akan menghadapi pembayaran mereka ditolak," katanya.
Dia menambahkan, bahwa UnionPay China kemungkinan akan menjadi ' sistem pembayaran pilihan' alternatif bagi bank-bank Rusia karena sudah diterima di seluruh dunia, meskipun tidak seluas Visa dan Mastercard.
Dalam sebuah pernyataan, Mastercard juga menggambarkan, invasi yang sedang berlangsung ke Ukraina sebagai sesuatu yang "mengejutkan dan menghancurkan". Perusahaan kartu ini telah beroperasi di Rusia selama lebih dari 25 tahun. Ia menegaskan, bahwa mereka akan terus membayar upah 200 stafnya di sana.
"Kami menyesalkan dampak dari langkah yang kami ambil terhadap klien, mitra, merchant dan para pemegang kartu yang kami layani di Rusia," sambung pernyataan dari Visa.
Pihak perusahaan tidak mengungkapkan berapa banyak kartu Visa yang beroperasi di Rusia. American Express menyebut serangan Rusia terhadap Ukraina "tidak dapat dibenarkan" dan mengatakan pihaknya juga mengakhiri semua operasi bisnis di Belarus.
Presiden AS Joe Biden "menyambut baik keputusan itu" selama panggilan telepon dengan pemimpin Ukraina, Volodymyr Zelensky, menurut Gedung Putih.
Menambah Gejolak Keuangan
Susannah Streeter, analis pasar senior di Hargreaves Lansdown menerangkan, bahwa langkah itu terjadi setelah pemutusan bank-bank Rusia dari sistem pembayaran internasional Swift dan penurunan dramatis rubel.
"Nasabah bank di Rusia mungkin dapat terus menggunakan kartu sampai durasi kedaluwarsa berakhir, tetapi boikot membuat orang Rusia di luar negeri akan menghadapi pembayaran mereka ditolak," katanya.
Dia menambahkan, bahwa UnionPay China kemungkinan akan menjadi ' sistem pembayaran pilihan' alternatif bagi bank-bank Rusia karena sudah diterima di seluruh dunia, meskipun tidak seluas Visa dan Mastercard.