Rusia Sesumbar Punya Cukup Pembeli Migas Bahkan dengan Embargo AS dan Sekutunya

Jum'at, 11 Maret 2022 - 21:08 WIB
loading...
Rusia Sesumbar Punya...
Rusia memiliki cukup pembeli untuk minyak dan gas (migas)-nya bahkan ketika negara-negara Barat dan sekutunya menjatuhkan sanksi embargo sebagai tanggapan atas invasi Ukraina. Foto/Dok
A A A
ISTANBUL - Rusia memiliki cukup pembeli untuk minyak dan gas (migas)-nya bahkan ketika negara-negara Barat dan sekutunya menjatuhkan sanksi embargo sebagai tanggapan atas invasi Ukraina . Pernyataan ini disampaikan oleh seorang pejabat tinggi Kremlin.

"Kami tidak akan membujuk siapa pun untuk membeli minyak dan gas kami," kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada hari Kamis pada briefing di Turki setelah pertemuan dengan mitranya dari Ukraina, Dmytro Kuleba.



"Jika mereka ingin menggantinya dengan yang lain, mereka dipersilakan. Kami memiliki pasar sendiri, kami sudah memilikinya," sambungnya.

Pernyataan itu muncul ketika Eropa, pembeli tunggal energi Rusia terbesar sedang mempertimbangkan kemungkinan gangguan pasokan gas ketika perang dengan Ukraina terus berlanjut.

Benua Eropa sendiri memiliki ketergantungan terhadap Rusia untuk sekitar 30% dari gas yang dikonsumsinya. Sementara itu Eropa kabarnya tengah berusaha mengurangi ketergantungan itu dengan memanfaatkan pasokan baru, meningkatkan efisiensi dan menggunakan lebih banyak energi terbarukan.

Harga minyak mentah dan gas alam terus reli di tengah kekhawatiran pemotongan pasokan Rusia. Pada awal pekan ini, harga minyak mentah dunia mencapai level tertinggi sejak 2008, sementara harga gas Eropa mencetak rekor.

Beberapa aksi ambil untung dan pergantian cuaca dari musim dingin telah meredakan reli gas Uni Eropa, sementara pasar Brent telah melihat perubahan harga yang tajam seiring kabar dari Ukraina dan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC).

Rusia sepenuhnya mematuhi kewajiban memasok energi di dalam dan luar Eropa. Dimana Presiden Vladimir Putin mengatakan, "Kami memasok kepada pembeli utama kami, semua yang harus kami suplai," katanya dalam pidato yang disiarkan TV Rossiya di 24 negara bagian.

"Harga di sana naik, tapi itu bukan kesalahan kami," kata Putin.



AS yang telah melarang impor minyak Rusia dan bahan bakar fosil lainnya, telah memicu lonjakan harga komoditas mulai dari energi, logam hingga pangan. Inggris mengikuti jejak AS, meski tidak embargo penuh terkait impor gas.

Negara-negara Eropa lainnya, yang telah bergulat dengan krisis pasokan selama berbulan-bulan, memilih enggan mengambil langkah serupa. Sebaliknya pedagang minyak dan perusahaan telah melayangkan sanksi sendiri, bahkan berhenti beroperasi sepenuhnya di Rusia.

Rusia, yang saat ini mengirim gas alam ke China melalui jalur gas Power of Siberia, telah mengadakan pembicaraan dengan negara Asia itu mengenai kesepakatan jangka panjang besar lainnya untuk mengirim pasokan melalui Mongolia.

Saat ini, infrastruktur pipa gas Rusia tidak mampu mengalihkan arus gas ke barat atau timur. Namun jika kesepakatan tercapai, interkoneksi akan dibangun, mengurangi ketergantungan Rusia pada Eropa sebagai pembeli energinya.

(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1615 seconds (0.1#10.140)