Riset: Masyarakat Rugi Rp3,38 Triliun Gara-gara Krisis Minyak Goreng
loading...
A
A
A
Menurut dia, krisis minyak goreng ini harus diakhiri secepatnya karena minyak goreng kini merupakan salah satu kebutuhan pokok terpenting masyarakat, terlebih bulan Ramadhan akan segera datang.
“Pada 2021, konsumsi minyak goreng nasional kami perkirakan berada di kisaran 3,3 miliar liter, dengan pengeluaran per tahun masyarakat untuk membeli minyak goreng mencapai Rp43 triliun, dengan harga beli rata-rata sekitar Rp13 ribu per liter,“ urainya.
Dengan jumlahnya yang signifikan, kelas menengah di Indonesia mendominasi konsumsi minyak goreng nasional. Adapun rinciannya, kelas pengeluaran/kapita/bulan Rp1-3 juta yang merupakan 40,7% dari populasi, menyumbang hingga 46,4% konsumsi minyak goreng nasional.
Konsumen terbesar berikutnya adalah kelas pengeluaran Rp400.000-Rp1 juta, yang merupakan 46,9% dari populasi, menyumbang 42,2% konsumsi minyak goreng nasional.
Berangkat dari data tersebut maka tidak mengherankan bila kemudian kerugian ekonomi terbesar akibat lonjakan harga minyak goreng akhir-akhir ini akan ditanggung oleh kelas menengah.
“Konsumen rumah tangga minyak goreng di kelas pengeluaran/kapita/bulan Rp1-3 juta dengan konsumsi per hari 4,23 juta liter, menanggung kerugian ekonomi Rp1,57 triliun. Kerugian terbesar berikutnya dialami oleh konsumen di kelas pengeluaran Rp400.000– Rp1 juta dengan konsumsi minyak goreng per hari 3,85 juta liter, menanggung kerugian ekonomi Rp1,43 triliun,“ jelas Yusuf.
Sementara itu berdasarkan wilayah, kerugian ekonomi terbesar dari krisis minyak goreng dialami oleh konsumen rumah tangga di Jawa, dengan konsumsi 5,1 juta liter per hari, menanggung kerugian Rp1,99 triliun. Berikutnya adalah Sumatera dengan konsumsi 2,5 juta liter per hari, menanggung kerugian Rp0,85 triliun.
“Konsumen di wilayah lain seperti Kalimantan, Sulawesi, Bali Nusa Tenggara, Maluku dan Papua jika ditotal dengan konsumsi 1,7 juta liter per hari, menanggung kerugian Rp0,54 triliun,” pungkasnya.
Lihat Juga: Pedagang Ritel Harus Sabar, Utang Rafaksi Minyak Goreng Rp474 M Baru Dibayar ke Produsen
“Pada 2021, konsumsi minyak goreng nasional kami perkirakan berada di kisaran 3,3 miliar liter, dengan pengeluaran per tahun masyarakat untuk membeli minyak goreng mencapai Rp43 triliun, dengan harga beli rata-rata sekitar Rp13 ribu per liter,“ urainya.
Dengan jumlahnya yang signifikan, kelas menengah di Indonesia mendominasi konsumsi minyak goreng nasional. Adapun rinciannya, kelas pengeluaran/kapita/bulan Rp1-3 juta yang merupakan 40,7% dari populasi, menyumbang hingga 46,4% konsumsi minyak goreng nasional.
Konsumen terbesar berikutnya adalah kelas pengeluaran Rp400.000-Rp1 juta, yang merupakan 46,9% dari populasi, menyumbang 42,2% konsumsi minyak goreng nasional.
Berangkat dari data tersebut maka tidak mengherankan bila kemudian kerugian ekonomi terbesar akibat lonjakan harga minyak goreng akhir-akhir ini akan ditanggung oleh kelas menengah.
“Konsumen rumah tangga minyak goreng di kelas pengeluaran/kapita/bulan Rp1-3 juta dengan konsumsi per hari 4,23 juta liter, menanggung kerugian ekonomi Rp1,57 triliun. Kerugian terbesar berikutnya dialami oleh konsumen di kelas pengeluaran Rp400.000– Rp1 juta dengan konsumsi minyak goreng per hari 3,85 juta liter, menanggung kerugian ekonomi Rp1,43 triliun,“ jelas Yusuf.
Sementara itu berdasarkan wilayah, kerugian ekonomi terbesar dari krisis minyak goreng dialami oleh konsumen rumah tangga di Jawa, dengan konsumsi 5,1 juta liter per hari, menanggung kerugian Rp1,99 triliun. Berikutnya adalah Sumatera dengan konsumsi 2,5 juta liter per hari, menanggung kerugian Rp0,85 triliun.
“Konsumen di wilayah lain seperti Kalimantan, Sulawesi, Bali Nusa Tenggara, Maluku dan Papua jika ditotal dengan konsumsi 1,7 juta liter per hari, menanggung kerugian Rp0,54 triliun,” pungkasnya.
Lihat Juga: Pedagang Ritel Harus Sabar, Utang Rafaksi Minyak Goreng Rp474 M Baru Dibayar ke Produsen
(ind)