370 Sanksi Baru Inggris ke Rusia, Miliarder hingga Mantan Presiden Jadi Target
loading...
A
A
A
LONDON - Inggris telah mengumumkan 370 orang akan menjadi target dalam sanksi terbaru, mulai dari miliarder Rusia hingga petinggi yang berada dalam lingkaran kekuasaan Presiden Vladimir Putin. Salah satunya mantan presiden Rusia menjadi target dalam sanksi yang disiapkan Inggris sebagai respons terbaru atas Perang Ukraina .
Dmitry Medvedev dan juru bicara Presiden Vladimir Putin termasuk di antara mereka yang akan terkena pembekuan aset dan larangan perjalanan. Sebelumnya, Inggris telah memberikan tekanan kepada sektor perdagangan dengan Rusia, termasuk tarif tambahan sebesar 35% untuk vodka.
Langkah ini dilakukan setelah disahkannya undang-undang baru untuk mempercepat dan membuat sanksi Inggris semakin keras kepada Rusia. Pemerintah mempercepat Undang-undang Kejahatan Ekonomi melalui Parlemen setelah muncul kritikan bahwa Inggris terlalu lambat untuk menargetkan orang Rusia yang memiliki hubungan dengan Presiden Putin.
Undang-undang baru tersebut memungkinkan Inggris untuk memberi sanksi kepada mereka yang asetnya dibekukan oleh Uni Eropa (UE), Amerika Serikat (AS) atau Kanada dan mengambil tindakan untuk menghentikan orang-orang kaya Rusia menggunakan London sebagai tempat pencucian uang.
Komite Intelijen dan Keamanan Parlemen yang mengawasi intelijen Inggris mengatakan, pihaknya berharap undang-undang baru itu "setidaknya langkah pertama" dalam membantu pihak berwenang memastikan Inggris "bukan lagi tempat yang aman bagi oligarki Rusia dan pendukung mereka (Putin)".
Tetapi dalam sebuah pernyataan dari komite telah menjelaskan dua tahun lalu dalam laporannya tentang campur tangan Rusia dalam politik Inggris. Ditambah serta bahwa Inggris telah "menerima uang Rusia selama bertahun-tahun dengan beberapa pertanyaan tentang asal-usul kekayaan yang cukup besar ini".
Lalu Ia menekankan, bahwa tindakan mendesak sangat diperlukan. Perdana Menteri Rusia, Mikhail Mishustin dan Menteri Pertahanan, Sergei Shoigu termasuk di antara petinggi dalam lingkaran kekuasaan Presiden Putin lainnya yang akan dikenai sanksi oleh Inggris.
Tokoh lainnya termasuk sekretaris pers Putin, Dmitry Peskov dan juru bicara Urusan Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova yang oleh pemerintah Inggris disebut "propagandis Rusia".
Dmitry Medvedev dan juru bicara Presiden Vladimir Putin termasuk di antara mereka yang akan terkena pembekuan aset dan larangan perjalanan. Sebelumnya, Inggris telah memberikan tekanan kepada sektor perdagangan dengan Rusia, termasuk tarif tambahan sebesar 35% untuk vodka.
Langkah ini dilakukan setelah disahkannya undang-undang baru untuk mempercepat dan membuat sanksi Inggris semakin keras kepada Rusia. Pemerintah mempercepat Undang-undang Kejahatan Ekonomi melalui Parlemen setelah muncul kritikan bahwa Inggris terlalu lambat untuk menargetkan orang Rusia yang memiliki hubungan dengan Presiden Putin.
Undang-undang baru tersebut memungkinkan Inggris untuk memberi sanksi kepada mereka yang asetnya dibekukan oleh Uni Eropa (UE), Amerika Serikat (AS) atau Kanada dan mengambil tindakan untuk menghentikan orang-orang kaya Rusia menggunakan London sebagai tempat pencucian uang.
Komite Intelijen dan Keamanan Parlemen yang mengawasi intelijen Inggris mengatakan, pihaknya berharap undang-undang baru itu "setidaknya langkah pertama" dalam membantu pihak berwenang memastikan Inggris "bukan lagi tempat yang aman bagi oligarki Rusia dan pendukung mereka (Putin)".
Tetapi dalam sebuah pernyataan dari komite telah menjelaskan dua tahun lalu dalam laporannya tentang campur tangan Rusia dalam politik Inggris. Ditambah serta bahwa Inggris telah "menerima uang Rusia selama bertahun-tahun dengan beberapa pertanyaan tentang asal-usul kekayaan yang cukup besar ini".
Lalu Ia menekankan, bahwa tindakan mendesak sangat diperlukan. Perdana Menteri Rusia, Mikhail Mishustin dan Menteri Pertahanan, Sergei Shoigu termasuk di antara petinggi dalam lingkaran kekuasaan Presiden Putin lainnya yang akan dikenai sanksi oleh Inggris.
Tokoh lainnya termasuk sekretaris pers Putin, Dmitry Peskov dan juru bicara Urusan Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova yang oleh pemerintah Inggris disebut "propagandis Rusia".
(akr)