Aset Para Miliarder Rusia Ini Jadi Target Baru Inggris, Total Kekayaan Rp1.862 Triliun
loading...
A
A
A
LONDON - Menteri Luar Negeri, Liz Truss mengutarakan, Inggris bakal melangkah lebih jauh dan lebih cepat dari sebelumnya untuk menekan orang-orang terdekat Presiden Vladimir Putin. Berikut daftar miliarder Rusia yang menjadi target dalam370 sanksi terbaru Inggris sebagai respons atas Perang Ukraina.
"Kami meminta pertanggungjawaban mereka atas keterlibatan mereka dalam kejahatan Rusia di Ukraina. Bekerja sama dengan sekutu kami, kami akan terus meningkatkan tekanan pada Putin dan memotong dana untuk mesin perang Rusia," paparnya.
Semakin banyak orang Rusia yang menjadi sasaran sanksi terbaru Inggris dan sekutu baratnya sejak Presiden Putin melancarkan invasinya ke Ukraina pada 24 Februari.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky telah mengeluarkan, permohonan untuk sanksi yang lebih kuat dan intervensi militer Barat ketika penembakan Rusia terhadap kota-kota Ukraina telah menelan jumlah korban tewas yang semakin tinggi.
Dalam panggilan video dengan Perdana Menteri Boris Johnson, Zelensky mengatakan "kita masih bisa menghentikan mesin perang Rusia" dan sangat penting untuk melakukannya karena jika tidak "mereka akan datang untuk Anda".
Pekan lalu, Inggris memberlakukan pembekuan aset dan larangan perjalanan kepada pemilik Chelsea FC, Roman Abramovich dan 386 anggota parlemen Rusia yang memilih untuk mengakui dua wilayah yang dikuasai pemberontak di Ukraina timur sebagai negara merdeka.
Gelombang sanksi lebih lanjut diumumkan pada Selasa pagi, dalam koordinasi dengan Uni Eropa. Hal itu terkait perdagangan dengan Rusia dan termasuk kenaikan tarif impor 35% untuk vodka Rusia dan ratusan barang lainnya senilai 900 juta pounds atau setara Rp16,76 triliun (Kurs Rp18.623 per pounds).
Paket terbaru sanksi Inggris ditargetkan kepada individu serta organisasi yang memiliki hubungan dengan pemerintahan Presiden Putin. Beberapa dari mereka telah disetujui oleh sekutu Barat, di antaranya Mishustin dan Peskov, yang digambarkan oleh AS sebagai "pemasok utama propaganda Putin".
Inggris bergerak cepat memberi sanksi kepada orang lain seperti Abramovich, yang masuk daftar hitam oleh Uni Eropa pada hari Selasa dan dituduh "mendapat manfaat dari para pembuat keputusan Rusia" yang bertanggung jawab untuk mendestabilisasi Ukraina.
Nama tersohor dalam daftar terbaru individu yang dikenai sanksi di Inggris adalah Medvedev. Saat ini Ia menjabat wakil ketua Dewan Keamanan Rusia sejak 2020, Medvedev juga pernah menjabat sebagai presiden dari 2008 hingga 2012 dan sebagai perdana menteri dari 2012 hingga 2020.
Setelah dianggap lebih liberal daripada Presiden Putin, Medvedev memperingatkan negara-negara Barat terhadap sanksi dalam sebuah tweet-nya di awal bulan ini. Jangan lupa, ia sempat menulis, "bahwa dalam sejarah manusia, perang ekonomi cukup sering berubah menjadi perang nyata".
Pemerintah Inggris juga mengatakan, miliarder Rusia dengan perkiraan harta kekayaan gabungan mereka mencapai lebih dari 100 miliar pounds senilai Rp1.862 triliun ditambahkan ke dalam daftar sanksi terbaru.
Dalam daftar itu ada miliarder Mikhail Fridman, pendiri Alfa Bank, bank swasta terbesar di Rusia. Dia tinggal di London dan memiliki kepentingan bisnis di Inggris.
Pada konferensi pers di London pada 1 Maret, dia mengatakan, perang Ukraina merupakan "tragedi besar". Diterangkan juga olehnya bahwa sanksi oligarki tidak akan mempengaruhi Presiden Putin.
Beberapa miliarder lain yang disetujui oleh Inggris termasuk dalam target terbaru yakni German Khan, mitra bisnis Fridman di Alfa Bank, dengan perkiraan kekayaan bersih 7,8 miliar pounds yang jika dirupiahkan sebesar Rp145,2 triliun.
Lalu ada juga Petr Aven, mantan presiden Alfa Bank dengan perkiraan harta bersih yang dimilikinya mencapai 4 miliar pounds setara Rp74,4 triliun. Ditambah pemegang saham mayoritas di perusahaan baja Severstal, Alexey Mordaschov yang diperkiraan mengantongi kekayaan bersih 22,4 miliar pounds senilai Rp417,17 triliun.
Andrey Melnichenko, pendiri EuroChem Group dengan perkiraan kekayaan bersih 13,7 miliar pounds yang dalam rupiah setara dengan Rp255,1 triliun juga berada dalam target sanksi terbaru Inggris.
Di sisi lain sekretaris perdagangan internasional Nick Thomas-Symonds mengatakan, sanksi terbaru sangat mendesar agar Putin dan lingkaran di dalamnya tidak dapat menjalani gaya hidup Mayfair di Moskow saat melakukan kekejaman di Ukraina.
"Pemerintah sekarang perlu memastikan bahwa larangan ekspor tidak memiliki celah sehingga memiliki dampak maksimal," ungkapnya.
"Kami meminta pertanggungjawaban mereka atas keterlibatan mereka dalam kejahatan Rusia di Ukraina. Bekerja sama dengan sekutu kami, kami akan terus meningkatkan tekanan pada Putin dan memotong dana untuk mesin perang Rusia," paparnya.
Semakin banyak orang Rusia yang menjadi sasaran sanksi terbaru Inggris dan sekutu baratnya sejak Presiden Putin melancarkan invasinya ke Ukraina pada 24 Februari.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky telah mengeluarkan, permohonan untuk sanksi yang lebih kuat dan intervensi militer Barat ketika penembakan Rusia terhadap kota-kota Ukraina telah menelan jumlah korban tewas yang semakin tinggi.
Dalam panggilan video dengan Perdana Menteri Boris Johnson, Zelensky mengatakan "kita masih bisa menghentikan mesin perang Rusia" dan sangat penting untuk melakukannya karena jika tidak "mereka akan datang untuk Anda".
Pekan lalu, Inggris memberlakukan pembekuan aset dan larangan perjalanan kepada pemilik Chelsea FC, Roman Abramovich dan 386 anggota parlemen Rusia yang memilih untuk mengakui dua wilayah yang dikuasai pemberontak di Ukraina timur sebagai negara merdeka.
Gelombang sanksi lebih lanjut diumumkan pada Selasa pagi, dalam koordinasi dengan Uni Eropa. Hal itu terkait perdagangan dengan Rusia dan termasuk kenaikan tarif impor 35% untuk vodka Rusia dan ratusan barang lainnya senilai 900 juta pounds atau setara Rp16,76 triliun (Kurs Rp18.623 per pounds).
Paket terbaru sanksi Inggris ditargetkan kepada individu serta organisasi yang memiliki hubungan dengan pemerintahan Presiden Putin. Beberapa dari mereka telah disetujui oleh sekutu Barat, di antaranya Mishustin dan Peskov, yang digambarkan oleh AS sebagai "pemasok utama propaganda Putin".
Inggris bergerak cepat memberi sanksi kepada orang lain seperti Abramovich, yang masuk daftar hitam oleh Uni Eropa pada hari Selasa dan dituduh "mendapat manfaat dari para pembuat keputusan Rusia" yang bertanggung jawab untuk mendestabilisasi Ukraina.
Nama tersohor dalam daftar terbaru individu yang dikenai sanksi di Inggris adalah Medvedev. Saat ini Ia menjabat wakil ketua Dewan Keamanan Rusia sejak 2020, Medvedev juga pernah menjabat sebagai presiden dari 2008 hingga 2012 dan sebagai perdana menteri dari 2012 hingga 2020.
Setelah dianggap lebih liberal daripada Presiden Putin, Medvedev memperingatkan negara-negara Barat terhadap sanksi dalam sebuah tweet-nya di awal bulan ini. Jangan lupa, ia sempat menulis, "bahwa dalam sejarah manusia, perang ekonomi cukup sering berubah menjadi perang nyata".
Pemerintah Inggris juga mengatakan, miliarder Rusia dengan perkiraan harta kekayaan gabungan mereka mencapai lebih dari 100 miliar pounds senilai Rp1.862 triliun ditambahkan ke dalam daftar sanksi terbaru.
Dalam daftar itu ada miliarder Mikhail Fridman, pendiri Alfa Bank, bank swasta terbesar di Rusia. Dia tinggal di London dan memiliki kepentingan bisnis di Inggris.
Pada konferensi pers di London pada 1 Maret, dia mengatakan, perang Ukraina merupakan "tragedi besar". Diterangkan juga olehnya bahwa sanksi oligarki tidak akan mempengaruhi Presiden Putin.
Baca Juga
Beberapa miliarder lain yang disetujui oleh Inggris termasuk dalam target terbaru yakni German Khan, mitra bisnis Fridman di Alfa Bank, dengan perkiraan kekayaan bersih 7,8 miliar pounds yang jika dirupiahkan sebesar Rp145,2 triliun.
Lalu ada juga Petr Aven, mantan presiden Alfa Bank dengan perkiraan harta bersih yang dimilikinya mencapai 4 miliar pounds setara Rp74,4 triliun. Ditambah pemegang saham mayoritas di perusahaan baja Severstal, Alexey Mordaschov yang diperkiraan mengantongi kekayaan bersih 22,4 miliar pounds senilai Rp417,17 triliun.
Andrey Melnichenko, pendiri EuroChem Group dengan perkiraan kekayaan bersih 13,7 miliar pounds yang dalam rupiah setara dengan Rp255,1 triliun juga berada dalam target sanksi terbaru Inggris.
Di sisi lain sekretaris perdagangan internasional Nick Thomas-Symonds mengatakan, sanksi terbaru sangat mendesar agar Putin dan lingkaran di dalamnya tidak dapat menjalani gaya hidup Mayfair di Moskow saat melakukan kekejaman di Ukraina.
"Pemerintah sekarang perlu memastikan bahwa larangan ekspor tidak memiliki celah sehingga memiliki dampak maksimal," ungkapnya.
(akr)